Bab 10: A.Z.A

121 66 155
                                    

Ssebelum membaca awali dulu dengan

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Happy Reading
____________________

Spam
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ۞
____________________________________________


Gus Arfa sudah tiba di perkarangan ponpes al-khafi. Ia memarkikan mobilnya di depan ndalem dan segera keluar dari mobil.

"Aa suami gue sudah pulang kerja. Pasti capek."

"Jangan halu terus lo, gus Arfa nggak mungkin mau sama lo!"

"Gus kapan sih mau datang ke rumah? Ayah, sama Ibu nunggu loh."

"Suami idaman udah ganteng, sholeh, pintar, hafidz anak kyai lagi kurang apa coba?"

"Ku tunggu kedatangan mu, Gus."

Kira-kira begitulah obrolan para santri abahnya. Mereka sangat mengagumi dirinya bahkan sampai seperti ingin memilikinya saja.

Boleh-boleh saja mengaggumi asala tidak berlebihan nanti yang ada udah di atas langit eh malah jatuh, kan sakit..

Gus Arfa tidak memperdulikan ucapan-ucapan mereka yang ada hanya membuat dia buang-buang waktu saja.

Dirinya segera masuk ke ndalem terlihat di sana ada kedua orang tuanya dan juga sang adik.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam." jawab mereka hampir kompak.

Arfa mendudukan b0k0ngnya dan membuang nafas panjang. "Ngapa, Bang? Kayak punya beban hidup aja lu ...," ujarnya. "Tu muka juga jangan datar gitu. Napa sih?" tanya Azzam.

"Huft ...," Ia menggambil nafas lalu membuangnya pelan. "Abah, Umma." panggilnya.

Kedua orang tuanya menatap sang anak seraya mengangkat kening 'ada apa?'

"Masih ingat nggak ucapan, Abah yang 4 hari lalu?" Ia menat sang, Abah.

"Memangnya kenapa, Bang?" tanya sang, Umma.

Arfa mulai menceritakannya dari awal gadis itu mengejarnya sampai tadi. Setelahnya ia menunduk, "Maaf Bah, Um. Arfa minta maaf karena sudah menyentuh yang bukan mahrom, Arfa." Ia menunduk.

"Terus-terus si ceweknya cantik nggak, Bang?"

"Em keadaanya gimana juga?"

"Sampai kapan dia amnesia?"

"Kesihan banget pasti orang tuanya sedih."

"Azzam!!" tekan Abah menatap tajam sang anak. Azzam cengegesan seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Maaf, Bah."

Azzam adalah tipe cowok paling kepo jadinya dia pingin nanya sampai akar-akarnya kalau si, Abang tidak menjawab pertanyaan itu dia akan tanya nanti.

Akulah Takdirmu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang