"Tolong, hapus nomor Danilla di ponsel kamu."
Bahkan saat permintaanku terucap, Harlan tidak kunjung menjawab. Bagaimana mungkin aku akan percaya bahwa dia benar-benar ingin memperbaiki semuanya? Salahkah jika selama ini aku sangat mempercayainya, tetapi sekarang sikap Harlan malah membuatku sedikit kecewa telah mempercayainya sedalam mungkin.
"See, kamu nggak menjawabku. Bilang aja kalau niatmu untuk membuat hubungan kita-kita baik aja, cuma sebatas niat. Kamu nggak pernah ingin berusaha."
Kebisuan Harlan membuatku menarik tangan darinya. Seperti percuma saja mengumbarkan keinginan untuk berdamai memperbaiki hubungan kami. Sementara sikapnya masih seperti saat ini. Harlan mungkin masih merasa berat untuk melakukan permintaanku.
Aku nyaris tertawa karena pacarku sendiri bahkan tidak langsung mengiakan permintaan itu. Mendadak aku makin menghadirkan tanda tanya besar dalam pikiran; benarkah Harlan tidak pernah menyukaiku?
"Kamu sama Danilla itu cuma tentang waktu aja, Lan. Entah kamu atau dia yang duluan, tapi saat kalian mengatakan bahwa masih ada perasaan satu sama lain ... saat itu juga kamu dan Danilla akan bersama lagi. Waktu akan menjawab semuanya."
Kudapati Harlan menggeleng dan kembali meraih jemariku. "Jangan ngomong gini, Sei. Aku akan lakuin apa yang kamu mau."
"Kalau kamu nggak ikhlas, nggak usah. Aku nggak mau kelihatan menyedihkan sampai harus mengemis segala ke kamu."
"Sei?" Suara Harlan sarat akan pinta. Dia tetap menggenggam tanganku walaupun aku berusaha untuk lepas darinya. "Tolong, kasih aku kesempatan. Aku nggak akan mengulangi kesalahan yang sama."
Entahlah. Aku tidak tahu harus percaya atau sebaliknya. Tanpa menjawabnya, aku melengos menatap kolam ikan koi. Harlan masih tidak ingin melepas tanganku. Kekecewaan dan rasa sayangku terlalu besar untuknya. Tidak, mungkin rasa sayang itu lebih mendominasi saat ini.
Bagaimana bisa aku membenci Harlan saat perasaanku padanya tidak pernah berkurang setiap hari? Harlan menyakitiku, tetapi jauh di dalam hati ... aku masih saja berharap dia akan berubah. Akan menyayangiku tanpa harus terlibat lagi dengan Danilla.
"Lihat, aku bakal hapus kontak Danilla. Aku janji nggak akan ngrespon dia lagi, Seira," ungkap Harlan sambil memainkan ponsel selama beberapa saat. Rupanya ia benar-benar menghapus kontak perempuan itu. "Sekarang apa maumu, Sei? Aku akan lakukan supaya kamu menerima permintaan maafku."
Perasaanku belum lega saat Harlan menyanggupi titahku. Rasa waswas masih ada dan pikiran buruk betah berdemayam di balik batok kepala. Harlan mungkin mengiakan, tetapi siapa yang bisa menjamin mereka tidak berhubungan lagi?
Kepercayaanku pada Harlan kian menyusut. Aku pernah begitu mempercayainya, tetapi Harlan merusak itu semua. Fakta bahwa dia masih peduli pada Danilla dan selalu bertemu dengannya di belakangku, sungguh bukan hal yang pernah terbayang dalam pikiranku sejak kami dekat, lalu menjadi sepasang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA KITA || TRAVICKY [END]
RomansaMungkin sebuah keberuntungan bagi Seira bisa mendapatkan Harlan setelah lelaki itu putus dari Danilla. Seira pikir, ia istimewa. Namun, ternyata Harlan masih terjebak di sana, di labirin masa lalunya. Memangnya ada yang betah saat pacar sediri mala...