9. Siswa Baru

5 0 0
                                    

Pagi hari yang cerah, Jia baru saja bangun. Jia bingung, kemarin ia party namun saat bangun sudah berada di rumah. Akhirnya kepala Jia masih pusing mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin.

"AAAAAAA!!! ANJIRTT malu banget gua" teriak Jia sambil menutup kepalanya dengan bantal.

Jia pun mandi lalu turun ke bawah untuk sarapan dan pergi sekolah. Jia duduk di kursi meja makan lalu menyendok nasi ke piringnya. Jia telah menghabiskan beberapa suap makanannya namun Briven belum juga duduk untuk makan.

"Saya mau berangkat ke kampus, ini obat pengar jangan lupa diminum" ucap Briven.

"Kak...maaf ya buat yang kemarin, aku gak sadar. Oh iya, makasih obatnya kak" ucap Jia

"Lain kali jangan mau diajak minum sama orang yang gak dikenal. Akhirnya kamu malah ngerepotin saya" ucap Briven.

"Ya" ucap Jia malas.

"Mau berangkat bareng gak?" Tanya Briven.

"Gak usah kak, aku berangkat bareng Melvin aja" ucap Jia.

Briven terdiam sejenak menatap Jia tajam. Matanya seolah ingin menerkam Jia.

"Kakak berangkat aja gapapa kok" ucap Jia.

Tanpa basa-basi Briven langsung beranjak pergi dari hadapan Jia.

                                 ~~~

Jam pelajaran dimulai, guru masuk ke kelas yang di ikuti oleh seorang siswa laki-laki di belakangnya.

"Pagi semuanya, hari ini kita kedatangan teman baru. Ibu harap kalian bisa berteman baik. Coba perkenalkan diri kamu" ucap Ibu guru.

"Perkenalkan saya Gavin Pratama. Saya pindah karena pekerjaan orang tua. Saya harap kita semua dapat berteman baik di semester akhir ini" ucap Pria bernama Gavin itu.

"Silahkan duduk di sana" ucap ibu guru sambil menunjuk kursi di belakang Eunice.

Gavin segera berjalan ke kursi yang ditunjuk. Saat melewati kursi para siswa perempuan, pria berlesung pipi itu tersenyum terus.

Jam istirahat tiba, Jia dan Eunice duduk di kantin menunggu Melvin datang. Beberapa menit kemudian, Melvin pun datang dengan seorang pria di sampingnya yaitu Gavin.

"Udah nunggu lama ya?" Tanya Melvin lalu duduk.

"Gak juga" ucap Jia.

"Oh iya, Dia gabung ya, dia temen club motor gua, Gavin. Anak baru yang tadi pagi kenalan" ucap Melvin.

"Gua tau, tapi lumayan ganteng ya" ucap Eunice.

Pria yang bernama Gavin itu langsung tersenyum malu saat dipuji Eunice.

"Gua lagi nyari pacar buat diajak night ride loh" ucap Gavin tiba-tiba.

"Pacar? Dih, sok-sokan nyari pacar, beli bensin motor aja masih minta ke ortu" ucap Eunice yang kelihatan ilfeel.

Jia dan Melvin tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Eunice. Sedangkan Gavin terkekeh kecil.

                               ~~~

Tibalah saat pulang sekolah, Melvin menawarkan Jia tumpangan untuk diantar pulang. Sedangkan Eunice menunggu kakak perempuannya menjemput di pos satpam.

Namun, setelah lama menunggu kakaknya tak kunjung datang. Tiba-tiba Eunice mendapat pesan bahwa kakaknya tidak dapat menjemputnya di sekolah karena ada urusan kantor mendadak.

Akhirnya Eunice memesan ojek online meski baterai HP nya sisa 5%. Namun tiba-tiba seorang pria dengan motor ninja hitam berhenti di didepannya.

"Woi, mau bareng gak?" Ucap pria itu.

"Lo siapa?" Tanya Eunice kepada pria itu karena wajahnya tertutup helm.

Lalu pria itu membuka helmnya. Kini wajah tampan pria itu terlihat dengan jelas di hadapan Eunice. Pria itu adalah Gavin pria yang membuat Eunice ilfeel.

 Pria itu adalah Gavin pria yang membuat Eunice ilfeel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak usah, gua udah pesan ojek" ucap Eunice.

"Oh, okay" ucap Gavin lalu pergi dengan motornya.

Karena terlalu lama mengobrol dengan Gavin, HP Eunice pun lowbat.

"ARRGHH!!! ini gara-gara si Gavin sialan!!" Teriak Eunice kesal.

Akhirnya Eunice memutuskan untuk mengendarai angkutan umum saja. Namun setelah lama menunggu, tak ada satupun angkutan umum yang lewat karena hari sudah hampir malam.

Kini Eunice ingin menangis saja rasanya.  Rasa bingung, kesal dan takut campur aduk saat ini. Tiba-tiba seorang pria dengan motor ninja yang tak asing berhenti di depan Eunice.

"Masih di sini Lo?" Tanya pria itu ucap pria itu lalu membuka helmnya yang tak lain adalah Gavin.

"Lo lagi?! Mau apa Lo!" Ucap Eunice kesal.

"Naik" ucap Gavin.

"Ck, kalo HP gua gak lowbat gua gak akan naik motor lu" keluh Eunice pelan  sambil naik ke motor Gavin.

"Gua denger" ucap Gavin tiba-tiba.

"E-eh, kenapa?" Ucap Eunice takut.

"Pegangan yang kuat, nanti jatuh" ucap Gavin.

"Ck, modus buaya" ucap Eunice kesal yang masih belum berpegangan.

Tiba-tiba Gavin mulai menancap gas pada motornya. Eunice terkejut dan refleks memeluk pinggang Gavin erat.

"Modus" ucap Gavin kepada Eunice lalu terkekeh kecil.

Eunice yang merasa kesal dan malu tidak punya pilihan lain selain diam selama perjalanan sambil memegang pinggang Gavin.

                               ~~~

Jia dan Melvin sudah sampai di rumah Briven dan sedang mengerjakan tugas bersama. Mereka berdua terlihat fokus pada buku mereka masing-masing. Tiba-tiba pintu terbuka, seorang pria masuk yang tak lain adalah Briven.

"Eh, kakak udah pulang, kenalin ini sahabat aku Melvin" ucap Jia kaku.

Namun Briven hanya mengangguk pelan lalu berjalan menuju kamarnya.

"Kakak Lo gak marah kan?" Tanya Melvin tiba-tiba.

"Ya nggak lah, ngapain marah, kan kita cuma belajar bareng" ucap Jia.

Setelah beberapa menit kemudian, Melvin pulang ke rumahnya. Lalu Briven keluar dari kamarnya dan menghampiri Jia.

"Kamu ada hubungan apa sama cowok tadi?" Tanya Briven tiba-tiba kepada Jia yang duduk di sofa.

"Sahabat kak" ucap Jia.

"Sejak kapan?" Tanya Briven dengan wajah kepo namun gengsi.

"Udah lama kak, Melvin itu anaknya baik banget. Dia juga anggota club motor sama basket. Keren kan kak?" ucap Jia tersenyum bangga menjelaskan tentang Melvin.

"Oh" ucap Briven lalu mengangguk pelan.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Briven || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang