Promise ?

859 47 1
                                    


" Dhika Gue suka sama lo..." ucap Rivaldi lirih.

Dhika merapatkan bibirnya, perlahan senyumannya memudar menampilkan ekspresi kebingungan, sementara Rivaldi menatapnya dalam penuh harapan.

Dhika sepertinya mulai paham alur suasana diluar belakang tenda Regu Rajawali yang tertutup pohon cemara mulai mendingin.

Dhika menggenggam kedua tangan yang lirih itu, dan mengusap kembali air mata Rivaldi yang terjatuh karena ungkapan isi hatinya.

" Dhika. Lo mau ngga jadi pacar gue ?? "

Hening~~~

Seketika Dhika menarik nafas panjang dan mendengus pelan, sekarang ia diposisikan oleh keadaan yang sangat rumit.

Meski Rivaldi telah berbuat lancang, namun permintaan maafnya terasa begitu tulus hingga menghangatkan hati Dhika.

Kini hanya ada 2 laki laki dibawah pohon cemara yang berdesir diterpa angin.

" Menurut lo ? Kita pantas ga punya perasaan kyk gini ? " tanya Dhika memulai pembicaraan.

" Selagi kita sama sama berjuang, itu lebih dari kata pantas Dhik "

" Mungkin bakalan terdengar munafik kalau gue gak punya rasa suka terhadap sesama jenis kak, alasan lain juga karena gue udah punya seseorang yang harus gue perjuangin dan kagum dari awal.

Orang yang bisa bikin gue seperti ada dirumah, orang yang selalu bikin hati gue merasa aman. Dan gue rasa gue udah menemukan orang yang cocok akan semua hal itu "

" hmm... gue paham Dhik, gue nggak bisa maksain perasaan lo suka sama gue " ucap Rivaldi tersenyum kecut dibalik wajahnya yang damai.

" Maaf ya kak "

" Maaf buat ? "

" Hal yang seharusnya gak kakak denger " ucap Dhika lirih

" Gue yang seharusnya minta maaf, maaf untuk segalanya "

Iya walaupun terjebak dalam keadaan bimbang, Dhika memberanikan diri untuk mejawab.

Dhika menolak ungkapan perasaan Rivaldi, ia menolak karena rasa kagum terhadap Samudra kini tumbuh menjadi rasa Cinta. Entah sampai kapan ia berharap kepada sang Pradana, Dhika ingin terus mengejar Samudra hingga kedua perasaan mereka saling bertaut.

Rivaldi memeluk tubuh anak yang ada didepannya, pelukan itu terasa erat hingga ia meneteskan air mata lagi.

" Gue mungkin bukan orang baik dimata lo Dhik, Tapi gue cuma mau bilang jangan pernah menyerah buat ngejar orang yang lo sayang, jangan pernah berhenti sedikit pun hanya karena sebuah kata kecewa. Meskipun kita memiliki perasaan yang menurut orang orang menyimpang, gue tau kita lebih baik dan pantas merasakan cinta untuk hal seperti ini"

Dhika melepas pelukan hangat Rivaldi, lalu menatap wajah pria yang ada didepannya. Menunjukan jari kelingking putih jenjangnya.

" Promise me, you gonna be my good Friend ? "
( Janji ke gue, klo lo bakal jadi sahabat gue ? )

Rivaldi tersenyum kecut mengusap air matanya lalu menauttkan jari kelingkingnya juga sebagai sebuah ikatan janji.

------

Pagi hari jam 06:00

Dhika menenteng tas hitamnya bersama dengan barang bawaan pelantikan Pramuka menyusuri jalan kearah luar gerbang sekolah.

Drap Drap

" Dhika kamu ada hubungan apa sama kak rivaldi ? " ucap Alfiee tiba tiba mendekat dan mulai menyamai langkahnya.

The Kaivan PradanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang