Gisella.pov
Angin dingin menerpa wajahku yg kini tengah memejamkan mata. Di temani langit yg sudah di tutupi gelap namun masih terlihat indah karna di sana banyak bintang bertaburan.
"Coklat panas?" Tanya seseorang. Tubuhku beralih untuk menatap pria yg berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan yg memegang cangkir.
Kemudian ia mendekatiku "di sini dingin, nanti kamu sakit".
Kini bibirku mengulum senyum lalu meraih cangkir yg ia berikan.
"Iya memang dingin. Tapi itu lebih baik" monologku. Kini manik mata kami bertemu ia tersenyum padaku. Wajah kami sangat dekat hingga aku dapat merasakan deruh nafasnya menerpa wajahku membuat mataku terpejam.
"Sudah kamu fikirkan aku harap kita bisa memulainya" ujarnya. Javano kini meraih jemariku dengan lembut lalu menggenggamnya ia mengambil ahli cangkir yg berada di tanganku lalu menaruhnya ke sisi tubuhku.
"Ya, aku akan mencoba javano. Ini terbilang sulit tapi akan aku usahakan".
Kini bibirku tersenyum padanya. Detak jantungku bertambah cepat.
"Ada apa kau gugup Gisel?"tanyanya sambil mengampit jarak di antara kami. Ia mendekap ku.
"Apa kau gugup? Jantungmu berdetak lebih cepat Gisella"ujarnya membuatku berusaha melepas pelukan darinya.
Kini wajahku tertunduk malu.
Tangan kekarnya menyentuh rahangku lalu menangkupnya.
Wajahnya sangat tampan dan bersinar di temani dengan gelapnya malam. Ada beberapa gedung tinggi yg menyinari membuat ini terasa lebih indah.
Kini ia memajukan kepalanya dengan memejamkan matanya.
Cup
Ia mengecup singkat hidungku. Ini salah?.
"Hidungmu merah. Ayo kembali ke dalam"ajaknya namun aku enggan pergi dari sini. Malah menyandarkan tubuhku pada bahunya rasa nyaman tercipta di sini.
"the night sky is so beautiful just like you. you are so beautiful there will never be someone who can make my heart beat faster" ujarnya menatap langit malam.
"Lalu, mengapa kita bisa merasakan hal yg sama? Maksudku jantung ku tak berdetak lebih cepat saat bersamamu. Berbeda dengan Rangga memang dulu aku merasakan itu pada dia. Sekarang entah mengapa aku tak merasakannya lagi" ujarku jujur. Ia tersenyum.
"Karna kau mulai menyukaiku, ah! Tidak! Kau mulai mencintaiku Gisella"
"Benarkah?", Ia mengangguk sebagai tanda jawaban.
Malam ini adalah malam paling nyaman bersamanya yg tak pernah ku dapatkan dari siapapun.bahkan angin dingin yg menusuk kulit tak ada bandingannya dengan rasa hangat yg tercipta. Ia menciptakan sebuah prasaan baru. Yg membuatku mulai percaya soal reingkarnasi yg ku alami dengannya di masa lalu. Gina. Wanita hebat itu adalah aku.
"Aku mencintaimu dalam waktu yg panjang bahkan sampai detik ini atau bahkan sampai akhir hanyatku. Cuma kamu yg dapat mengisi seluruh hidupku Gisella"
***
Author.pov
pria dengan tubuh pucat kian menatap kosong bangunan di hadapannya. Dikiranya kecamuk. Benar dia salah tetapi ia ingin memperbaiki kesalahannya dengan cara mulai menerima Natalie untuk tak meneruskan perbedaan yg ada. Namun ia salah semakin ia berusaha untuk menerima Natalie tapi hatinya tetap menolak.
Dikiranya hanya di penuhi oleh satu gadis saja.
Gisella.
"Kenapa di luar Rangga? Nanti kamu sakit" suara halus menyapa telinga pria itu. Namun, ia abaikan.
Kini gadis yg memanggilnya berjalan ke arahnya dan memeluknya dari samping.
"Natalie, kamu sadar tidak aku ini memang sudah sakit" ucap Rangga penuh putus asa. Apa yg ia sembunyikan selama ini. Jiwanya hancur.
Kini gadis di hadapannya meraih jemari pria itu.
"Gak! Aku bakal selalu di samping kamu nga! Aku sayang kamu!"ujarnya namun tangannya di tepis oleh sang empu. Matanya memincing gadis di hadapannya.
"Gak bisa, aku gak suka kamu! Aku udh coba Natalie mengertilah"
Kini gadis tersebut diam seribu bahasa. Lalu memilih beranjak dari tempatnya benar. Ia juga sakit namun ada sesuatu yg membuatnya bertahan bukan karna cinta tetapi kenyataan yg harus di jalani seorang Rangga. Ia mencintai pria itu. Namun, mungkin Tuhan berkehendak ia tak bisa berkata. Saat takdir mulai menjemput apa yg harus Natalie ungkapkan pada Rangga. Pria itu terlalu rapuh. Gadis itu mengerti.
Kini tinggallah Rangga sendiri dengan dirinya yg memeluk tubuhnya sendiri.
"Aku sangat mencintaimu Gisella"
KAMU SEDANG MEMBACA
DRJAVANO
Romanceini bukan soal tentang bagaimana awal pertemuan.tetapi bagaimana cara mereka di persatuan kembali melalui reingkarnasi yang sulit di pahami. dengan dokter javano Kevin raksel '32' yang bekerja di rumah sakit terbesar di Jakarta. dan Gisella blovin...