Alezya terdiam stelah mendengar perkataan ayahnya yang akan menceraikan Zoya dan menyuruhnya untuk kembali ke London dan tidak menampakkan dirinya lagi.Ya, setelah penjelasan tadi, Zoya langsung meminta maaf dan meminta kepada Arya untuk kembali memulai hidup dari awal. Jelas itu membuat Arya marah dan menolak, karena ia sudah memutuskan untuk menceraikan Zoya, kecuali jika Alezya memberikan pembelaan pada bundanya itu.
Dirinya juga sempat menangis di pelukan Alex tadi. ia bingung antara harus menerima kembali Zoya kedalam kehidupan atau justru menyuruhnya kembali ke London. Jadi, ia meminta waktu satu hari untuk memikirkan semuanya.
Keluarganya kembali utuh memang menjadi impian terbesar sejak 6 tahun yang lalu, namun apa ia bisa menerima kenyataan ini?.
Suara ponsel bergetar membuyarkan lamunannya, Alezya langsung mengambil ponselnya yang berada di nakas, terlihat nama Stella di sana.
" Gimana keadaan Lo? " Tanya Stella langsung.
Alezya tersenyum miris, lalu menghela nafas. " Entahlah antara baik, juga... Kurang baik. Lo sendiri gimana sekarang? "
" Lumayan baik, tapi gue harus istirahat di rumah selama berhari-hari, ngebosenin banget " gerutu stella.
Alezya terkekeh. " Ya nggak papa, kali-kali kan Lo diem di rumah nggak ngapa-ngapain "
Stella hanya membalas dengan deheman pelan.
" Ohh ya, gimana hubungan Lo sama anak-anak yang lain?, terutama... sama starla? " Tanya Alezya sedikit hati-hati.
Stella menghela nafas. " Yaa begitu lah, mereka udah mulai bersikap kayak biasanya ke gue, tapi ya... Masih agak canggung dikit, mereka... Kayak takut gitu "
Alezya menghela nafas. " Kalau mereka aja kayak gitu sama Lo, apalagi ke gue, pasti mereka... Bakal jauhin gue " ujarnya lesu.
" Yaa... mungkinn, tapi tenang gue sama via bakal jelasin ke mereka semua secepatnya "
Alezya hanya tersenyum tipis. " Nggak usah lah, nanti kita jelasin bareng-bareng, takut mereka nggak percaya kalau cuma kalian berdua doang "
Stella mengangguk. " Oke, udah dulu ya, bye Zeya, sekolah Lo cepet sembuh "
Tut.
Alezya menghela nafas lega, akhirnya ia bisa berkomunikasi lagi dengan Stella. Setelah kejadian 4 hari lalu, ia sama sekali tidak berkomunikasi dengan teman-temannya. Ia paham pasti mereka merasa kecewa. Apalagi ia sempat mendengar ketika mereka di sekap, video rekaman cctv di markas Terrax ketika pembunuhan Rio di pertontonkan pada mereka.
Yang sudah menjenguk sejauh ini hanya orangtua Neska dan Dimas. Yang lainnya belum, atau pun tidak akan.
Suara pintu ruangan Alezya terbuka, menampakkan Tante Luna yang datang bersama Stella dan... Sahabatnya?, kenapa mereka bisa ada di sini?.
" ZEYAA "
Dengan terburu-buru sahabatnya langsung berlari dan memeluknya erat, membuat Alezya merasa tercekik. Akhirnya ia bisa bernafas lega ketika mereka melepas pelukannya.
Alezya menatap satu persatu sahabatnya. Ia menundukkan kepalanya. " Maaf " gumamnya pelan.
Ke lima gadis itu tersenyum. Starla mengangkat dagu Alezya. " Iya Zeya, kita udah maafin Lo, via, sama Stella kok, mama udah ngejelasin semuanya " ucapnya seraya melirik kearah Luna yang duduk di sofa.
Alezya menatap antusias kearah Luna. " Serius Tan? " Tanyanya tak percaya.
Luna mengangguk dengan senyuman.
" Iya, jadi kamu nggak usah khawatir lagi sekarang ya? "Alezya mengangguk semangat. " Iya Tan, makasih ya "
Nara memberikan sebuah paper bag berisi makanan kesukaan Alezya dan buah-buahan untuknya. " Ini buat Lo, awas harus dimakan "
Alezya mengangguk lalu menyimpan paper bag itu di nakas.
" Zey, " panggil Luna membuat Alezya yang sedang mengobrol menoleh.
" Iya Tan, ada apa? "
Luna terdiam sebentar. " Bunda kamu sekarang ada dimana? "
Alezya menghela nafasnya. " Kayaknya bunda nginep di hotel Deket sini deh Tan "
Luna pun mengangguk lalu beranjak dari duduknya. " Ya sudah, Tante izin pulang duluan ya, mau ketemu sama Bunda kamu "
Alezya mengangguk lalu kembali mengobrol dengan para sahabatnya. Ia menceritakan kejadian kemarin pada sahabatnya dan meminta saran pada mereka.
Alezya menghela nafasnya. Kemarin ia sudah meminta saran pada sahabatnya tentang keputusan apa yang harus ia pilih.
" Kalau menurut gue ya Zey, Lo maafin aja bunda, kan setiap manusia pasti bikin kesalahan, dan Lo harus bisa menerima kenyataan bahwa Lo punya dua Abang " -Nara.
" Iya bener tuh, sebelum Lo menyesal mending Lo kasih kesempatan sama bunda " -via.
" Mau gimanapun, bibi Zoya itu, wanita hebat yang udah ngelahirin Lo ke dunia ini, masa nggak di maafin sih " -Neska.
" Ini memang keputusan yang berat, tapi Lo harus wujudkan impian 6 tahun lalu, mempunyai keluarga bahagia dan utuh " -stella.
" Juga ya, lumayan, sekarang Lo punya dua Abang ganteng yang siap jagain dan nemenin Lo kapan aja " -starla.
" Jadi, bagaimana keputusan kamu Ale? " Tanya Arya, menatap putrinya itu.
Alezya mendongak dan menatap kearah empat orang yang duduk di sofa. Ia tersenyum. " Ale mau wujudkan impian 6 tahun lalu yah, Ale mau punya keluarga bahagia dan utuh kayak dulu. Jadi... Ale maafin bunda "
Zoya tersenyum bahagia, ia menangis terharu mendengar ucapan Alezya.
Ia langsung berjalan ke brankar dan memeluk putrinya itu. " Makasih Ale, makasih udah mau ngasih kesempatan buat bunda perbaiki semuanya "Alezya membalas pelukan itu. " Iya bunda, Ale juga seneng, sekarang Ale punya dua Abang " kekehnya, lalu mengusap air mata yang muncul dari sudut matanya.
Zoya melepaskan pelukannya. Lalu kembali duduk di sofa, ia menatap Arya. " Jadi mas? "
Arya menghela nafasnya. " Baiklah, aku tidak jadi menceraikan kamu Zoya, kamu hanya beruntung karena mendapatkan maaf dari Ale. Tapi aku mempunyai satu syarat "
" Apa? " Tanya Zoya.
" Kau harus menunjukkan dimana makam Rendi berada, dan mengajakku kesana "
Zoya mengangguk. " Baiklah aku dan Alderic akan menunjukkan nya, kapan kau akan pergi ke sana? "
" Kalau bisa, besok kita berangkat. Kalau kau tidak keberatan " jawab Arya.
Alezya terkekeh melihat interaksi Arya dan Zoya yang masih canggung. Ia menatap kearah Alderic yang juga ikut menatapnya. Ia tersenyum, lalu menaikkan turunkan alisnya.
Seolah mengerti, Alderic mengangguk. Ia lalu menatap bundanya. " Bunda, bagaimana kalau kalian pergi hanya berdua saja, aku tidak perlu ikut ke sana " usulnya.
Alex mengangguk setuju. " Benar, aku setuju dengan Eric, kalian pergi berdua saja, sekalian untuk memperbaiki hubungan kalian juga "
Arya dan Zoya saling tatap satu sama lain. Arya pun mengangguk. " Baiklah, kami akan pergi berdua. Tapi ayah peringatkan, kalian berdua harus menjaga Ale dengan baik " pesannya pada Alex dan Alderic.
Dengan kompak, Alex dan Alderic mengangguk. " Siap, dengan senang hati kami akan menjaga tuan putri Alezya, sama seperti menjaga nyawa kami sendiri " ucap Alderic dramatis.
Alezya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. " Sok puitis Lo bang " balasnya.
Alderic hanya menyengir. Lalu merangkul bahu Alex sok akrab. " Ya nggak papa dong le, sok puitis dikit nggak ngaruh wir, ya kan lex? "
Alex memutar bola matanya malas, lalu melepaskan tangan Alderic dari bahunya. " Sokab Lo, kita belum belum kenal ya "
Alderic tersenyum paksa. " Iya, kita belum kenal " ujarnya dengan nada kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Alezya
Short Story" bunda, bunda mau kemana? " Tanya seorang gadis yang berumur 11 tahun itu. Ia memegang ujung baju bundanya. Wanita yang di sebut bunda itu tersenyum lalu berjongkok di depan putrinya. Ia mengusap pelan pipi anak itu. " Bunda mau pergi sebentar, tap...