Bab 9 bubar?

13 3 0
                                    


Keanno berjalan santai memasuki rumahnya. Ia melempar asal jaket kebanggaan Dominus kearah sofa ruang tamu, lalu merebahkan tubuhnya di lantai, perlahan cowok itu memejamkan matanya, karena hari ini cukup melelahkan.

" Ya ampun, kenapa bisa ada gembel masuk ke rumah sih?. Ma, pa, liat ini ada gembel " teriak Qeira yang melihat abangnya tertidur di lantai dengan seragam sekolah yang kotor akibat debu.

Tak lama, orangtua mereka pun datang menghampiri Qeira. Kirana-mama Keanno pun berdecak pinggang ketika melihat anak sulungnya tertidur lelap di lantai.

Dengan kasar Qiran-papa Keanno pun menarik tubuh putranya itu kasar, hampir saja kepalanya membentur meja, membuat Keanno tersentak dan membuka kedua matanya. Cowok itu mengucek kedua matanya, dan menatap kearah tiga orang di hadapannya.

" hmm, enak ya tidur di lantai? " tanya ibunya dengan nada mengomel.

Keanno menyengir, ia langsung berdiri dan menyalimi tangan kedua orangtuanya. " hehe, maaf ma, Kean cape banget "

Qeira memutar bola matanya malas.
" Halah, cape abis tawuran itu ma " adunya, lalu dengan cepat bersembunyi di belakang papanya, karena pasti abangnya itu akan memarahi dirinya.

Keanno melotot, mendengar aduan adiknya itu. Dasar tukang Cepu, awas aja, nanti ia akan memberikan pelajaran pada gadis itu.

Qiran menggelengkan kepalanya. " Kean, papa kan udah bilang sama kamu, jangan terlalu sering tawuran, bahaya " nasehatnya.

Keanno menundukkan kepalanya. Saat ini ia bukan seperti ketua Dominus yang memiliki sifat dingin, malah lebih mirip anak kecil yang merasa bersalah saat dimarahi saat ini. " maaf ma, pa. Tapi Kean lakuin tawuran itu, gara-gara gang terrong nyerang sekolah, sampe semua kaca di sekolah pada pecah " jelasnya.

Kirana menghela nafasnya. Ia berjalan kearah putranya itu, dan mengusap pelan kepalanya. " iya, mama ngerti, tapi usahakan, kamu menyelesaikan masalah itu pake kepala dingin. Mama itu selalu khawatir ketika kamu pulang selalu saja ada luka di wajah, sama tubuh kamu " ujarnya pelan.

Keanno mengangguk, lalu menatap kearah mamanya. " iya ma, Kean bakalan usaha buat nyelesain masalah pake kepala dingin, nanti "

Kirana pun tersenyum. " iya, cepat mandi gih, itu juga, bajunya simpen di mesin cuci "

Qeira tersenyum jahil. " inget tuh bang, baju kotornya simpen langsung si mesin cuci, jangan di lempar asal-asalan kayak kaos kaki " ujarnya dengan nada mengejek.

Keanno hampir saja melemparkan sepatunya pada adik laknatnya itu, tetapi ia berhasil menahan emosinya itu karena di depan Qeira ada papanya, kalau tidak mungkin ia sudah melempar sepatunya sejak tadi, ia langsung berjalan menuju kamarnya, tak lupa membawa jaket yang tergeletak di sofa.

" Bos gue punya info penting " ujar Ervin heboh. Ia langsung melempar ponselnya pada keanno dan langsung sigap ditangkap oleh cowok itu.

Keanno membaca postingan Instagram dari akun resmi Terrax. Di postingan itu tertulis bahwa Terrax sudah resmi di bubarkan, juga hal yang lebih mengejutkan lagi, postingan meninggalnya Rio, sang wakil ketua Terrax. Setelah membacanya ia langsung memberikan ponselnya pada sang pemilik.

" Jadi?, Apa yang harus kita lakuin sekarang? " tanya Naren menatap keanno datar. Dia dan yang lain sudah melihat postingan itu lewat ponselnya masing-masing.

Keanno nampak berfikir sejenak. Lalu ia menatap kearah kelima anggota intinya itu. " ya, kita harus datang ke makam Rio, nanti udah pulang sekolah " putusnya, membuat kelima cowok itu mengangguk.

Ya, bagaimana pun Dominus di bentuk untuk melindungi sekolah mereka, yang kerap kali di serang oleh Terrax. Jadi, bisa dibilang Terrax sangat berpengaruh terhadap Dominus.

Athar mengerutkan keningnya. " tapi, apa dia udah tau tentang pembubaran secara tiba-tiba ini?, Gue rasa dia nggak bakalan setuju Terrax di bubarin tanpa persetujuannya "

Pertanyaan itu sontak membuat kelima inti Dominus itu terdiam dan terlarut dalam pikiran masing-masing. Benar, ini aneh, karena dia tidak mungkin membiarkan Terrax bubar begitu saja.

Hoshi menggelengkan kepalanya frustasi. " Halah pusing gue mikirnya, bisa aja kan, Terrax itu di bubarin karena anggotanya udah capek, di pimpin sama Rio pengecut itu "

Izhar terdiam sebentar. " lalu, alasan Rio meninggal karena apa? " tanyanya bingung. Ia merasa janggal, pasalnya jika Rio kecelakaan, kenapa pada malam hari cowok itu masih terlihat di jalan menuju markasnya.

Keenam cowok itu kembali terdiam, memikirkan sebab kematian Rio yang terasa janggal.

Lamunan mereka terbuyarkan ketika Nara berteriak kencang, karena terkena tumpahan kuah bakso yang cukup panas. Gadis itu menatap kearah sang pelaku yang tengah tersenyum miring.

" gimana?, Enak kan, tangan Lo kena kuah panas ini? " tanya Tiara-kakak kelas yang tidak suka pada Nara, alasannya karena Nara selalu mendapat perhatian dari semua guru karena berprestasi, termasuk ibunya yang suka membandingkan dirinya dengan Nara, ibunya adalah seorang guru di SMA Wirasakti.

Dengan cepat Alezya dan yang lain menghampiri Nara, begitu pula dengan Athar. Cowok itu memegangi tangan Nara yang memerah dan sedikit lecet akibat kuah panas itu. Ia langsung menatap tajam kearah Tiara. " Berani-beraninya Lo ngelukain cewek gue " bentaknya.

Tiara bersidekap dada dengan menatap datar kearah Athar. " terus Lo mau apa? "

Athar nyaris saja memukul wajah cewek itu, namun dengan cepat ditahan oleh Ervin. " sabar thar, inget dia itu cewek, Lo nggak boleh kasar " peringatnya, membuat Athar menurunkan tangannya.

Cowok itu lalu menggendong Nara ala bridal style menuju UKS. Sebagian perempuan menjerit melihat perlakuan manis Athar pada Nara.

" ihh, kenapa pake di gendong segala?, Yang sakit itu tangan aku thar, bukan kaki " ujarnya pelan, namun Athar malah terdiam. Wajahnya memerah menahan malu, ketika semua murid di koridor menatapnya, dengan cepat ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Athar.

Via berjalan mendekati Tiara yang masih saja bersidekap seraya memandang remeh kearahnya dan temannya yang lain. Karena emosi ia langsung mendorong bahu Kakak kelasnya itu " heh, Mentang-mentang Lo anak guru, Lo jadi seenaknya ya ke semua murid di sekolah ini "

Tiara terkekeh. " emangnya kenapa kalau gue seenaknya sama kalian? " tanyanya dengan nada remeh. " Lo mau laporin gue ke BK?, Silahkan gue nggak takut " lanjutnya.

Karena tidak kuat menahan emosinya lagi, tanpa ba-bi-bu, via langsung menjambak rambut panjang Tiara, membuat sang empu berteriak kencang, dengan cepat Tiara langsung membalas balik jambakan via. Dan terjadilah aksi saling Jambak satu sama lain diantara keduanya.

Tiara menatap kearah kedua teman-lebih tepatnya babunya di sekolah. " ngapain Lo berdua diem?, Sini bantuin gue " ujarnya seraya berusaha melepaskan cengkraman via dari rambutnya.

Dengan cepat starla dan Neska menahan kedua babu Tiara untuk melepaskan via. Mereka berdua ikut menjambak rambut keduanya. Hingga terjadilah aksi saling Jambak diantara keenam gadis itu.

Sementara Alezya dan Stella hanya diam menyaksikan pertengkaran itu, mereka berdua tidak terlalu tertarik untuk bergabung.

Lain halnya dengan Hoshi, Izhar, dan Ervin yang meneriaki mereka membuat Susana semakin heboh.

" HEY ADA APA INI? ". Suara pak Bayu menggelegar di seluruh kantin. Membuat semua murid langsung terdiam, bahkan ada yang langsung pergi menuju kelasnya.

Kalian pasti sudah bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya. Mereka berenam diseret ke ruang BK.































.......

The Story Of AlezyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang