Selamat hari raya (。•̀ᴗ-)✧
›●●●‹
Sehari sudah berlalu. Di bangku taman, ice terlihat sedang termenung memandang ke hadapan. Wajahnya tidak menunjukkan reaksi dan matanya terlihat kosong sahaja.
' boleh ke kalau aku tak pergi pesta tu esok ? '
" Ivy ? " Panggil gempa lembut. Manik biru itu terus menoleh, senyuman kecil terukir di bibirnya.
" Ivy okay tak ni ? Kenapa ? Bagitahu gem " tanya gempa kerisauan.
" Okay je " gumam ice.
" Jom beli baju ? Gem belanja. Esok pesta tau " ajak gempa lembut.
" Kalau saya tak pergi boleh ? " Tanya ice pelan. Gempa menghela nafas.
" Jangan macam tu, ingat, pesta ni raja yang undang. Bukan putera blaze. Ivy kenalah pergi untuk meriahkan lagi " ujar gempa.
" Saya tak sanggup "
" Takpe, awak pergi dengan saya. Ada solar dan thorn sekali tau nanti. Kita pergi sama-sama, jadi awak takkan pandang putera blaze saja memanjang " ujar gempa.
" Nak ? Kalau ivy takde, sunyilah hidup solar "
" Kenapa solar ? " Soal ice hairan.
" Korang kan kawan baik, nanti meroyan pula dia dekat situ. Tak pasal-pasal malu muka thorn nanti " ujar gempa selamba. Ice tergelak kecil.
" Ada-ada ajalah awak ni, gem " ujar ice.
" Jom ? "
" Jom "
›●●●‹
{ Kedai butik }
" Ivy nak dress yang mana ? Pilih je, gem bayarkan " gempa memerhati sahaja ice yang sedang syok memilih dress untuk esok. Gadis itu sesekali membelek dress panjang berwarna biru dan sesekali membelek dress pendek berwarna biru.
" Saya tak tahu nak dress panjang ke pendek. Awak rasa mana sesuai ? " Tanya ice.
" Hmm, saya rasa dress panjang sesuai dengan awak. Jangan terbuka sangat waktu dekat pesta, ramai orang tau " ujar gempa.
" Baiklah mama gem "
" Saya lelaki wahai ivy Aurora "
Ice tergelak kecil, manik biru itu teralih kearah tuxedo. Dia terdiam apabila fikirannya terbayang blaze memakai pakaian itu. Ice terus menggeleng pelan.
" Apa yang awak gelengkan tu ? " Soal gempa hairan.
Ice memandang jejaka itu lekat, dengan perlahan dia melangkah kearah tuxedo itu dan membelek sehingga menjumpai warna brown.
" Saya rasa tuxedo brown ni sesuai untuk awak, gem " ujar ice.
Gempa terus mendekati gadis itu, " awak rasa begitu ? "
Ice mengangguk semangat, dia terus menarik tangan gempa ke kaunter. " Jom bayar lepastu teman saya makan siang ! " Ujar ice riang.
Gempa pasrah sahaja sambil tersenyum kecil memandang ice yang mood happy itu. " Taknak test dulu baju tu ? " Tanya gempa.
" Tak payah ! Awak tu kurus ! Muat je ! " Ujar ice.
Gempa terus mencebik.
Hari sudahpun senja, kedua insan itu kini berada di depan halaman ice. Gadis itu mula terlihat happy dan tersenyum lebar berbanding pagi tadi. Gempa yang melihat, turut merasa gembira. Sekurang-kurangnya, gadis itu tidak murung lagi.
" Jangan lupa test baju tu. Kalau ada yang tak nyaman. Jumpa saya, kita cari lagi " pesan gempa dan diangguk oleh ice yang tidak lepas matanya membelek dress biru di beg.
" Saya balik dulu ya, jumpa malam ni atau esok ivy " ujar gempa.
" Okay ! Hati-hati dijalan ya, gem " ucap ice. Gempa mengangguk sambil terkekeh. Dia melambai kecil sebelum melangkah menjauhi perumahan itu.
" Ibu ! Tak payah beli baju ! Ice dah ada baju ! " Panggil ice sambil berlari masuk kerumah. Amara yang sedang nikmati teh hangat terkejut, nasib tak tersedak.
" Ivy Aurora, nasib tak terkena serangan jantung ibu ni tau " Amara mengusap dadanya sambil menghela nafas pelan. Ice tersengih lalu dengan semangat, dia duduk disebelah ibunya.
" Tengok apa yang ice bawa ni ! " Ice mengangkat beg itu tinggi-tinggi sebelum membukanya. Dress biru panjang yang dibeli tadi terus dikeluarkan.
" Wahh lawanya, warnanya pun sesuai dengan ice. Pandai betul anak dara ibu ni pilih baju " puji Amara lalu mengusap rambut ice lembut.
" Ice pilih warna je. Gem yang pilih panjang ke pendek. Hmm, ice kena test dulu dress ni, ibu. Kalau tak, risau ada yang tak kena esok " gadis itu berdiri dan berlari kearah bilik. Amara tersenyum.
" Terima kasih ya, gem. Berkat kamu, anak ibu sekarang tak murung macam sebelum ni " gumam Amara pelan.
Apabila teringat akan pesta esok, Amara menghela nafas berat. Dia kerisauan seketika dek teringat akan adanya sosok putera bungsu di kerajaan esok. Adakah semuanya akan berjalan lancar ? Fikir Amara.
' harap-harap semua berjalan lancar. Kalau tiada khabar baik untuk esok tapi harap tiada khabar buruk juga. Biarlah ivy bergembira dengan kawan-kawan dia untuk esok. Tepis dulu kesedihan di hatinya ' desis hati Amara.
" Ibu ! Lawa tak ? Muat tau ! "
Amara terus memandang kearah suara, terkedu dia apabila melihat penampilan si anak. Senyuman Amara bertukar lembut dan manis.
" Lawa sangat, sesuai untuk ice " ujar Amara lembut.
" Iya kah ? Wah, tak sabar nak ke pesta esok ! "
Amara masih lagi tersenyum, ' jangan hilangkan senyuman dia pada esok hari '
[ TBC ]
Vote (人 •͈ᴗ•͈)
rabbyzz uit HAHAHAHAHA
YOU ARE READING
Dandelion [Blice] (🐨) ✔️
Teen FictionStatus: [Completed] " bolehkah seorang gadis kampung seperti saya mencintai awak yang merupakan seorang putera? " ✧✧✧ • cerita ni adalah idea dari separuh lagu dandelion. Jadi, saya tidak meng'copy' cerita sesiapa. • percakapan akan digunakan dal...