10

131 17 5
                                    

Emlo gaes kembali lagi dengan watashi🗿

Lama ngak up nya? Maaf yaa.

Tidak usah banyak cincau mari kita lanjut lesgo🦆

Eh tapi sebelum itu ada baiknya kalian pencet vote di setiap part/bab yah nyepam juga gapapa santai aja.
Justru watashi makin senang❤

Kalau ada typo seperti biasa silahkan komen nanti watashi perbaiki.






............

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


........



Suasana pesantren.

"Si Leona kejepit dimana sih? " Tanya Luna panik dan beberapa santri lain mondar-mandir kesitu kesana setelah melihat Leona tidak ada di pesantren, bahkan batang hidungnya saja gak keliatan.

Semua santri berkeliling ke semua tempat sejak selesai sholat Subuh dan sekarang hampir memasuki waktu sholat Ashar Leona tidak keliatan sama sekali, mungkin saja Leona ketiduran entah dimana jadi semuanya berpencar, tapi tidak ada satupun yang melihat Leona sama sekali.
"Than gimana ini, Leona belum ketemu, kalau dia kenapa kenapa gimana? Kalau dia diculik tuyul gimana? " Tanya Ali ngasal.

"Lo bisa diem bentar ngak? Gue lagi nafas" Kesal Nathan tidak sadar karena sedang berfikir.

Ali memanggil Iril untuk datang kearahnya. "Gundul mending lo ajarin Nathan gimana caranya dia nafas dah, dia sampe lupa caranya nafas bjir"

Iril memutar bola matanya malas. "Lo manggil gue kesini cuma karena itu? Berhenti bercanda sekarang Leona hilang, dan kalau sampai Bundanya Leona tau kita bisa jawab apa? Dikira pesantren ini gak bertanggung jawab, lo mau? " Setelah mendengar itu Ali diam dengan seribu bisu.

Yang awalnya Nathan menunduk untuk berfikir kini ia mendongak kan kepalanya dan pergi dari Iril dan Ali untuk mencari seseorang.

"Abi Leona belum ketemu yah?Ana takut, karena Ana terlalu galak sama Leona dia gak betah di pesantren terus dia pergi " Tutur Ana merasa bersalah, sejak tadi air mata Ana tidak berhenti menetes dari mata indah itu.

Mila mengusap air mata Ana lalu tersenyum kepada Ana dan mengusap kepalanya lembut. "Ini bukan salahnya Ana, jangan salahin diri kamu begitu, mungkin Leona lagi hafalan di suatu tempat sampai lupa waktu" Nasehat Mila memberikan kekuatan pada Ana.

Hasim yang sejak tadi duduk walupun keliatan tenang, tapi jantungnya tidak setenang itu, ia khawatir takut terjadi apa apa pada Leona. Tak lama setelah itu telvon berbunyi, lebih tepatnya telepon rumah khusus, ternyata Bundanya Leona, Ana mendengar beberapa kalimat yang Hasim lontarkan mulai dari kata maaf dan alhamdulillah ternyata Leona aman dan sekarang ia sedang ada di rumahnya. Telpon itu ditutup dengan nafas lega, tidak ingin membuat semua santri kawatir terlalu lama Hasim menyuruh Mila untuk memberi tau tapi Ana yang sudah pergi.

Pesantren Unlimited EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang