Hilal Jodoh dari Allah

71 3 0
                                    

Ada pandangan pada lawan jenis yang tidak dihukumi berdosa, yakni ketika seorang wanita  tiba-tiba tak sengaja sejenak memandang seorang laki-laki sampai ia berkedip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada pandangan pada lawan jenis yang tidak dihukumi berdosa, yakni ketika seorang wanita tiba-tiba tak sengaja sejenak memandang seorang laki-laki sampai ia berkedip. Anggap saja itu adalah seklumit dari nikmat surga yang bocor ke dunia.

Mulai enam bulan yang lalu hingga saat ini, aku terus saja mengistighfari mataku sendiri karena terlalu seksama dalam memperhatikan sosok lelaki yang terduduk di kursi pimpinan. Saking fokusnya, setiap huruf yang terucap dari lisannya serta mimik wajah yang ia ekspresikan tak sedikitpun ada yang terabaikan. Laki-laki itu adalah Kak Rafif Abrusyam, pimpinan redaksi majalah Atmosfer yang kini sedang menempuh semester akhirnya.

Selain sebagai mahasiswa semester akhir dan pimpinan redaksi, Kak Syam ini juga menjabat sebagai ketua pondok di ma'hadnya. Aku rasa cukup manusiawi sekali apabila aku jatuh hati pada laki-laki yang mempunyai banyak nilai plus ini, namun tidaklah etis menurutku jika aku harus bergabung dengan barisan Syamil alias kubu pencinta Kak Syam. Inilah salah satu kehebatan Kak Syam, tanpa ia sadari ada satu komunitas yang selalu dan intens menyuplai serba-serbi berita yang berhubungan dengan Kakak Pimred ini untuk sekedar dijadikan bahan perbincangan.

Sayyidatina Fatimah Azzahra mengajarkan tutorial cinta dalam diam dengan begitu elegan, yakni dengan memasrahkan keseluruhannya pada Allah dan menjadikan Allah sebagai tempat menyimpan rahasia terbaik, jadi mengapa harus mendeklarasikan diri sebagai penggemar lalu bergabung dalam barisan mereka? Allah dan caranya lebih pantas aku jadikan opsi untuk menyandarkan diri.

Sesuai dengan nama yang disematkan padaku, Sukainah. Beliau merupakan putri dari Sayyidina Hasan, yang tak lain adalah cucu Sayyidatina Fatimah. Menyandang nama ini membuatku merasa bertanggung jawab untuk bisa meniru jalan yang telah dicontohkan Sayyidatina Fatimah, yakni menyembunyikan cinta sedalam mungkin, hingga tak ada yang mengetahuinya selainku dan Allah 'azza wa jalla.

♠♠♠

"Aina, saya boleh minta alamat rumah kamu?" panggil Kak Syam setelah aku beranjak bangkit dari duduk yang seketika membuat sepasang kakiku kesemutan serta denyut jantung yang bergemelatak.

"Untuk apa ya Kak?" tanyaku penasaran.

Kenapa harus bertanya perihal alamat? Pertanyaan ini selalu membuatku merasa di posisi perempuan yang hilal jodohnya sudah terlihat, sebab saat ini aku berdomisili di pesantren, mengapa mesti bertanya alamat yang disana hanya bertinggalkan wali dariku?

"Minggu lalu saya mendapat laporan kalau kartu tanda anggota kamu hilang, mau saya buatkan yang baru, tapi data kartu yang dulu saya tidak punya duplikatnya, jadi sekarang saya minta lagi sekalian data dirinya juga lebih bagus."

Akhirnya kuputuskan untuk menarikan jemariku yang gemetar diatas kertas untuk menuliskan data diri serta alamat rumahku. Beberapa kali tinta yang telah aku torehkan harus aku coret kembali karena salah tulis. Entah mengapa, sepasang matanya yang menyimak pergerakan jariku membuat tanganku jadi terbata untuk menulis.

Patah Hati TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang