22

60 5 4
                                    

Bismillah

Halo gays PUE udah update nih tinggal baca dan jangan lupa tanda bintangnya dipencet

Banyak typo karena gak ngetik disini, harus dicatatan dulu takut ilang mwehehe

Udah vote? Oke lanjut

Gak usah banyak cincong langsung aja lesgo 🦆

Cap bebeknya pren🦆

Aish udah

Follow ya pren






............









"Kyai Hasim terlalu peka memperhatikan para santrinya" oceh Lisa tersenyum sambil berjalan menuju rumah setelah selesai dari panggilan.

Hasim selalu memperhatikan para santri tak jarang banyak santri yang selalu dipanggil untuk dinasehati, bahkan sekarang Hasim tau kalau rumah yang ditempati oleh Lisa sedang ada masalah dan langsung dipanggil diberikan nasehat, tidak hanya kali ini saja Lisa tau saat Farel dipanggil Hasim saat bagi bagi takjil tanpa sengaja ia mendengar bahwa para bodyguard yang selalu berkeliling di area pesantren ternyata suruhan dari ayahnya Farel.
Kagum dengan Hasim walaupun hanya masalah sepele dan para santri ingin menutupi masalahnya tapi masih saja ketahuan, sungguh Hasim sangat menyayangi mereka semua dia tidak memandang bulu jika ada orang yang meminta pertolongan baik itu orang asing atau orang gila sekalipun selalu ia berikan pertolongan, tak heran rezeki selalu melimpah padanya dengan hati seorang malaikat yang selalu menolong orang-orang tanpa memandang status bahkan saat Hasim menolong seorang penjahat dan bahkan hampir dibunuh Hasim tetap menolongnya.

"Lisa"

"Astaghfirullahhaladzim" hampir jantungnya keluar dari tempatnya, kebiasaan amat muncul tiba tiba.

Iril hanya cengir kuda tanpa dosa. "Maaf Sa ngagetin" Lisa mengangguk paham, Iril memang suka muncul tanpa salam ia hanya terkejut karena hari sudah malam jadi wajar kan apa lagi ia sendiri.

"Gue ulang" tanpa persetujuan Lisa, Iril melangkah mundur lalu maju menghampiri Lisa mengulangi apa yang baru saja terjadi.

"Assalamualaikum Lisa" tidak lupa senyumnya ia tampilkan.

Lisa hanya menggelengkan kepalanya saja dengan tingkah konyol Iril. "Waalaikumsalam Kak"

Terdengar helaan nafas dari Iril. "Udah gue bilang jangan panggil gue Kak, tanggal lahir kita gak jauh beda cuma beberapa bulan aja gak usah panggil Kak"

Lisa menarik ujung bibirnya sambil menatap ke arah lain tidak ingin bersitatap dengan Iril "Gapapa Kak udah kebiasaan"

Tanggal lahir para santri dianggap saat dibawa oleh Hasim dan Mila, saat seseorang dibawa ke pesantren dan tinggal di hari itu juga maka mereka anggap sebagai tanggal dan bulan mereka lahir, kecuali santri itu mengingat tanggal lahirnya sendiri itu tidak akan berlaku, hanya sedikit yang mengingat karena mereka sibuk bertahan hidup di luar sana, walaupun tidak terlalu penting tapi siapapun yang berulang tahun nanti pasti akan dirayakan bersama, keluarga tidak harus darah daging yang sama bukan?

"Hmm lo dari mana?" Tanya Iril menunduk ingin melihat wajah tapi pandangannya berkeliaran melihat apapun yang penting tidak menatap Iril.

"Dari rumah Kyai Kak, Kakak sendiri ngapain malem² keluyuran?"

Iril mengingat ingat apa yang ingin ia lakukan keluyuran sendiri agak lupa tapi baru saja ingat. "Oh iya gue nyari ayam, di kandangnya tadi gue hitung ada yang kurang pasti lagi tidur di tempat lain" Lisa hanya mengangguk paham, sungguh Iril sangat bertanggung jawab dengan ternak yang diurusnya.

Pesantren Unlimited EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang