12

104 17 1
                                    

Bismillah....

Haii kangen gak sih🗿

Jangan lupa vote dan seperti biasa, kalau ada typo silahkan komen.

Saya senang kalau dapet notif, kayak di kasih notif dari crush🗿

Spam vote aja gapapa, serius justru saya senang😶‍🌫

Udah gak usah banyak cincong langsung aja lesgo🦆

Udah gak usah banyak cincong langsung aja lesgo🦆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.







Leona dan Farel sudah selesai dengan hukumannya, setelah malam itu Leona tidak melihat Nathan lagi. Bukan karena apa tapi yang namanya petugas keamanan dan seorang Gus pasti dia selalu keliling pesantren untuk mengecek.
Farel yang melihat perubahan dari penampilan luar Leona, dia juga ingin tampil berubah walaupun dalamnya tidak, tapi yang yang namanya berubah menjadi lebih baik tidak harus buru-buru.

"Gue harus lepas kalung sama anting ini? " Tanya Farel pada Akbar mengiyakan.

Farel menghela nafas mau tidak mau ia harus melepasnya. "Itu lubang tindikan tutup pake Hansaplast" Titah Iril memberikan hansaplast yang langsung dipakai oleh Farel.

Setelah selesai mereka semua menuju ke sekolah, Nathan dan Ali? Mereka berdua sudah berangkat terlebih dahulu karena asa beberapa hal yang perlu diurus.

"Lun gimana nih gue? " Tanya Leona sedikit panik.

Mereka berempat sedang menuju ke sekolah, ada banyak santri lainnya juga yang lewat menuju tempat yang sama.

Luna menaikkan salah satu alisnya. "Apanya yang gimana? " Tanyanya balik.

"Aishhh sekarang kan pelajaran kitab Tashrif, kalo gue gak hafal Kak Ana pasti marah" Wajah Leona ditekuk, Leona hafal tapi tidak semuanya dan masih sedikit lupa.

Leona selalu kepikiran kalau pelajaran nya itu kitab Tashrif, bukan susah tapi masalahnya itu ia harus ngehafalin semuanya dari depan sampai hafalan yang diajarkan, manusia mana yang bisa? Baru masuk pesantren, baru pegang kitab, disuruh langsung hafalan. Kalau pelajaran lainnya itu masih bisa dicicil karena tidak apa-apa, kecuali pelajaran yang diajari oleh Ana.

Luna menganggukkan kepalanya paham. "Owh masalah itu gampang nanti gue bantuin"

Leona tersenyum matanya berbinar seperti ada harapan. "Serius?! Gimana caranya? " Tanya Leona antusias.

"Caranya gue bantuin doa" Senyuman Leona luntur seketika.

Gini amat punya temen. Batin Leona

Lisa kepikiran sesuatu sejak tadi. "Kayaknya lo gak usah mikirin itu" Potong Lisa menengahi.

Mereka bertiga kompak melihat kearah Lisa bersamaan. "Kenapa gak usah? " Tanya Leona.

"Nanti juga tau sendiri"

Pesantren Unlimited EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang