Bab 15 flashback

5 2 0
                                    


Alezya, beserta Tami dan Naya sudah sampai di depan sebuah rumah besar cukup tua, yang diyakini adalah markas Terrax.

" apa Lo yakin kita bisa keluar hidup-hidup Zey? " tanya Naya sedikit ragu, pasalnya ia melihat banyak motor sport yang terparkir di halaman markas.

Tami memutar bola matanya malas. " kalo takut bilang nay, biar gue telepon Dimas buat jemput Lo " balasnya dengan nada sedikit mengejek.

" sstt, diam Lo berdua " ujar Alezya, lalu menatap keduanya. " Tami, Lo masuk lewat jalan belakang, Lo turun pas kita udah bener bener terdesak " jelasnya, Tami mengangguk lalu berjalan menuju halaman belakang.

" terus kita lewat jalan mana? " tanya Naya bingung. " nggak mungkin kan, kita lewat pintu itu " tunjuknya pada pintu didepan Mereka.

Alezya berdecak. " Kita masuk lewat jendela yang terbuka itu " jawabnya seraya menunjuk jendela yang terbuka di sebelah timur.

Naya mengangguk. " Oke ". Mereka berdua pun berjalan mengendap-endap menuju jendela.
Terdengar suara tawa dari dalam sana. Zeya langsung memasuki jendela itu diikuti oleh Naya.

Naya berdecak kagum. " Wah, ternyata dalamnya bagus banget ". Ia menatap sekeliling, mereka berdua terdiam di sebuah kamar.

Alezya menatap Naya tajam, lalu memberi kode untuk diam. Dengan cepat Naya menutup mulutnya.
Mereka langsung bersembunyi di bawah ranjang, ketika mendengar suara langkah kaki masuk ke kamar.

" bos, semua anggota disuruh pulang? " tanya vino, anggota inti Terrax pada Rio.

Rio mengangguk. " ya, kalian semua boleh pulang, kecuali yang bagian jaga hari ini, termasuk gue pastinya " balasnya, kemudian vino mengangguk.

" ya udah bos, gue Sama yang lain pamit pulang dulu, take care " pamit vino dan langsung keluar dari kamar.

Rio ikut keluar, untuk memastikan semua anggotanya sudah pulang kerumah. Setelah itu ia kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur, ia memejamkan matanya.

Setelah beberapa menit terdiam, Alezya memberi kode pada Naya untuk keluar. Mereka berdiri di depan Rio yang sudah tertidur pulas.

Dengan pelan, Naya melambaikan tangannya di depan wajah Rio, tidak ada respon, berarti dia sudah tertidur pulas.

" Kita langsung bertindak sekarang? " tanya Naya pelan, agar tidak membangunkan Rio.

Alezya menggeleng seraya tersenyum miring. Ia langsung berjalan keluar kamar, diikuti oleh Naya. Terlihat anggota tujuh Terrax tengah asik dengan aktivitas nya masing-masing. Dengan sengaja Alezya menjatuhkan ukulele, membuat suara bising. Alhasil, anggota Terrax menoleh kearah sumber suara, mereka terkejut mendapati dua orang gadis yang tengah berdiri dengan tangan bersidekap dada.

Dengan cepat anggota Terrax menghampiri mereka berdua. " siapa kalian? " tanya salah satu dari mereka.

Alezya terkekeh. " Kalian nggak perlu tau, siapa kita, yang jelas kita mau gang sampah kalian ini dibubarin sekarang juga " ucapnya sungguh-sungguh.

Semua anggota Terrax tertawa renyah, mendengar ucapan Alezya.
" ya ampun, ngomong apa kalian ini, pake mau bubarin kita segala, punya nyawa berapa kalian? ". Salah satu dari mereka mendekat kearah Alezya dan Naya, lalu mengusap rambut Naya.

" daripada Lo berdua mau bubarin kita, mendingan kita main aja " ujarnya seraya melirik kearah teman-temannya.

Salah satunya mengangguk setuju.
" betul itu, kita gilir aja gimana? " usulnya, membuat mereka Mengangguk semangat.

The Story Of AlezyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang