12) papa?

14 1 0
                                    

Author.pov

Kini seorang pria bersurai tebal dengan matanya yg sipit memandang ruangan yg di isi tiga orang tersebut. Ia ingin memasuki ruangan tersebut ia rindu namun hatinya seolah bimbang. Perasaannya yg kecamuk seolah mengatakan 'hei dia sudah membencimu kau figur ayah yg buruk' . Namun,rasa rindu yg tak terbendung membuatnya harus melepaskan rindu walaupun akan di tolak kehadirannya ataupun tidak.

"Anak papa"gumamnya sambil tersenyum saat memandang pria kecil yg sedang bermain dengan jiandra dan adik dari varel. Sebuah garis kecil terbit di bibirnya itu adalah senyuman tulus. Ia benar-benar tulus pada juandra.

"Tuhan tolong biar dia menerimaku lagi"ucapnya pelan sambil menatap pada dinding kosong di sampingnya.

Perlahan ia berjalan ke ruangan tersebut lalu mengetuk pintu tersebut.

Tok..tok..tok..

"Papa!"ujar pria kecil tersebut membuat senyum terbit. Namun seketika senyum Rangga luntur saat pria kecil tersebut malah memeluk jiandra dan di balas oleh juandra. Hatinya seolah tersayat. Setelah Gisella mengapa harus juandra apakah Rangga terlalu hina? Atau egois?.

"Eh dokter Rangga ada apa yah?"tanya pria tinggi tersebut dengan senyuman ramah. Hanya di  balas dengan senyuman paksa.

"Tak ada apa-apa dokter jiandra maaf mengganggu waktu anda saya permisi" ujar pria berkulit cerah tersebut  lalu meninggalkan mereka.

Sebelum Rangga melangkah jauh ia menengok ke belakang matanya bertemu dengan mata bocah yg ia rindukan bocah tampan jagoan kesayangannya apapun akan ia berikan untuknya walaupun memang bukan anak kandungnya tapi entah mengapa ia merasa ada ikatan batin antara mereka berdua. Juandra hanya menatapnya sekilas lalu memutuskan pandangan mereka sepihak dan pergi bersama jiandra.

Ia kira juandra akan menanyakan banyak tentang cina. Tentang oleh-oleh,tentang opah dan Omanya,atau tentang kabarnya namun itu hanyalah angan-angan seorang pria malang tersebut. Tetap saja takdir.

"Juandra jangan nakal yah nanti mama nangis kalo Juan nakal" ujar pria bermata sipit yg sedang menunduk di hadapan pria kecil tersebut.

"Juan janji gak akan nakal papa! Juan bakal sayang mama dan papa selamanya!"ucapnya penuh dengan keyakinan membuat kekehan keluar dari bibir Rangga ia bangga mempunyai anak seperti juandra.

"Juan sayang papa?"tanya nya.

"Juan sayang banget sama papa karna papa Juan bisa jadi lelaki yg kuat seperti papa. Juan akan seperti papa. Papa adalah favorit Juan selamanya!" Sorak juandra membuat senyuman tulus terbit di bibir Rangga ia mengelus Surai coklat legam anak tersebut.

"Papa juga sayang Juan" lirihnya dengan pelan di telinga anak tersebut.

Kilasan masa lalu tiba-tiba timbul membuat Rangga menunduk.

"Juan berbohong yah pada papa? Padahal papa sudah menyiapkan banyak oleh-oleh seperti yg Juan mau"gumamnya sambil tertawa sendiri. Hatinya seolah teriris saat melihat gadis yg ia cintai sangat lama bisa berpaling darinya karna keyakinan. Lalu saat pagi tadi jantungnya berdetak tak karuan saat gadisnya bersama javano dan sekarang anaknya melupakannya. Sungguh teriris rasanya.

"Tuhan apa yg harus ku lakukan apakah menerima perjodohan ini atau memperjuangkan Gisella?"tanyanya pada langit.

"Aku benci hidupku"

***

"Juandra kok manggil papa ke dokter Rangga?"tanya jiandra yg menatap juandra tengah terduduk di sofa dengan lesu.

DRJAVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang