Bab 18 waspada

7 2 0
                                    


Dimas menatap kedua orang yang ia kirim beberapa jam lalu dengan tatapan datar. " Jadi, apa informasi yang kalian dapat? "

" Kami melihat sebuah rumah yang sepertinya sudah terbengkalai sejak beberapa tahun lalu. Tetapi kami melihat beberapa orang yang berjaga di sana " jawab salah satu dari mereka.

" Dan mereka sepertinya menyadari kehadiran kami, akan tetapi mereka hanya melirik kami sebentar lalu kembali seperti semula " tambah salah satunya.

Dimas terdiam. " Aneh " gumamnya pelan. Ia langsung menatap dua orang itu. " Baiklah, kalian boleh pergi "

Dua orang itu pun pergi dari ruangan Dimas. Tak lama Alezya datang dan duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Naya dan Tami sudah pulang terlebih dahulu.

" Ada yang aneh " ujar Dimas tiba-tiba.

Alezya mengerutkan keningnya. " Aneh?, aneh apanya? "

Dimas menyimpan kedua tangan di meja lalu menatap Alezya. " Mereka nggak nyerang orang suruhan gue, padahal mereka nyadar keberadaan mereka "

Alezya terdiam dengan raut wajah bingung. " Kok aneh? "

Dimas mengangguk. " Iya, kita harus waspada mulai sekarang "

*

" Ya ampun, kok ban nya bisa meletus sih Nar, bisa telat nih kita " gerutu starla.

Nara melepas sabuk pengamannya.
" CK, bentar gue telpon dulu supir, sekalian cek kondisi mobil " ujarnya dan langsung berjalan keluar, meniggalkan Neska dan starla di dalam mobil.

" Udah star sabar, masih lama kok di mulainya " ucap Neska. Malam ini mereka akan membuat pesta kejutan untuk ayahnya starla. Alezya, via dan juga Stella akan menyusul nanti.

Nara berjongkok untuk melihat kondisi ban mobil nya. Ia menghela nafas kasar. Lalu menelpon supir pribadi ayahnya untuk menjemput mereka.

Tak lama, Neska dan starla keluar dari mobil dan menghampiri Nara.
" Udah belum Nar?, lama amat supir Lo datangnya " tanya Neska.

" Bentar, kayaknya lagi di jalan " jawab Nara. Ia melirik ke sekeliling.
" Kok sepi gini ya?, nggak kayak biasanya "

Neska dan starla melirik ke sekitar, benar saja, tidak ada satu pun kendaraan yang melintasi jalan ini, sangat sepi.

Neska menunjuk pada mobil hitam yang mendekat kearah mereka. " Nar, itu kayaknya supir Lo " ujarnya.

Nara menyipitkan matanya, dan benar saja, itu supir nya. Mobil itu berhenti, dan Neska, Nara, dan starla pun masuk kedalam. Soal mobil, Nara sudah menelpon tukang bengkel untuk membawanya.

Di perjalanan, ketiga gadis itu tertidur pulas atau lebih tepatnya pingsan akibat gas bius yang sengaja di semprotkan ke dalam mobil, membuat sang supir tersenyum miring. Lalu memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah.

Satu persatu ketiga gadis itu diangkat dan dimasukkan kedalam sebuah ruangan yang cukup gelap.

" Kerja bagus " ucap seorang laki-laki, seraya menepuk pundak anak buahnya. " Let's play " gumamnya dengan senyuman miring.

*

" Bos, uhuk, uhuk " Rendi, salah satu anggota dominus muncul dari dapur dalam keadaan terbatuk batuk.

Anggota Dominus langsung menghampiri Rendi dan membantu untuk duduk.

" Lo kenapa ren? " Tanya Ervin.

" Gas uhuk bi- " belum sempat menyelesaikan ucapannya, Rendi langsung jatuh pingsan.

Hoshi menepuk nepuk pipi Rendi, guna menyadarkan cowok itu. " Ren ren, sadar woy "

The Story Of AlezyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang