Bab 16 ulang tahun

4 2 0
                                    


Alezya membuka matanya, ketika suara alarm membangunkan nya. Dia mengambil ponselnya dengan mata setengah terbuka. Ia langsung membulatkan matanya ketika melihat tanggal, hari ini adalah hari ulang tahun bundanya. Ia segara turun dari kasur dan bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi ia langsung berjalan keluar menuju dapur, ia akan melakukan kebiasaannya yang dilakukannya setiap tahun. Setelah siap, ia langsung masuk ke mobil dan pergi dari rumah.

Setelah sampai di tempat tujuan, ia langsung keluar dari dan berjalan masuk ke area hutan. Ia tersenyum ketika sampai di depan sebuah rumah pohon, ia langsung menaiki tangga dan mendudukkan dirinya, lalu membuka sebuah kotak berisi kue ulangtahun, ia menancapkan lilin berbentuk angka lalu menyalakannya.

" happy birthday bunda "
" happy birthday bunda "
" happy birthday, happy birthday "
" happy birthday... Bundaa "

Setelah selesai bernyanyi, alezya langsung menutup matanya, kemudian meniup lilin. " Selamat ulang tahun bunda. Harapan aku tetap sama, semoga bunda bisa pulang lagi ke rumah " gumamnya pelan, lalu menyimpan kue itu di sampingnya.

Tak lama kemudian air mata mulai turun dari matanya. Alezya mendongak menatap bulan yang cukup terang malam ini. Ia tersenyum getir. " ya Allah, kapan bunda pulang?, Zeya kangen sama bunda ya Allah " lirihnya, ia meremas dadanya yang terasa sesak. Ia teringat ketika terakhir kali bertemu bundanya di sini. Dia berpamitan padanya, dan berjanji akan pulang. Namun buktinya, sampai sekarang bundanya tak kunjung pulang.

Ini sudah tahun ke enam Alezya selalu datang kerumah pohon ini ketika ulang tahun bundanya. Dalam hati ia selalu berharap, kalau bundanya datang dan memeluknya, namun sepertinya itu hanya sebuah mimpi untuknya.

Tanpa Alezya sadari, ada seorang pria yang memperhatikannya di balik sebuah pohon besar. Pria itu merasa kasihan melihat Alezya yang menangis di atas rumah pohon sendirian, terlihat dia sangat merindukan sosok bundanya.

" maafkan bapak Alezya, bapak terpaksa ikut nyonya " ucapnya pelan. Lalu segera pergi dari tempat itu.

*

" loh Alezya mana? " tanya starla melihat meja sahabatnya itu kosong.

Stella yang sedang fokus pada ponselnya menggeleng samar. " nggak tau, kayaknya dia nggak sekolah hari ini " balasnya cepat.

Starla terdiam, aneh sekali Alezya tidak masuk hari ini, setahunya gadis itu tidak sakit. Ia memutuskan bertanya pada Neska yang sedang mencoret bukunya. " Ness, Lo tau nggak kenapa Alezya nggak sekolah? "

Neska menghentikan aktivitas nya, lalu menatap starla. " Lo lupa, hari ini hari apa? " tanyanya balik.

Starla terdiam. Hari ini, hari kamis tanggal 2 ap-. Ia memukul meja, membuat Neska terlonjak kaget. " Ooh
Iya, kan hari ini ulang tahun bundanya Alezya " ujarnya.

Neska memutar bola matanya. " jangan pake ngagetin kali " cibirnya, membuat starla menyengir.

" berarti kita nggak boleh ganggu dia hari ini? " tanya Nara yang baru saja masuk kelas.

Neska mengangguk. " iya, kayak taun kemaren "

Via mendudukkan dirinya di samping Stella lalu bertopang dagu. " Kira-kira Zeya bakal pulang ke rumah jam berapa? "

" Paling sore atau nggak malem " jawab Neska.

*

Alezya tertidur meringkuk di rumah pohon. Ia tak menyadari bahwa ada orang yang sejak tadi memperhatikan nya dari bawah. Cowok itu tersenyum melihat wajah Alezya yang terlihat damai ketika tidur. Ia langsung naik ke atas, dan duduk di sebelah tubuh Alezya. Perlahan ia mengusap rambut gadis itu.

The Story Of AlezyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang