05

174 24 3
                                    

Mangap baru up xixi👄

Gak usah banyak cincau langsung saja push komen dan vote.

....


Tidak perlu terburu-buru menjadi dewasa, nikmati saja alurnya.

-Farel Aditia




*
*
*








Semua orang sibuk dengan tugas masing masing berlari kesana kemari untuk mempersiapkan acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Semua orang tua atau wali santri diundang untuk hadir diacara tersebut setiap tahunnya dan semua bekerja sama dengan tugas masing masing yang sudah diberikan arahan oleh Hasim dan Mila.

"Bang tuyul, ini lampu dosanya mau dipasang dimana?" Tanya Leona pada Iril.

Iril menghela nafas kasar saat Leona memanggilnya Tuyul, saat SMP mereka berdua satu sekolah wajar Iril mengalah karena dia seniornya dan mendengar dari beberapa santri Leona memang seperti itu tapi anehnya lupa atau pikun sepertinya saat SMP Leona tidak seperti itu malah sikapnya kebalikan dari yang sekarang.

"Bisa ngak sih lo ngehargain model rambut gue ini yang kalau selesai mandi gak usah disisir, langkah nih rambut" Iril mencoba membela dirinya.

Leona menggeleng gelengkan kepalanya pelan. "Wah kagak bisa begono bang toyip, kalau tuyul tetap tuyul kagak bisa berubah jadi kunti"

"Terserah lo, itu lampu dosanya biar gue yang pasang" Iril mengalah demi ingin cepat cepat ia beristirahat.

Leona mengangguk lalu berjalan santai ke arah Lika yang sedang merapikan kursi tempat duduk.

"Lagi ngapain?" Tanya Leona saat sudah ada di samping Lika.

"Lagi nyetrika, gak liat orang lagi ngerapiin kursi" Balas Lika judes.

Leona berkacak pinggang mendengar jawaban Lika. "Yee gue kan cuma nanya, sensi amat lagi datang planet lo?"

Lika berhenti merapikan kursi lalu menatap Leona dingin. "Ngak, lagi datang pluto gue, udah tau masih nanya"

"Gak habis Fikri dah, lama lama lo lebih ngeselin dari pada Lisa "

Tak lama kemudian suara teriakan histeris mengalihkan pandangan mereka berdua, suara kaum Hawa sangat melengking hingga siapapun mendengarnya gendang telinga sakit.

"Ada apaan sih teriakannya kayak emak emak kalau lagi nawar aja" Tanya Leona menatap Lika yang ada disampingnya.

Lika melotot tak percaya dia mengusap kedua matanya kasar takut salah liat. "Naa, lo tau ngak?"

"Lo kan belum ngasih tahu gimana caranya gue tempe" Leona menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Lika menunjuk seorang cowok dengan rambut gondrong tidak lupa dengan setelan baju kokoh dan sarung hitam dilengkapi peci jokowi dan di depan cowok itu ada seorang cowok lagi yang sedang melambai lambaikan tangannya layaknya seorang artis lewat sedangkan cowok gondrong itu menunduk sambil menarik koper, kehadiran mereka membuat kaum Hawa berteriak kegirangan.

"YaAllah ciptaanmu terlalu indah untuk dilihat"

"MasyaAllah Gus Nathan udah balik"

"Aaarrrggghh suami gue njeng"

"Gak usah toxic segala bangsat"

"Sisakan satu cowok seperti Gus Nathan untuk hambamu ini yaAllah"

"Dia Gus Nathan, nama lengkapnya Muhammad Nathan Al-Farisi anak Kyai dan di depannya itu teman atau sahabannya Gus Nathan gue gak tau karena mereka selalu bareng, kalau gak salah namanya Ali gatau nama lengkapnya" ucap Lika yang masih memandangi mereka yang masih berjalan ke arah Hasim dan mencium tangannya.

Pesantren Unlimited EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang