Nayaka dan keempat kakak nya.
"Kak Yaya pipis..."
"Pipis? Ayo ke kamar mandi."
"Udah"
"Loh?"
"Yaya pipis di celana..."
"ANJIR, YAYAA!!!"
🦋🦋🦋
🦋 Semua bagian dan ide cerita murni dari author
🦋 Di larang keras mengcopy!!
🦋 Mohon untuk meninggalk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- happy reading -
15:30 di kamar Harzan _________________
"AYO MAEN!!!"
"KAK HAJAN!! AYO MAEN!!"
Harzan yang mencoba tidur pun tidak bisa karna Nayaka terus saja melompat-lompat di ranjang nya. Sudah semalam dia bergadang mengerjakan tugas sekarang pun masih tidak bisa tidur.
"Kakak capek..." Keluh Harzan.
"Ayo!! Kata kak Laja maen itu sehat, jangan lebahan telus!!"
Harzan jadi nya pasrah di tarik-tarik tangan nya oleh Nayaka. Mau tidak mau dia akhirnya ikut main bersama Nayaka.
Mereka menuruni tangga dan berniat untuk pergi ke taman yang tidak jauh dari rumah mereka. Bocah itu berkata ingin main bola namun Harzan tau jika sesampai nya disana pasti bocah itu akan berkeliling dan menguras habis dompet nya untuk membeli jajan.
Entah itu cimol, cilok, es krim, crepes, es buah, semua nya pasti di borong oleh bocah itu.
"Mau kemana? Udah sore." Tanya si sulung Wiratama.
Kakak sulung nya itu duduk di teras bersama Javas bermain catur di temani susu hangat dan kopi hitam.
"Mau main, boleh?"
Nanya nya sih boleh apa engga tapi kalau ntar ngga di bolehin bisa nangis. Jadi nya Mas Maven hanya mengangguk, dari pada nangis nanti nya.
"Azan magrib udah harus di rumah." Ujar Mavendra tanpa bantahan.
"Oke!! Yaya pulang sebelum maglib."
Nayaka berlari menarik tangan Harzan. Kedua nya pergi meninggalkan pekarangan rumah.
Di sepanjang perjalanan menuju taman Nayaka terus saja mengoceh dan bercerita tentang hari-hari yang ia lalui di sekolah.
Mulai dari ada teman yang nakal, ada yang suka minta makanan ke dia atau yang cantik tapi galak. Banyak lagi yang dia ceritain.
Ngga lupa juga dia cerita tentang guru-guru TK nya yang muda terus cantik.
"Terus gimana tuh kok bisa sampe ngga ngerjain tugas temen mu ya?" Tanya Harzan.
"Di hukum lah, Yaya juga ikut di hukum tadi."
Harzan mengerutkan kening nya.
"Kenapa di hukum?" Harzan kembali bertanya karna ia ingat bahwa tugas Nayaka sudah di kerjakan bersama nya kemarin malam.
"Yaya lusakin balang na temen na Yaya yang kata Yaya galak itu loh."
"Penggalis na Yaya patahin, Yaya kila bakalan kuat eh malah patah, jadi na anak na nangis telus bilang ke Bu gulu."
Harzan mengangguk mengerti.
Tidak lama kemudian mereka sampai di taman. Benar saja apa yang tadi Harzan bayangkan, banyak penjual jajan di sini, pasti sebentar lagi bocah ini akan berkeliling dan membeli banyak jajan.