chapter 10 : permintaan maaf

3K 328 20
                                    

- happy reading -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- happy reading -

Di rumah keluarga Wiratama
_____________________________

Malam ini giliran Ranjaya yang memasak dan menyiapkan makan malam. Javas juga ikut membantu karna tadi saat bermain kartu bersama Javas kalah tiga kali berturut-turut dan mendapat hukuman membantu Ranjaya memasak.

Sementara itu Harzan dan Nayaka mengerjakan tugas bersama di ruang tengah. Bukan mengerjakan tugas sih, lebih tepat nya menonton tv.

Mas Maven turun dari tangga dengan rambut yang sedikit basah dan handuk yang menggantung di leher nya, wangi khas dari kakak sulung nya itu tercium di indra penciuman Nayaka.

Bocah itu menoleh ke arah Mavendra dan langsung tersenyum. Mavendra duduk di sofa, di sebelah Harzan.

"Tadi kenapa di sekolah ya? Kok minta pulang?" Tanya nya.

"Tadi Yaya beltengkal sama temen Yaya." Jawab Yaya tanpa melihat ke arah kakak nya dan kembali fokus pada buku menggambar milik nya.

"Bertengkar gimana tuh?"

Akhirnya Harzan menjelaskan semua kejadian siang tadi kepada Mavendra. Setelah mendengar nya Kakak sulung nya itu bukan nya marah, dia malah tersenyum dan mengusap kepala Nayaka lembut.

"Bagus, Yaya ngga pukul perempuan." Puji Mavendra.

"Tapi tetep aja pipi Yaya sakit kena pukul." Keluh Yaya sambil mengusap salah satu pipi nya.

Mavendra tersenyum dan mengusap pipi si bungsu pelan.

"Lain kali jangan deket-deket sama temen Yaya itu lagi, biar ngga di pukul lagi." Ujar Mavendra.

Nayaka mengangguk paham.

"Yaya nda bakalan deket-deket cewek galak itu lagi, Yaya nda suka!!"  Ujar Nayaka dengan wajah cemberut.

Mengingat kejadian tadi pagi membuat nya kesal. Jika saja anak itu laki-laki pasti akan Nayaka pukul balik, dia cukup beruntung karna dia perempuan.

Tidak lama kemudian teriakan Ranjaya terdengar dari ruang makan.

"AYO MAKAN!!"

Setelah teriakan tersebut Nayaka langsung berlari ke ruang makan dengan wajah sumringah.

"Kak Laja bikin apa? Kali ayam?"

Melihat wajah antusias Nayaka, Ranjaya hanya menggeleng pelan.

"Kari terus, makan nih sayur." Balas Javas sedikit kesal.

Nayaka langsung cemberut, meskipun begitu dia tetap duduk di meja makan dan makan apa yang kakak nya hidangkan malam ini.

Enak sih.

Tapi lebih enak Kari ayam.

' 🦋 '

Pagi ini Ranjaya yang bertugas mengantarkan Nayaka  untuk pergi ke sekolah. Di gerbang depan sekolah taman kanak-kanak terlihat beberapa guru muda yang berdiri menyambut kehadiran murid-murid.

NAYAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang