19. A Smart Programmer Girl

15 3 0
                                    

Libur musim dingin telah usai. Kini tiba saatnya bagi para siswa University of Cambridge untuk kembali beraktivitas. Menghuni kembali asrama yang sempat ditinggal selama beberapa pekan, menghadiri berbagai macam kelas yang sudah terjadwal, berkencan dengan tugas dan esai, dan yang pasti kembali mendiami perpustakaan kampus sebagai rumah nomor dua.

Begitu juga dengan Faye-yang memang tidak ke mana-mana. Jika sebulan belakangan ia habiskan untuk bersantai alias me time, kini ia kembali disibukkan dengan kegiatan kampus. Dan di hari pertama kegiatan belajar-mengajar dimulai, Faye sudah mendapat serangan telak dari Sir William untuk membuat suatu rancangan pola web dinamis, yang mana sebelumnya materi tersebut belum diajarkan oleh beliau. Beruntung, Faye merupakan mantan anggota tim OSN cabang teknologi yang pernah meraih juara satu untuk kategori pemrograman, sehingga membuat web dinamis dirasa tidak terlalu sulit untuknya.

Studi kasus yang Sir William berikan adalah untuk membuat situs berita dengan tampilan sederhana. Akan tetapi jika bisa membuat lebih menarik, maka tidak menutup kemungkinan akan mendapat nilai tambahan.

Sekilas, Faye mengamati situasi di kelas. Dalam sekali pindai, dapat ia simpulkan bahwa ada lebih dari separuh total siswa di kelas yang tampak bingung. Sebab seperti yang sudah Faye katakan, materi pembuatan web dinamis ini belum pernah diajarkan. Sejauh ini, baru mode HTML yang sudah dosen mereka kenalkan. Alhamdulillah, Faye nggak termasuk ke dalam golongan yang bingung.

Lalu, selepas kelas terakhir di hari ini usai, Faye bergegas meluncur menuju perpustakaan tercinta, demi bisa menuntaskan tugas web sesegera mungkin. Malam nanti, ada jamuan makan malam resmi dari kampus. Hal itu jelas akan memotong jam kerjanya sehingga akan terasa lebih menyiksa ketika waktu pengumpulan tiba di dua hari selanjutnya.

Hal yang pertama kali Faye lakukan ketika sampai di perpustakaan adalah memeriksa berbagai aplikasi yang sudah berbaris rapi di laptopnya selama beberapa tahun terakhir. Memastikan bahwa semuanya masih berfungsi dengan baik. Lalu, setelah seluruh rangkaian aplikasi dipastikan aman, Faye lantas mengambil buku gambar yang terselip di dalam tas. Ia mulai mencorat-coreti halaman kosong dengan sketsa perancangan sistem yang diawali dengan alur diagram konteks.

Terdapat dua entitas utama yang Faye pikirkan dengan saksama saat ini, yaitu pengguna dan admin. Faye lantas memisah laju jalan dua kategori tersebut, sebelum nantinya bisa dieksekusi ke dalam program.

Jemari Faye dengan lincah mencoret sana-sini, demi mendapatkan data yang tepat untuk tugasnya. Berbagai komponen dari struktur dan relasi antara tabel, selesai ia buat dalam waktu kurang dari satu jam. Lalu, ia mulai beralih fokus ke laptopnya untuk mengimplementasikan rangkaian data yang telah ia susun tersebut.

Faye masih asyik berkutat dengan barisan listing program ketika sebuah sapaan merdu mulai menginterupsi fokusnya, diiringi semerbak aroma kopi yang cukup khas. Spontan, ia mendongak dan mendapati figur Albany Ray Antasena tengah berdiri gagah di samping, seraya menenteng ransel di punggung dan dua tangan penuh dengan dua kantong plastik yang masing-masing berisi makanan dan minuman.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MADELEINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang