Sudah satu minggu sejak ciuman pagi itu. Jongin pun telah sembuh, meskipun ada beberapa titik yang kadang terasa nyeri, namun ia telah beraktivitas seperti biasa. Sehun sendiri tidak mengatakan apapun tentang ciuman itu ataupun ungkapan Jongin di panggilan waktu itu.
Saat ini, Sehun tengah menerima panggilan dari perusahaannya di Jepang. Ada beberapa pertemuan yang mengharuskan ia hadir disana. Hal itu cukup membuat Sehun berpikir untuk tetap berangkat atau tidak, pasalnya pernikahannya dengan Jongin tinggal 2minggu lagi.
Saat tengah sibuk berbicara dengan orang dari perusahaan cabang melalui ponsel, Jongin masuk tanpa permisi.
Ia terlihat cukup kesal, namun mencoba menutup mulut begitu melihat Sehun masih melakukan panggilan.
Saat Sehun sudah memutuskan panggilan, "Yak! Sehun! Kau gila?" Teriak Jongin tepat ia berdiri di seberang Sehun duduk.
"Apa maksudmu?" Tanya Sehun yang belum mengerti permasalahannya, ia masih belum beranjak dari posisi awal.
"Kita akan menikah 2 minggu lagi! Bagaimana bisa kau mau pergi ke Jepang?!"
"Aku hanya pergi 2 hari saja." Sehun mencoba tenang, tidak tersulut emosinya.
Jongin melangkah mendekat ke meja, "Apa tidak bisa pergi setelah dari sana?"
"Tidak bisa."
"Bagaimana jika aku mengatakan tidak untuk kali ini?" Jongin mulai menurunkan nada suaranya.
Sehun menggelengkan kepala pasrah, "Jongin, kau tau kau tidak bisa melakukan itu. Aku harus pergi."
Jongin mengepalkan tangannya kuat - kuat, ia sudah meledak di awal, jika sekali lagi ia menaikkan nada, mungkin ia yang akan kalah di awal dengan buliran air mata.
"Fine, pergilah!" Jongin mundur selangkah sebelum meninggalkan Sehun.
Sehun bangun dari duduknya, ia ingin mengejar Jongin. Saat keluar ruangan, ia melihat Choi berdiri disana, "Dimana Jongin?"
"Tuan Jongin baru saja..." Choi belum menyelesaikan ucapannya saat Sehun sudah melenggang pergi.
Sehun mengejar lelaki itu hingga bertemu di basement parkiran. Tunangannya terlihat berjalan lemas, seakan ia sudah lelah hari ini.
"Jongin!" Panggil Sehun membuat langkah pemuda itu terhenti.
Jongin tak berbalik bahkan saat Sehun sudah berdiri di balik punggungnya.
Sehun menyentuh bahu Jongin, menariknya perlahan hingga berbalik. Jongin mengalihkan pandangannya setelah berbalik, membuat Sehun tersenyum lembut.
"Aku hanya sebentar disana..." Ujar Sehun, Jongin hanya mengangguk tanpa menoleh pasangannya.
Sehun menghela nafas, "Aku akan berangkat nanti malam."
Jongin hanya bergumam, tak sepatah kata pun ia lontarkan.
Sehun menarik dagu Jongin, "Lihat aku...". Ia menarik nafas panjang, "Apa yang ada dipikiran mu?"
Jongin membuka mulutnya, namun ia ragu untuk menjawab. "Sepertinya, aku salah paham tentang kita."
Sehun mengerutkan kening, "Maksudnya?"
"Aku hanya merasa kau terlalu meremehkan pernikahan ini."
"Bukan seperti itu, aku pergi hanya 2-4 hari. Toh pernikahannya kan 2 minggu lagi."
"Tapi kita perlu melakukan persiapan!"
"Choi akan membantu mengurusnya, kau hanya perlu duduk tenang."

KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN (SeKai) (END)
Fanfiction"Aku tak harus memilikimu untuk mencintaimu." "Aku tak harus mencintai mu untuk memilikimu."