Salah Paham

1K 56 2
                                    

" gue bukan Jurig... "

SAMUDRA...

Dhika sempat melongo kemudian mendatarkan ekspresi mukanya dan memalingkan tatapan mata ke sebuah pohon disampingnya. kenapa harus Samudera...

Padahal Dhika berharap selama 3 hari kedepan ia tidak ingin melihat Samudra, tapi malah yang berdiri sekarang mengenakan pakaian pramuka lengkap sambil mengantongi kedua tangannya.

SIAL

" Ditanya bukannya dijawab " lirihnya dingin.

" Bukan urusan lo " Dhika kembali menghisap rokok dan menghempuskan gumpalan asap dari paru paru nya.

" Matiin gak ! "

" Gak "

" Matiin atau gua ambil ! "

" Lu siapa ngelarang larang gua ?! "

Samudera menggigit kedua giginya menahan amarah dibalik ekspresinya yang datar. Samudra mengepalkan kedua tangannya erat, ingin sekali ia membenamkan kepalan tangan itu ditubuh milik Dhika.

" lo udh berani ama gua ? " gertaknya

" ya lo pikir gua emak lo ? " jawab Dhika semakin berani.

Samudera mendekati Dhika dan berusaha merebut rokok itu dari tangan Dhika, sementara Dhika memberontak menjauhkan tangan Samudera yang berusaha mengambil rokoknya.

Tentu saja usahanya sia sia meski postur tubuh Dhika tak jauh beda dari Samudera namun Samudera yang lebih tinggi dan badan yang kuat berhasil merebut rokok itu. Samudra membuang rokok itu dengan cara menginjakkan benda berasap itu ke sepatu pantofelnya, lalu menatap wajah Dhika penuh kemenangan

" Sejak kapan lo ngerokok ?" Tanya Samudera halus

" Tanya boti lo noh, nungguin " sambil menunjuk tenda Alfiee

Dhika berdecih meninggalkan Samudera, namun tangannya tertahan membuat Dhika melawan.

" NGAPAIN LAGI SIH KAK ! "

Brughhh

Dhika menghantam wajah Samudera hingga menyebabkan pinggir bibir Samudera berdarah, Samudera mendorong tubuh Dhika hingga mengenai tembok.

Seakan mencapai puncak klimaks emosinya, Samudra merenggut kaus dibagian leher dhika dan membanting tubuh yang lebih kecil mengenai tembok.

BUGHHKK

Kepalan tangan Samudera menghantam tembok didekat wajah Dhika sambil meremas leher baju Dhika. Dhika memejamkan matanya takut. Hingga ia merasakan tetesan darah tangan Samudera mengalir menetesi kaosnya.

" LO YANG KENAPA, LO PIKIR GUE BAKAL BIARIN LO KALO LO KAYAK GINI !!! "

Pertahanan Dhika runtuh, mental yang sudah ia bangun selama 16 tahun karena kekerasan ayahnya seperti sia sia dihadapan Samudra.

" Gue gini karena gue....sayang sama lo, Dhika " ucap Samudera dengan nafasnya yang memberat berusaha menahan air matanya nya.

" Gue gak mau lo kenapa napa "

Kedua pemuda itu, meluapkan semuanya, Dhika dengan kejadian Aldi dan cemburu akan Alfiee, dan Samudera yang memendam rasa cemburu karena Aldi dan Dhika yang terlihat begitu dekat.

" G-gua takut  "

Dhika memang tidak sekuat Samudera, tapi Samudera berusaha menenangkan Dhika yang terisak didekapan Samudera yang membasahi Hasduk sang Pradana.
Sambil mengelus pelan surai milik Dhika, perlahan Dhika mulai menguasai diri dan memperbaiki posisinya.

The Kaivan PradanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang