Bab:19 Anak kecil?

46 13 0
                                    

Sebelum membaca cerita ini awali dulu dengan

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Happy Reading
__________________

Spam
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ۞

____________________________________________



Pagi hari yang cerah di hari ahad itu Zahra, pergi ke luar untuk menikmati udara sejuk. Sesekali dirinya pun menggerak-gerakkan tangannya kekanan-kiri. Kebetulan sekolah mereka lagi libur guru-guru lagi sibuk untuk menyusun-nyusun soal Un untuk kelas 12.

"Zahra." panggil seseorang membuat dirinya berhenti dan menoleh ke sumber suara, melihat siapa yang memanggilnya.

Terlihat Aurel, dan juga Adelia sedang melambaikan tangan kepadanya, tak lupa untuk menghampiri.

"Aduh, Rel udah gak usah lari cape tau." ujar Adel yang kini sedang megatur nafasnya.

"Ye siapa suru lu ikutin gue lari." kata Aurel.

Zahra tak ingin mendengar ocehan mereka ia pun berjalan mendahului mereka berdua.

"Zah, tunggu dulu weh ada berita penting," Aurel menahan lengan Zahra. Zahra segera menepisnya.

"Yaudah apa? Sambil jalan juga boleh, kan?" ucap Zahra memutar bola mata malas.

"Lu napa dah?" tanya Adelia.

Zahra mengangkat bahunya acuh, ia bersedkap dada. Sungguh baginya ada dua orang ini di kehidupannya membuat moodnya kesal. Ntah kenapa intinya Zahra masih saja kesal.

"Masih kesal sama masalah kemarin ya, Ra? Maafin aku yah?"

"Iya, Ra maafin yah."

Mereka berdua berusaha meminta maaf kepada Zahra tapi Zahra hanya diam dan acuh saja. Lagian siapa juga nggak kesal? Udah kedua kalinya mereka ninggalin Zahra, padahal datangnya bareng yakali pulangnya sendiri.

   Terlihat Zahra, juga kedua sahabatnya sedang berada di toko buku untuk membeli buku yang viral juga menarik untuk pembacanya.

Zahra lah yang mengajak mereka berdua untuk pergi ke toko, tapi pas Zahra, setelah selesai membayar buku itu Zahra melihat mobil Aurel, sudah pergi dari toko itu membuat Zahra, geram. Hampir saja ia ingin mengumpat tapi terlebih dahulu mengusap dadanya dan beristighfar.

Mau tak mau ia pulang berjalan kaki karena dirinya tak membawa lebih uang, tapi hal itu membuat seorang pria menawarkan ajakkan untuk pulang dengannya. Siapa lagi kalau bukan Arfathan Zayyan Al-khafi.

Zahra hanya kesal saja dengan kelakuan dan sikap sahabatnya yang selalu saja menjahili dirinya, adakala dimana Aurel bercerita panjang lebar tapi Zahra memakai headset Bluethoot agar dirinya tak mendenggar ocehan tak penting dari Aurel. Iman Zahra setipis tisu di belah dua di bagi seribu. Tapi mau gimana pun ia beruntung memiliki sahabat yang selalu mengsupport juga sering mendengarkan curhatan dirinya sedih ataupun senangnya.

Akulah Takdirmu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang