-----
TRANGG TRANGG....
Suara grasak grusuk itu berasal dari kamar seorang remaja laki laki yang sedang panik mengobrak abrik kamarnya mencari sesuatu. Beberapa kali ia menyibak selimut dan membongkar isi tasnya, namun barang yang ia cari tetap tidak ketemu.
Bangsat name tag gue ilang...
Ia semakin panik saat melihat waktu yang kian memperkeruh keadaan, kamarnya yang berantakan semakin membuatnya frustasi, hingga ia menemukan benda pipih persegi yang dilaminating itu dibawah sebuah buku. Jam di tangannya menunjukan pukul 6:45 pagi sedangkan ia harus berada disekolah tepat pukul 07:00 pagi.
Ia berlari menuju sekolah menengah atas berpelang SMAN 1 BHATARA, nafasnya ngos-ngosan berbalapan dengan waktu yang terus mengejarnya. Hingga pemuda berusia 16 tahun itu melihat gerbang yang masih terbuka lebar.
Ia semringai sambil membungkukan badannya dengan tangan yang diletakan di lutut untuk menopang tubuhnya, ia berusaha mengambil nafas panjang untuk mengatur pernafasannya kembali seperti semula.
" WOY ! " ucap seorang remaja laki laki bernama Adrian sambil menepuk pundak Dhika.
" Gua kaget Bangsat " balas Dhika dengan nafas yang masih ngos ngosan
Kedua pemuda itu kemudian memasuki wilayah sekolah menengah atas itu, ukiran ukiran relief memenuhi dinding dinding yang dilapisi batu granit ditambah dengan aksen ukiran batik di setiap pilar, dan sebuah patung berlogo 1 BHATARA membuat sekolah negeri ini benar benar terlihat seperti bukan sekolah negeri, pasalnya hal itu membuat Dhika melongo melihat betapa luas dan indahnya arsitektur bangunan sekolah ini.
" DALAM HITUNGAN 10 SEMUANYA SUDAH BARIS ! " ucap seorang remaja perempuan yang mengenakan jas OSIS berwarna maroon berlogo SMAN 1 BHATARA.
Para murid baru gelagapan mengambil posisi sempurna, beberapa dari mereka kebingungan harus berbaris dimana karena belum dibagikan kelompok PLS oleh panitia OSIS sekolahnya, termasuk Dhika dan Adrian yang sedari tadi clingak clinguk bingung harus berbaris dimana.
Hening....
Kakak Osis dengan name tag SERA itu menghampiri Dhika yang berada dibarisan paling belakang, ia menatap Dhika datar khas anak osis yang sok gaya-gayaan cuma karena pake jas osis doang. Dengan tatapan sinisnya ia menyeret tangan Dhika dan menempatkannya dibarisan paling depan. Sontak Adrian yang melihat itu berusaha menahan tawanya dibalik mukanya yang kemerahan.
" itu yang dibelakang... sini bentuk barisan baru ! " ucap Sera jutek
Tidak ada pilihan lagi untuk Adrian, seperti kena karma ia berbaris disamping Dhika, ia masih dengan acara tahan tawanya melihat sahabatnya juga berusaha menahan tawa. Adrian beberapa kali menyikut nyikut Dhika dengan wajah yg kemerahan menahan tawa karena komuk Sera yg sok galak.
Diikuti beberapa murid baru yang mengisi barisan dibelakang mereka, sudah tidak ada jalan keluar untuk kabur mengambil posisi barisan paling belakang." PIMPINAN SAYA AMBIL ALIH "ucap seorang remaja laki laki bertubuh tinggi 178 cm berpostur cukup atletis mengenakan kemeja hitam dan celana levis hitam dibalut jas OSIS Merah Maroon.
-Anjing cakep banget cokk...-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kaivan Pradana
Romance"Udh ? " "Udh asing..." Seorang remaja Paskibra pencinta musik yang jatuh kepada Pradana Pramuka Penegak di SMANSA TARA. Ia memang bukan siapa siapanya, tapi Samudera berkata berbeda. ---- "...dibimbing Oleh Rajendra Samudera Devan Aryasetya Kaivan...