Bab 14 Bebas

5 2 0
                                    


" Thank you mom, you are the best for me " ujar seorang laki-laki seraya memeluk mamanya erat.

Wanita itu mengangguk. " iya, jangan diulangi lagi Eric! " Ucapnya tegas.

Lelaki yang disebut Eric pun mengangguk. " ya, aku tidak akan melakukannya lagi " balasnya dengan senyuman tipis.

Wanita itu mengangguk. " Ya, mom pegang janji kamu. Lebih baik sekarang kau kembali pulang saja ke London, bersama mom "

Eric menggeleng. " Tidak mom, ada yang harus aku lakukan dulu di sini "

Wanita itu menatap bingung. " apa?, Apa yang mau kau lakukan Eric?, Jangan macam-macam " peringatnya.

Eric menghela nafas. " ahh mom, kau tahu, aku harus balas dendam pada seseorang karena telah membunuh sahabat ku " ujarnya dengan wajah sedih.

" siapa? " tanya wanita itu bingung.

Eric menggeleng. " Entahlah, aku tidak tau siapa yang sudah membunuh dia. Jadi aku ingin meminta bantuan pada pak Anton, untuk mencari pelakunya " jawabnya seraya melirik pada pak Anton yang sedang berdiri di luar.

Wanita itu menghela nafas. " baiklah, mom akan tinggal disini dalam beberapa Minggu lagi sampai balas dendam mu selesai, setelah itu kita pulang ke London, mom tidak mau kau tinggal disini lagi "

Eric mengangguk malas. " ya, tapi aku harus mengetahui terlebih dahulu pelakunya, setelah itu aku akan menyusun rencana " ucapnya dengan senyuman miring.

Wanita itu hanya mengangguk pelan. Teringat akan sesuatu ia langsung menatap kearah Anton. " Apakah kau sudah membuat gadis itu pergi dari sini? "

Anton mengangguk. " sudah nyonya, kami sudah membuat salah satu keluarga jatuh sakit, hingga ia harus kembali ke kampung halamannya " jelasnya, membuat wanita itu tersenyum senang, mungkin tidak akan ada yang menemukannya.

*

" bang, tolong beliin cemilan dong, stok di rumah udah habis " pinta Alezya pada Alex yang sedang menulis.

Alex menoleh sebentar dengan deheman kecil, lalu kembali menulis.
" tunggu selesai " ujarnya datar.

Alezya mengangguk. " oke, Zeya tunggu di ruang tengah " ujarnya lalu berjalan keluar kamar Alex.

Sudah hampir satu jam ia menunggu, tapi abangnya tak kunjung turun dari kamarnya. Ia beranjak dan berjalan menuju kamar Alex. Langkahnya langsung terhenti ketika melihat abangnya itu tertidur diatas meja dengan tangan yang masih memegangi pulpen. Pasti abangnya itu kelelahan akibat tugas kuliah yang menumpuk. Karena kasihan ia langsung mengambil selimut dan di balutkan ke tubuh Alex.

" oke, gue beli sendiri aja deh " gumamnya pelan, lalu berjalan keluar kamar.

Setelah mengeluarkan mobil miliknya, Alezya langsung menancap gas menuju mini market. Saat hendak mendorong pintu, langkahnya langsung terhenti ketika melihat siluet seseorang yang ia kenali.

" permisi " ucap seorang wanita di belakangnya, membuat Alezya tersadar dan langsung berjalan masuk. Mungkin ia salah lihat tadi.

Seperti biasa ia akan membeli banyak cemilan untuk stok di rumah. Setelah membeli semuanya ia langsung membayar ke kasir, lalu berjalan keluar.

Namun lagi-lagi ia melihat siluet itu lagi, yang berdiri membelakanginya di dekat mobilnya. Lalu ketika ia hendak mendekat kearah mobil, orang itu langsung pergi begitu saja, seraya memasukan ponsel kedalam saku jaketnya. Mencurigakan pikir Alezya, namun segera ia tepis pikiran itu. Dan langsung kembali menuju rumahnya.

Orang yang tadi berdiri di dekat mobil Alezya menghela nafas lega, ia langsung menelpon seseorang.
" Sukses "

" apakah ada kendala? "

" ya, dia hampir melihat wajahku, untungnya aku segera bersembunyi " jawabnya dengan helaan nafas lega.

" huh, aku sudah menyarankan untuk orang lain saja, tapi kau tetap keras kepala "

Orang itu terkekeh pelan. " maaf, tapi aku hanya memastikan sendiri, apa benar wajahnya sama persis, dan ternyata memang itu dia "

" oke, segera kembali "

Tut.

Orang itu langsung memutuskan telpon secara sepihak, dan langsung berjalan menuju mobilnya.

*

Alezya langsung disambut oleh Alex yang mungkin baru saja bangun, terlihat dari wajahnya yang masih bermuka bantal. " Sendiri? " tanya Alex singkat, masih dengan suara serak khas bangun tidur.

Alezya mengangguk. " ya, karena Abang kayak capek banget " jawabnya, lalu berjalan menuju dapur.

Alex mengikuti Alezya menuju dapur, karena merasa haus. Terlihat adiknya itu sedang menyusun cemilan yang ia beli tadi dengan raut terpaksa, itu karena bi Rani sedang ada urusan diluar.

" tertekan banget wajahnya " ujar Alex dengan kekehan kecil.

Alezya menoleh dengan tatapan sengit. " namanya juga terpaksa " balasnya kesal.

Alex meneguk minumannya hingga tandas, lalu menghampiri Alezya.
" kalau nggak mau ngelakuin, biarin aja, bibi juga bentar lagi pulang "

Gadis itu mengangguk, lalu menghentikan aktivitas nya. Ia menatap Alex lekat. " bang " panggilnya, Alex menjawab dengan deheman pelan.

" percaya nggak kalo Abang punya kembaran? " tanya Alezya tiba-tiba, membuat Alex menatapnya heran.

" kembaran? " beo Alex.

Alezya mengangguk. " iya kembaran. Percaya nggak? "

Alex mengangguk. " iya percaya, kan di dunia ini ada tujuh orang yang mirip kita. Emangnya kenapa? " tanyanya balik.

Alezya menggeleng. " Nggak, cuma nanya aja ". Benar juga yang dikatakan abangnya, di dunia ini kita mempunyai tujuh orang yang mirip.

" Apakah gadis bisu itu sudah ditemukan? " tanya Alezya pada seorang laki-laki yang bernama Dimas, dia adalah orang kepercayaan ayahnya yang di tugaskan untuk membantunya.

Dimas menggeleng. " Belum Zey, kita aku bersama Michel dan ayu sudah mencari ke seluruh kota, tapi sayangnya tidak ada tanda-tandanya "

Ayu mengangguk. " ya, kata tetangganya, dia sudah tidak ada dikontrakkan selama 1 satu Minggu ini "

" ada kemungkinan dia pindah " ujar Michel, membuat Alezya terdiam. Kalau dia sudah tidak ada, kecil kemungkinan ia akan bisa menemukan bundanya.

Michel menepuk pundak Alezya. " yang sabar Zey, gue yakin, Lo pasti bakal ketemu sama bunda Lo "

Alezya mengangguk seraya tersenyum tipis. " makasih kalian udah mau bantu gue, meskipun dia nggak ditemukan, tapi gue tetep ngehargai bantuan kalian "

Ayu, Michel, dan Dimas mengangguk.
" Iya, tapi gue akan tetep minta bantuan sama guru " ujar Dimas.

*

" bos, gue denger dia udah bebas dari penjara " ujar Hoshi heboh.

Keanno dan yang lain tersentak.
" nggak usah Ngawur Lo shi, mana mungkin dia bebas secepat itu, masa tahanannya aja masih lama " balas Ervin tak percaya.

Hoshi berdecak. Iya lalu memberikan ponselnya pada Ervin dan yang lain.
" Lo liat, itu bener dia kan? " tanyanya. Yang lain langsung fokus melihat foto seorang laki-laki yang hendak masuk kedalam mobil dengan memakai jaket kebanggaan Terrax.

" bener itu, itu dia. Liat itu jaket yang dipake nya " tunjuk Izhar pada jaket yang dipake laki-laki itu.

Athar menatap heran pada foto itu.
" kenapa dia bisa bebas? "

" Di bantu sama orangtuanya mungkin ". Naren mengeluarkan opini nya.

Hoshi mengangguk setuju. " Bener Lo ren, pasti keluarga dia itu orang yang cukup berpengaruh, jadi dia bisa dibebaskan dengan mudah, pake uang mungkin " terka nya.

" kalau itu bener, kita harus waspada " ujar keanno datar, membuat ke-lima inti Dominus yang lain mengangguk.




















.......

The Story Of AlezyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang