prolog

8.8K 520 138
                                    

- start -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- start -

Keadaan menjadi tenang ketika Mavendra, anak sulung dari keluarga Wiratama mulai membacakan doa.

Ranjaya atau lebih akrab di panggil Raja itu menunduk sembari mengusap lelehan air mata nya, saat ini kedua kembaran nya tak jauh berbeda dengan Raja.

Harzan dan Javas memejamkan mata ketika mengingat kejadian beberapa tahun lalu, dimana kedua orang tua mereka meninggal karna tabrakan.

Sesak setiap kali mereka mengingat nya.

Apa lagi di hari itu si bungsu tengah berulang tahun.

Nayaka, bocah itu terlihat tengah bermain dengan kelopak bunga mawar yang tadi Harzan taruh di atas makam orang tua mereka.

"Pipis, Yaya pipis!!" Nayaka menarik rambut Ranjaya kencang hingga kakak nya yang nomor dua itu langsung menatap nya.

"Yaya pipis..." Nayaka menunduk dan langsung terlihat celana nya sudah basah.

"Ganggu aja si bocil." Ujar Javas sembari mengusap air mata nya.

Sementara Ranjaya membawa Nayaka pergi untuk di bersihkan, kakak tertua mereka, Mavendra tampak masih sangat khusyuk melantunkan doa.

Sedangkan Harzan dan Javas kembali mengamini nya.

"Aamiin..."

Mavendra mengusap batu nisan yang bertuliskan nama ayah nya.

Tidak lama setelah itu.

"Huuu dinin!!" Pekik Nayaka.
( Huuu dingin!!)

Tawa Mavendra, Harzan dan Javas lepas melihat adik bungsu nya berjalan tanpa menggunakan celana.

"Mangkanya jangan pipis sembarangan lagi, mana ngga bawa celana ganti lagi." Omel Ranjaya.

Nayaka ikutan tertawa ketika melihat ketiga kakak nya yang lain tertawa.

Entah apa yang lucu hingga ketiga nya tertawa melihat diri nya datang.

"Udah, ayo pulang." Ajak Mavendra.

Nayaka menghampiri Mavendra dan langsung mengalungkan lengan nya pada leher kakak nya. Tak peduli Nayaka tengah memakai celana atau tidak, Mavendra tetap menggendong nya.

"Yaya pulang dulu." Nayaka melambaikan tangan pada makam kedua orang tua nya.

Mavendra dan ketiga adik nya yang lain lantas tersenyum melihat itu.

NAYAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang