Faye belum pulih dari terkejutnya yang bercampur rasa heran. Di depannya kini, tengah terpampang dua boneka beruang dengan dua ukuran yang berbeda. Keduanya sama-sama berwarna cokelat, namun diberikan oleh dua orang yang berbeda pula.
Ray dan Ringga.
Ada apa ini? Bagaimana bisa dua orang itu tiba-tiba mengirimi Faye barang yang nyaris sama dan di waktu yang bersamaan pula? Apa semesta sedang menjailinya saat ini?
Pertama-tama, hal yang harus Faye lakukan saat ini adalah berterimakasih kepada para pemberi hadiah tersebut. Meski ia tidak pernah meminta, tetapi mengucap Terima kasih setelah diberi sesuatu oleh orang lain sudah menjadi aturan dadar hidup yang tak dapat dielakkan, bukan?
Lafayetta YS.
Assalamualaikum wr. wb.
Mas Ringga, makasih, ya, bonekanya.
Lucu banget.
Tidak lama kemudian, balasan dari Ringga pun datang. Isinya justru bertanya apakah boneka pemberiannya itu tiba pada waktu malam hari atau Faye saja yang baru sempat mengabarinya. Yang selanjutnya, Faye balas dengan jawaban sesuai opsi pertama. Setelah beberapa saat bertukar pesan, Faye pun mengakhiri obrolan ketiknya dengan Ringga, dengan alasan hendak pergi tidur.Faye memandang agak lama layar ponselnya yang kini sudah mati. Ia merenungi chat-nya dengan Ringga barusan.
"Suasana di Cambridge sekarang udah Natal banget, Fay. Meski kita enggak ikut ngerayain, tapi nggak tahu kenapa aku pengin juga ngasih kamu kado. Dan si beruang cokelat itu lucu. Ngingetin aku ke kamu yang selalu ceria dan semangat pas latihan buat OSN dulu."
Adalah jawaban yang Ringga beri saat Faye bertanya mengapa pria itu tiba-tiba mengiriminya hadiah, padahal hari itu bukan merupakan hari kelahiran Faye. Dan dua kalimat terakhir yang Ringga ketik itu berhasil menggelitik sebagian rongga hatinya. Entah mengapa, perasaan kagum terhadap sosok Ringga yang sudah Faye coba lupakan kini timbul kembali walau sedikit.
"Enggak boleh gini, Fay. Ingat, kamu punya teman yang secara gamblang bilang cemburu soal Ringga! Satu aja udah repot, jangan ditambahin lagi," kata Faye yang bermonolog untuk ke sekian kali.
Dalam hati ia merutuk. Mengapa perasaan terlarang untuk Ringga yang dulu padam kini kembali menyala? Parahnya lagi, hal itu menimbulkan perasaan bersalah untuk sosok lainnya. Sosok yang katanya cemburu saat Faye menyebut nama Ringga tepat di depan wajahnya. Ray.
Tak mau ambil pusing dengan hal itu, Faye pun segera meletakkan boneka pemberian Ringga di atas nakas yang berada di sisi kiri ranjang. Lalu, netranya mulai melirik pada si bayi besar yang Faye yakin bisa dijadikan tempat tidur. Pemberian Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
MADELEINES
RomanceMenjadi anak perempuan terakhir dari seorang pemuka agama yang memiliki pesantren dengan reputasi terbaik di seluruh penjuru negeri tidaklah mudah. Faye, harus menghadapi berbagai aturan dan tradisi yang kadang-kadang membuatnya sulit untuk bergerak...