*.✧KEDUABELAS*.✧

29 4 1
                                    


[ Malam, 8:35pm ]

" Izinkan ice keluar sekejap ya, ibu "

" Iya ! Jangan balik lewat sangat ya ! "

" Baik "

Selepas berjalan 10minit dari rumah, akhirnya gadis itu sampai ke taman yang selalu dia kunjungi. Sebuah bangku diduduki gadis itu.

" Huft, angin segar " gumam ice lalu tersenyum kecil.

Mata biru laut itu memandang keatas, dimana ribuan bintang bertaburan dengan kerlipan indah. Senyuman ice makin lebar, dia berasa tenang dan damai disitu. Menikmati udara segar serta suasana yang sunyi.

Tak lama, sebuah suara terdengar dibelakang.

" Hai ivy " panggil gempa.

" Oh, gem. Hai " sahut ice lembut.

" Gemar sungguh ya awak duduk sini seorang diri. Nanti jadi apa-apa macam mana ? " Ujar gempa.

" Saya ada sediakan kuali ibu dalam beg " ujar ice selamba. Gempa tergelak.

" Haih, macam-macam betul "

" Awak dah tahu ? " Tanya ice tiba-tiba.

" Tahu apa pula ni ? " Soal gempa balik dengan raut yang hairan.

" Pesta dekat istana hujung minggu ni " ujar ice lalu menoleh kearah gempa.

" Oh, tahu dah. Solar ada bagitahu saya tadi petang " ujar gempa sambil mengangguk.

" Solar ? Mana dia tahu ? " Tanya ice hairan.

" Semua dekat kampung dah tahu, wahai cik ivy. Awak tak perasan ? Ada pengawal dari istana datang kampung tadi " ujar gempa.

" O-oh, saya tak perasan pula. Mungkin saya ralit sangat merasa kuih buatan ibu " ice tersenyum kekok.

" Ibu Amara ada buat kuih ? Wah ! Mesti sedap kan ? "

" Hum ! Sedap sangat ! Itu yang saya tak tahu ada pengawal datang kampung " ujar ice.

" Dah lama ibu Amara tak jual kuih dekat pasar "

" Ibu penat buat tempahan sampai berpuluh-puluh "

. . . . .

Suasana kembali sunyi, keduanya terlihat seperti kehilangan topik untuk berborak. Gempa mula bangun dari bangku membuatkan ice hairan.

" Saya dah nak kena balik, lupa pula saya ada kerja dekat rumah " ujar gempa.

" Oh ? Okay hati-hati dijalan, gem " ucap ice sambil tersenyum manis. Gempa mengangguk, turut tersenyum manis. Tak lama, dia terus beredar dari kawasan taman meninggalkan ice seorang diri.

Gadis itu kembali termenung jauh, fikirannya mula melayang jauh dari realiti. Tanpa dia sedari, setitik airmata jatuh laju turun ke pipi.

" B-betul ke blaze dah ada pasangan ? " Gumam ice pelan.

" Hiks t-tapi aku suka dia Hiks k-kenapa bila aku suka o-orang, ada je halangan ? Hiks "

Ice terisak pelan, entah kenapa hatinya berasa sebak apabila teringat kembali tentang 'pasangan' sang putera.

" Awak nak tisu ? "

Mata biru laut itu terus menoleh kebelakang. Ice mula terkaku apabila melihat sosok halilintar dibelakang, dia terus berasa gugup.

" T-terima kasih " gumam ice, mengambil tisu ditangan halilintar.

" Saya Theodore Sullivan, abang kepada Aidan. Awak ivy Aurora kan ? " Soal halilintar.

Dandelion [Blice] (🐨) ✔️Where stories live. Discover now