Jadilah Pemaaf
Agar dadamu lebih lapang
Hatimu lebih tenang dan
Harimu lebih bahagia~ ZIDAN ~
•
•
•
Dua minggu kemudian...
"Biar kita antar ke dalam ya Ca," tawar Azha setelah mobil Alvin terpakir didepan kediaman Calista dan Devan.
Hari ini Calista baru diperbolehkan pulang. Dua minggu lebih ia dirawat dan selama itu pula Devan tidak pernah menampakkan wajahnya dirumah sakit.
Hal itu cukup membuat Calista sadar akan posisinya sekarang dimata seorang Devan...
"Ca... " panggil Azha melihat Calista tak merespon.
Calista tersadar lalu menoleh. "Gak usah Zha, gue sendiri aja."
"Ta--"
"Udah gpp gak usah khawatir, barang-barang gue udah diantar kan?"
"Udah diantar sama yang lain tadi," kali ini Alvin yang menjawab.
Calista mengangguk. "Makasih ya selama gue dirawat kalian selalu nemanin."
"Gak usah makasih, kita semua kan sahabat lo," jawab Alvin lagi.
Azha mengangguk setuju. "Yaudah lo masuk gih, istirahat ya, jangan banyak gerak dulu."
Calista tersenyum. "Yaudah gue masuk dulu. Sekali lagi makasih, dahh assalamu'alaikum," pamit Calista beranjak memasuki rumah.
Azha dan Alvin menatap iba Calista yang mulai menjauh.
"Semoga Calista baik-baik aja ya," gumam Azha.
"Calista pasti baik-baik aja," balas Alvin mengusap lembut rambut Azha.
"Tapi nanti kalau Devan jahat ke Calista gimana Al?"
"Sstt sayang Devan gak mungkin senekat itu. Kalau pun itu benar terjadi aku janji, aku Gio ataupun Zidan gak akan tinggal diam."
oOo
"Kirain lo gak bakal sembuh..."
Seruan itu membuat langkah Calista berhenti. Ia menoleh menatap Devan yang tengah bersantai didepan tv dengan cemilan yang ada ditangannya.
"Gue lapar sekarang lo masak,,,"
"Van...?" bingung Calista menatap tak percaya.
Devan mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? masak tanggung jawab seorang istri kan? ada yang salah?"
Calista menggeleng. "Tapi gue masih lemas," lirihnya pelan.
"Sejak kapan lo jadi lemah? dulu lo kan yang maksa gue buat makan masakan lo. Sekarang gue mau dan kenapa lo malah gak mau!"
"Nanti gue masakin kalo gue udah sembuh Van, tapi jangan sekarang ya. Bahkan buat jalan aja gue masih sempoyongan," pinta Calista dengan mata sendunya. Kepalanya sangat pusing, Calista butuh istirahat sekarang.
"Dikira gue peduli? masih untung lo gak gue cerain setelah apa yang lo lakuin dengan kedua orang tua gue! lo udah dikasih hati malah minta jantung!"
"Bi Surti kemana?" tanya Calista mengalihkan pembahasan.
"Gue pecat. Dan mulai sekarang semua pekerjaan rumah lo yang kerjain," ucap Devan tanpa menatap Calista.
Calista melotot tak percaya. "Bercanda ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENGGANG 《Devan and Calista》
Ficção Adolescente~RENGGANG~ "Aku memang mencintaimu, bahkan lebih dari mencintai diriku sendiri. Tapi hati aku bukan baja yang tetap utuh saat ditusuk duri. aku gak sekuat itu menanggung beban seberat ini. Aku mengalah, aku tidak bisa melawan takdir. Pergilah bersam...