" Nggak, kalian nggak boleh berangkat ke sana tanpa pengawalan. Itu bahaya Zeya " tolak Dimas mentah-mentah.Alezya menatap dimas dengan tatapan kecewa. Ia mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
" Pliss dim izinin kita, demi keselamatan sahabat kita, gue nggak mau mereka ke Napa Napa gara-gara kita nggak pergi nyelametin mereka " pintanya dengan mata berkaca-kaca.Dimas menghela nafas pasrah. " Oke, tapi tetep, gue bakal kirimin beberapa pasukan buat ngawal kalian, tapi secara sembunyi-sembunyi " finalnya.
Alezya mengangguk. " Oke, makasih dim " ujarnya dengan senyuman. Ia lalu menatap Stella dan via yang berdiri di belakang mereka. " Oke grils, kita berangkat sekarang "
Stella dan via mengangguk dengan semangat. " Ayo "
Akhirnya ketiga gadis itu sampai di depan gerbang sebuah rumah kosong yang terletak di tengah-tengah sebuah hutan.
" Ini lokasi yang sama tempat Riska di sekap " ujar Stella seraya mengeratkan genggaman nya pada hand gun yang ia bawa.
Alezya mengangguk. " Iya, jadi kita harus hati-hati , pasti banyak orang yang jaga di sini "
Suara gerbang terbuka membuat atensi ketiga gadis tersebut teralihkan. Di hadapan mereka ada 5 orang pria yang membawa senjata, sudah dipastikan kalau mereka salah satu penjaga di sini.
Salah satu dari mereka tersenyum miring. " Ohh, kalian sudah sampai ternyata cepat, sahabat kalian sudah menunggu untuk di selamatkan " ucapnya dengan nada remeh.
Via hendak maju terlebih dahulu, namun langsung dihadang oleh pria itu. " Eits, mau kemana gadis kecil, kami tidak mungkin akan membiarkan kalian masuk begitu saja. Kalian harus melawan kami terlebih dahulu " ucap pria itu.
Via berdecak, lalu melayangkan pukulan ke perut pria itu. Perkelahian pun terjadi, 3 vs 5. Beberapa menit, akhirnya ketiga gadis itu berhasil melumpuhkan kelima pria tadi.
" Huh, lumayan juga tenaga gue ke kuras " ujar via seraya mengusap keringat di dahinya lalu mendudukkan dirinya di tanah.
" Jangan dulu santai-santai via, kita masih harus lawan banyak orang lagi di dalam " sahut Stella datar.
Via merenggut, lalu kembali berdiri dan memasang posisi waspada. Alezya menepuk pundaknya pelan.
" Sabar Vi, abis kita selamatin semua orang yang ada di dalam sana, gue janji bakal traktir Lo sepuasnya " ucap alezya dengan senyuman tipis.
Via mengangguk malas. Ia dan alezya langsung menyusul Stella yang sudah berjalan terlebih dahulu ke dalam.
Ketiga gadis itu menelan ludahnya ketika melihat sekitar 10 pria dewasa di hadapan mereka, sepertinya mereka mempunyai skill bela diri lebih unggul dari yang mereka lawan sebelumnya.
" Apa kita bakal selamat Zey? " Tanya via takut.
Alezya mengangguk. " Ya, kita pasti bisa. serangg "
Perkelahian kembali terjadi, masing-masing melawan tiga pria sekaligus, sedangkan satu pria sisa, hanya menonton dengan santai.
Stella hampir kewalahan melawan tiga pria itu, bahkan dahinya sudah terluka akibat salah satu dari mereka mendorongnya hingga membentur tembok.
Dengan gerakan cepat, Stella langsung melayangkan kakinya pada organ intim pria itu, dan akhirnya ia berhasil menumbangkan satu. Oke, tersisa dua pria lagi. Dengan senyuman miring, Stella mengambil hand gun yang tersimpan di saku celana nya dan mengarahkan kearah jantung dua pria itu.
Dor
DorBerhasil, dua pria itu tumbang. Lagi pula tidak ada yang melarang menggunakan senjata di perkelahian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Alezya
Short Story" bunda, bunda mau kemana? " Tanya seorang gadis yang berumur 11 tahun itu. Ia memegang ujung baju bundanya. Wanita yang di sebut bunda itu tersenyum lalu berjongkok di depan putrinya. Ia mengusap pelan pipi anak itu. " Bunda mau pergi sebentar, tap...