Panas Telinga

3.8K 167 5
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










"Asa." Sosok yang dipanggil menoleh. "Bisa tolong bantu disini !!"

Lelaki dengan raut datar itu ngangguk, tanpa membuang waktu dia langsung jalan kearah kerumunan ibu-ibu yang tidak lain adalah kumpulan tantenya.

"Sini duduk !!" Ucap tante tertua.

Hari ini memang sedang diadakan acara rutin keluarga, seperti biasanya yang mereka lakukan dalam waktu sebulan sekali.

Rumah yang sekarang dipakai adalah rumah milik kedua orangtuanya, karena memang acara ini dilakukan bergilir.

"Ya ampun, Jongu perhatian banget yah." Ucap salah satu dari tante yang berkumpul.

"Iya, seneng tuh Mashi banyak di manja." Respon tante nomor dua.

"Iyalah, harusnya emang gitu." Tante nomor tiga ikut menimpali. "Asa, kamu kapan nikah?" Yang ditanya berusaha acuh.

"Iya loh, masa Mashi udah mau lahiran tapi kamu belum nikah juga. Padahal kalian kembar, gak malu?"

"Bahkan kamu kalah sama adek bungsu sendiri loh, udah punya buntut tuh si Ruto."

Mata Asahi memejam, dia lelah karena setiap berkumpul pasti hal ini selalu jadi topik bahasan keempat tantenya.

"Tante tahu, kamu lagi asik kerja cuma yah harus seimbang. Karir maju, jodoh juga ada Sa." Ujar Tante tertuanya.

"Masa kamu mau jomblo terus? Nanti ponakan kamu udah gede, malu kalo ditanya sama mereka."

Setelah ucapan tante nomor tiga, Asahi langsung berdiri dan menghela nafas.

"Maaf tante, tapi ini hidup Asa. Jadi tolong, jangan terlalu perhatian karena Asa gak butuh."

Setelah berucap, Asahi langsung pergi. Masa bodo dengan berbagai ucapan tak mengenakan dari para tantenya sekarang, hatinya sudah cukup terluka.

"Yosh, aku susul Sasa dulu yah. Kamu, tolong dong bicara sama mereka !!"

"Iya Kyu, tolong bujuk Sasa yah !!"

Lelaki yang hendak menyusul anaknya itu hanya mengangguk, lalu segera bergegas jalan cepat.

"Sasa."

Langkah sosok yang dipanggil memelan, terlihat bahunya terkulai lemas tanda sudah menyerah dengan semua beban yang dia pikul.

"Mau Ibun bikinin sesuatu gak?"

Asahi menatap lelaki cantik didepannya, kemudian dia tersenyum kecut.

"Sasa capek, mau istirahat dulu yah bun."

"Sayang, kalo mau cerita langsung cari ibun aja yah !!" Asahi mengangguk.

"Sasa ke kamar dulu yah !!"

Cuma Nikah Kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang