Nayaka dan keempat kakak nya.
"Kak Yaya pipis..."
"Pipis? Ayo ke kamar mandi."
"Udah"
"Loh?"
"Yaya pipis di celana..."
"ANJIR, YAYAA!!!"
🦋🦋🦋
🦋 Semua bagian dan ide cerita murni dari author
🦋 Di larang keras mengcopy!!
🦋 Mohon untuk meninggalk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- happy reading -
Malam minggu tuh kebanyakan orang pada keluar bareng sama pacar atau main sama bestie, eh mereka bertiga malah sibuk ngurus satu bocil.
Di ruang keluarga tv menyala menampilkan tayangan kartun kesukaan Nayaka, di luar cuaca tengah hujan deras dan berangin.
Agak nakutin sih.
Tapi untung aja listrik ngga padam.
Ranjaya kembali menghela nafas ketika melihat kelakuan tangan Harzan yang tak bisa diam. Tangan kembaran nya itu menyelinap di antara kaki nya dan menyolek pantat Nayaka yang hanya memakai celana dalam saja.
Ini sih pencabulan.
Sedangkan itu Javas sibuk dengan laptop nya, ia duduk sedikit jauh dari ketiga saudara nya itu agar lebih fokus mengerjakan tugas-tugas nya.
"Huh!!" Nayaka yang kesal langsung berdiri dan duduk di atas sofa bersama Ranjaya.
Pantat nya ia garuk karna gatal habis di colek terus sama Harzan.
"Kenapa?" Tanya Ranjaya.
"Tadi ada yang coyek-coyek bokong na yaya." Adu Nayaka.
Harzan langsung menggigit bibir bawah nya agar tak kelepasan tertawa. Menjahili Nayaka memang hobi favorit Harzan.
"Mau pake celana aja?" Tanya Ranjaya.
Nayaka menggeleng dan langsung memposisikan kepala nya di atas paha Ranjaya. Sementara itu Harzan masih duduk di karpet bawah bersama Javas.
"Hih beluang na jahat!!" Seru Nayaka tak terima.
"Apa nya yang jahat? Orang beruang nya cuman ngambil makanan nya doang di bilang jahat." Ujar Harzan.
"Nda lah, beluang na jahat, masa ikan na di hap?"
"Kan makanan nya beruang emang ikan." Jawab Harzan.
Nayaka menggeleng tak terima.
"Tapina kasian ikan na jadi meninggal."
"Serah mau wes cil."
Javas tertawa kecil melihat wajah kesal Harzan.
Tidak lama setelah itu...
Tok tok tok!!
Seluruh perhatian langsung tertuju pada pintu depan. Di jam seperti ini siapa yang akan datang bertamu? Apa lagi keadaan tengah hujan deras.