Enak ga ?

1.5K 56 3
                                        


Hai gess gua balik

======


Happy reading

.
.
.
.
.

Memasuki minggu ke dua akan diadakan sesi wawancara dan bina mental bagi calon calon Anggota OSIS yang lolos sebanyak 35 orang.

Tahap ini akan banyak menguras air mata bagi mereka yang memiliki mental lemah, tentu saja ini akan menjadi hal yang mudah bagi Dhika, Dhika yang sudah terbiasa akan hentakan dan makian dari ayahnya merasa percaya diri akan lolos seleksi kali ini.

Para calon OSIS SMANSA TARA dibariskan satu satu mendapatkan pertanyaan panas dari kakak kakak OSIS.

" yang merasa memiliki nama Marvin Oktavian Mahardhika kesini " pekik salah seorang Kakak OSIS perempuan berkacamata dengan rambut terurai bernama Berlin.

" Bisa dijelaskan alasan kamu daftar OSIS " mulai salah satu anggota OSIS menanyakan Dhika.

Dhika menggaruk garukan kepalanya yang tidak gatal, menatap sekelilingnya yang dipenuhi tatapan datar kakak kelas.

" A-Alasan saya masuk OSIS karena disini saya melihat sinergisme dan keantusiasan para siswa dan siswi dalam mengikuti setiap rangkaian acara yang sudah diatur pada masa MPLS kemarin kak, disini saya juga ingin mendapatkan pengalaman kepanitiaan disekolah ini Kak " ucap Dhika dengan melayangkan Senyuman ramah menjawab pertanyaan sambil memperhatikan sosok Samudra yang berjalan mendekati meja sidang.

" Yakin cuma sinergi ? "

" Iya kak, saya yakin "

Kedua mata mereka bertemu satu dengan tatapan ramah dan satu dengan tatapan tajam mengeluarkan aura arogansi sambil mengantongi kedua tangannya.

" kamu masuk OSIS kayaknya cuma mau numpang nama doang " lanjut berlin

" Hahaha nggak kak say- "

" YANG NYURUH LO KETAWA SIAPA ! "

Suara Samudra menggelegar memenuhi ruangan Aula. Dhika yang awalnya merasa aman karena diwawancarai Samudra seketika membuang senyumnya dengan wajah serius dan memperbaiki postur tubuh tegapnya.

Ia lupa bagaimana profesionalismenya Samudra jika berada pada situasi yang formal atau semi formal, ia mengingat kejadian jurit malam saat Samudra membentaknya lalu ia terjatuh saat kakinya masih terluka.

Bukannya takut, Dhika malah semakin berusaha menahan tawanya karena bagaimana pun Dhika tahu kalau Samudra sebenarnya hanya memainkan peran sebagai " Kakak kakak gila hormat "

BRUGH...

Samudra mengepalkan tangannya dikerah leher seragam Dhika dan memaksanya berdiri sambil menatapnya tajam

" lo kira gue lagi becanda ? " bisik Samudra pelan

Dhika menegak air liurnya, ia merasakan adrenalinnya yang memuncak membuat paduan mentalnya semakin tertekan.

-anjing sial gue dapet ni orang-

" Sebutin ulang apa tujuan lo ikut OSIS "

The Kaivan PradanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang