5. Neighborhood

3.1K 12 0
                                    

Bangun bangun terasa ada yang aneh ternyata dada ku diremas remas sama kakak ku, lalu kepalaku juga di elus elus olehnya. Baru aja pagi tetapi biasanya pagi pagi penis nya lelaki langsung tegak, di pahaku menjepit penis kakak yang lagi tegak.

Rasanya geli gimana gitu kalo di paha bagian dalam, dadaku tidak berhenti di remas oleh kakak. Dia meremas sambil menutup matanya karena malas bangun hanya tangan nya yang bergerak, astaga ini membuat ku desah.

Aku langsung beranjak dari kasur agar kakak berhenti memainkan dadaku, aku mencoba membangunkan kakak tapi dia tidak mau bangun. Baiklah aku akan membuat sarapan sendiri, dilihat lihat kakak ku sudah makan semua pasokan makanan 3 hari kita.

Resah diriku dengan kakak ku memakan semua ini jadi aku terpaksa harus beli makanan sendiri.

Aku keluar untuk beli makanan tapi kenapa banyak yang melihat ku dan ada yang bisik bisik oleh ibu ibu tetangga, merasa aku sedang di omongin. Jangan jangan suara desah ku terlalu kencang hingga terdengar oleh tetangga, ini benar benar memalukan. Sepertinya aku harus berhenti begini terus.

Aku pulang membawa bahan bahan makanan dan langsung memasak, saat aku memasak ada sesuatu dibelakang ku paling kakak ku sudah bangun. Dia langsung menyerangku dari belakang, aku dipeluk erat sekali sampai dadaku sesak.

Kakak terlalu gemas padaku kemungkinan dia sudah terlalu suka pada adiknya sendiri. Kakak ku tiba tiba menemukan benda aku tak tau apa itu terlihat seperti alat kecantikan, kakak ku bilang itu vribator yaitu alat untuk seksual dan menaikan nafsu birahi. Kakak ku mendapatkan vribator tersebut dari kamar ayah ibu kami, dia jago mendapatkan harta karun di kamar orangtua kami.

"santai aja, ntar aku kembalikan lagi jangan meninggalkan jejak intinya"

kakak ku bilang begitu tapi bagaimana soal kondom yang berkurang, apakah tidak akan dicurigai oleh ayah atau ibu?. Kayaknya kakak ku mau begituan lagi, hadeh aku rasa ini harus berhenti.

"Aku gak mau seks lagi!"

setelah aku meminta itu, wajah kakak ku seketika berubah awalnya hatinya girang kemudian menjadi kecewa. Dia sepertinya marah denganku padahal dia tidak mengerti dan belum mendengar penjelasannya, dia langsung main pergi aja.

Aku memanggil kakak ku untuk sarapan tapi dia mengabaikan ku, mungkin dia sedang kecil hati. Dia akhirnya mau makan bersama ku tapi dia mendiamkan diri tidak berbicara padaku, dan ini waktu nya aku angkat bicara.

Aku: "kakak marah?"

Kakak: "yah menurut lo?"

Aku: "maaf kak aku tadi gak mau soalnya tadi aku keluar, tetangga kita banyak ngeliatin aku"

Kakak: "jadi lu mikir kalo tetangga kita denger kita lagi cocok tanam gitu? Terus lu malu pas mau keluar?"

Aku: "iya mas, jangan sering sering"

Kakak: "yah bahaya juga kalo terdengar tetangga, kamu seh desahnya terlalu keras"

Aku: "kok aku sih"

Kakak: "habisin aja dulu sarapan nya"

Akhirnya kakak ku mengerti tapi yah gitu aku yang disalahkan. Saat itu aku lagi menyapu halaman depan dan ada tetangga ku sedang gosip, sepertinya sedang gosipin aku.

"Itu ta anaknya? Rumah nya besar tapi kedengaran kayak ada suara desahan gitu"

"paling kakaknya bawa pacar toh si kakaknya udah pernah bawa pacarnya ke rumahnya, eh tapi lupa sekarang udah putus"

"Waduh jangan jangan berhubungan sama adik nya sendiri, parah sih orangtuanya kerja di perusahaan besar dan terkenal tapi anaknya jarang diperhatiin sampe berhubungan sama adiknya sendiri"

Sedap banget omongan tetangga, tapi fakta sih. Yah semuanya pada mikir aneh aneh kayaknya harus di netral kan tapi gimana. Kakak ku minta kita terlihat seperti biasa saja dan jangan sampai berlebihan, terus dia minta ke aku kalo desah jangan keras keras. Sama aja sih ini, hadeh emang kakak kalo bikin rencana gak bener.

Sebenarnya kakak ku takut kalo dijadiin gosipan tetangga dan sampe terdengar orangtuaku tau entah bakal diapain, paling sekeluarga kami malu dilihat orang lain. Kalo begitu kita harus hati hati aja jangan sampe gosip nya menyebar ke ibu dan ayah. Kakak ku mau pergi keluar dan aku disuruh disuruh di rumah aja, dia mau pergi ke rumah teman nya yang sedang sakit. Dia juga mau cek tetangga tetangga kita yang masih membicarakan kita.

Kakak ku pergi dan aku kebosanan dirumah, agar aku tidak bosan aku meluangkan waktuku untuk belajar. Belajar baru 2 menit udah bikin ngantuk, jadi aku mau tidur saja. Baru aku menutup mataku dan tak bisa tidur lagi, jadi aku mau makan saja.

Lihat kulkas tak ada makanan enak, mau beli makanan di online aja mahal mahal. Jadi aku mau keluar saja meskipun cuman lihat sana sini, dan aku keluar ditanyain oleh ibu ibu tukang gosip.

"ih bapak sama emak mu mana kok kalian 3 hari dirumah sendirian mulu"

dia hanya penasaran mengapa kita cuman berdua dirumah. Dengan murah senyum aku menjawab orangtua kami sedang ada pekerjaan diluar kota dan kami mandiri, dan dia sepertinya memahaminya lalu tiba-tiba orang itu menanyakan mengapa ada suara teriakan wanita kesakitan dirumah ku. Astaga kalo nanya kok enteng banget gak mikir dulu apa.

Aku gugup mau jawab apa, jadi aku beralasan ibu itu cuman halusinasi saja dan salah dengar. Aku juga mau memutar balik fakta

"aku kemaren pernah teriak gara gara itu habis jatuh dari tangga sampe kaki saya keseleo, terus kakak saya mijetin tambah bikin sakit".

Aku takut apakah orang itu bakal percaya apa tidak dan ternyata dia percaya, aku harap dia menyebarkan tentang itu agar semuanya tidak salah paham dan rahasia kami aman. Ibu itu mengasih aku saran untuk mengobati keseleo dan dia bilang pijat atau urut tidak dianjurkan dan bisa berakibat fatal, aku menerima saran nya padahal aku tidak terluka.

Kakak ku pulang dia langsung masuk ke rumah seperti buru buru dan mencari aku,

"dek kamu pernah jatuh? Kok aku disalahin karena habis pijetin kamu?"

kata kakak begitu sepertinya dia habis mendengar cerita ibu tadi. Jadi aku akan menjelaskan soal tadi. Kakak ku sudah mengerti dan tidak salah paham lagi setelah aku menceritakannya, tapi kakak masih khawatir soal aku keseleo padahal itu cuman karangan ku.

Only On My Sister (Rarely Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang