PROLOG

61 9 5
                                    

    

   Pria bersetelan hitam itu berjalan dengan langkah yang tegap menyusuri setiap ruangan yang ada disebuah bar. Diikuti oleh beberapa pria bersetelan hitam lain dibelakangnya.

BRUK!!!

     Suara bantingan pintu yang dibuka dengan kasar oleh pria itu. 

"Kapten nathan, itu dia pelakunya!" lapor pria bersatelan hitam lainnya kepada pria yang rupanya bernama nathan itu, sekaligus pemimpin gerombolan itu. Pria yang  menjadi tersangka aksi tersebut menatap nathan dengan tatapan kesal, karena measa ketenangannya terusik.

   "Siapa yang berani mengganggu ketenanganku?" ucap si tersangka dengan kondisi setengah sadar_ dibawah pengaruh alkohol. Dengan langkah yang sempoyongan, si tersangka berjalan mendekati nathan dengan tangan kanan yang memegangi sebuah gelas berisi wine. Dua pria bersatelan hitam mencoba menghalangi si tersangka agar tidak mendekati bos mereka_nathan.

    "Tidak usah" nathan memberi isyarat kepada anak buahnya agar tidak ikut campur. Nathan berjalan mendekati si tersangka yang sedang sempoyongan itu. Dengan tenangnya nathan menggelengkan kepalanya sambil berdecak, dengan kondisi kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya.

    "Kau sudah banyak memakan hak orang lain, tidak terfikirkan sedikipun dalam pikiranmu yang kotor itu seberapa susahnya mereka berjuang untuk bertahan hidup?, sedangkan kau bersenag-senang disini" cela nathan.

   Si tersangka yang tidak terima dengan celaan nathan langsung memukul kepala nathan dengan gelas yang ada ditangnnya itu, dan membuat satelan hitam nathan dibasahi oleh wine. Hal tersebut jelas membuat membuat para anak buah nathan panik. 

   Nathan memegangi dahinya yang berdarah karena terkena serpihan gelas tersebut. "Argh, sialan" decakan sebal keluar dari mulut nathan setelah mengetahui kepalanya berddarah karena ulah tukang korup.

    Dengan cepatnya, satu tonjokan mendarat tepat di salah satu pipi si tersangka, dan membuat si tersangka meringis kesakitan. "Cepat bereskan semuanya, sebentar lagi polisi akan tiba!" suruh nathan ke anak buahnya.

    "Sampah masyarakat sepertimu tidak pantas hidup" bisik nathan tepat ditelinga si tersangka. 

Nathan  membalikkan arah tubuhnya. "Mari kita pergi!" ajaknya seraya meninggalkan ruangan tersebut diikuti oleh beberapa pria bersetelan hitam lain dibelakangnya.

****

*cerita sepenuhnya dibuat bedasarkan fiktif/ tidak nyata.

    

WCFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang