Hallo guys. Sorry banget baru bisa up hari ini.
Kangen ya? ya udah silahkan dibaca.
Hati-hati banyak typo bertebaran!
Biasakan vote sebelum membaca.
Selamat membaca 😉
𖤐𖤐𖤐𖤐
"Evan," panggil Calista mengejar Devan yang berjalan sendirian di koridor sekolah.
Devan berbalik, menatap malas wanita dihadapannya. "Lo budeg? berhenti deketin gue kalau lagi disekolah! gue gak mau sampai status kita terbongkar. Kalau sampai itu terjadi, lo tanggung akibatnya!"
Calista menghela nafas pelan. "Aku gak akan berhenti Van. Aku akan terus perjuangin cinta kamu itu! apapun akibatnya aku akan tanggung."
"Sampai kapan pun rasa benci gue gak akan berubah jadi cinta. Ngarep lo?!"
"Van please balik Van. Mana Devan aku yang dulu?"
"Udah lenyap! dan lo gak akan pernah ketemu dengan Devan yang dulu."
"Devan," panggil seseorang menghampiri Devan.
Devan tersenyum, ia merangkul perempuan disampingnya itu.
Calista mengerutkan keningnya. "Citra," gumamnya pelan.
Citra tersenyum. "Hai Ca. Lo ngapain disini?" tanya Citra.
"Lo sendiri ngapain disini?" tanya Calista. Ia berteman dengan Citra, karna memang mereka waktu smp satu kelas.
"Nemuin pacar lah," jawab Citra tersenyum menatap Devan.
Deghhh
"Pa-car? lo pacar Devan?" tanya Calista sedikit bergetar.
Devan mengangguk. "Yes. Gue sama Citra pacaran. Lo gak mau ucapin selamat gitu? karna gue berhasil naklukin hati salah satu primadona sekolah," ucap Devan terlihat sangat santai.
Citra tersenyum malu. "Kamu bisa aja."
Mata Calista mulai memanas. "Selamat ya, semoga langgeng," ucap Calista pergi dari hadapan kedua pasangan itu.
Citra menatap heran. "Calista kenapa buru-buru banget ya?"
"Udah lah yang, gak usah difikirin. Yok kita kekantin," ajak Devan diangguki Citra dengan senyum manisnya yang terukir.
Disisi lain Calista menghapus air matanya yang terus mengalir. Ia sekarang berada di toilet, menatap pantulan wajahnya di cermin.
Hati Calista sakit, ia hancur. Kenapa Devan sejahat itu? kenapa Devan setega itu kepada Calista?
Calista tertawa pelan. "Wanita kaya gue emang gak ditakdirin bahagia ya. Bahkan suami gue sendiri pacaran sama teman gue. Jahat Van lo jahat. Ya tuhan kenapa sesakit ini."
~~~~
"EVAN!"
"VAN BERHENTI!" teriak Calista mengejar Devan hingga sampai di rooftop.
"DEVAN!" teriak Calista begitu lantang.
Brukk
"Auhh," ringis Calista, keningnya membentur punggung tegap Devan. Sialnya laki-laki itu berhenti tanpa ada pemberitahuan.
Devan mengepalkan kedua tangannya. Ia membalikkan badannya, menatap tajam gadis yang berada dihadapannya.
Melihat tatapan itu membuat Calista mundur satu langkah. Ia tau telah mengucapkan suatu hal yang tidak disukai pria itu, dan sialnya Calista malah mengucapkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENGGANG 《Devan and Calista》
Teen Fiction~RENGGANG~ "Aku memang mencintaimu, bahkan lebih dari mencintai diriku sendiri. Tapi hati aku bukan baja yang tetap utuh saat ditusuk duri. aku gak sekuat itu menanggung beban seberat ini. Aku mengalah, aku tidak bisa melawan takdir. Pergilah bersam...