12.KELAS BELA DIRI

13 5 0
                                    

"Jangan menyerah, karena misteri besok belum terpecahkan. [Naomi Vectoria]"

              Jam sudah menunjukkan waktu makan siang, glory melihat jam yang melingkar ditangannya. "Gak kerasa udah jam satu siang" gumamnya. Bagi para agen WCFA, siang ataupun malam sama saja, hanya kegelapan laut dalam yang terlihat.

            Naomi berdiri dengan nampan nasi ditangannya, disusul naya dan glory dibelaknganya. Tiga wanita itu sedang mengantri menu makan siang di kantin WCFA, yang pasti anriannya sepanjang antrian bansos. Naya berdecak sebal "dirumah kalau makan ya tinggal makan, gak perlu antri kayak ginian, keburu mati kelaparan kalau gini" keluh naya sambil menompang dagunya dibahu naomi dengan malas.

         Naomi memindahkan bahunya dengan kasar, sehingga membuat naya hampir terjatuh. "Jangan nyender, capek tau" ucap naomi. Glory hanya menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas berat.

****

          Setelah setengah jam mereka mengantri, akhirnya mereka berhasil mendapatkan menu. "Emm, akhirnya bisa makan juga. Ternyata kalau makan di WCFA harus mempertaruhkan nyawa ya" ucap naya. Sedangkan naomi dan glory sedikitpun tak memperdulikan kicauan naya, mereka memilih untuk segera makan.

           Belum sempat naya memakan suapan pertamanya, tiba-tiba seorang bertubuh tegap datang menghampiri mereka_ naomi, naya dan glory. Yang tak lain adalah nathan_musuh bebuyutan naya dimarkas pusat WCFA. 

"Kapten ada yang bisa saya bantu?" tanya naomi.

"Saya hanya ingin memeperingatkan kalian bahwa lima belas menit lagi kelas bela diri akan dimulai" jawab nathan. Jawabannya sontak dibalas tatapan oleh ketiga wanita yang ada dihadapannya. Nathan berdehem dan melipat tangannya. "Kenapa pada liatin saya?, perkataan saya ada yang salah?" tanya nathan.

           Naomi segera bangkit dari duduknya. "Bukan begitu kapten, tapi kami baru saja ingin memulai makan setelah lama mengantri. Gak mungkin kan kami buru-buru makan" naomi berusaha menjelaskan.

"Ya saya gak mau tau, lagian kalian udah tau waktunya makan siang bukannya langsung nganri". Jawab nathan bodo amat.

"Ta... tapi kapten...."

"Gak ada tapi-tapi, lima belas menit lagi kalian harus selesai makan" sahut nathan.

              Kini pandangan nathan beralih  ke naya yang sedang menahan emosinya sambil memegang sendok makan yang masih berisikan nasi. "Kamu kalau ngelihat bisa biasa aja gak?, risih tau".

              Nathan  kini berlalu  dengan tangan yang ia masukkan kedalam saku blezernya, terlihat dari punggungnya bahwa dia sangat bahagia setelah menjahili ketiga agen trainee itu. Tepat setelah nathan berlalu meninggalkan kantin, naya langsung membanting sendoknya dengan kasar, sampai-sampai seisi kantin dibuat terkejut olehnya.

              Kini semua mata para agen  hanya tertuju kepada mereka bertiga_naomi, naya dan glory. "Maaf, silahkan lanjutkan makan siang kalian. Sekali lagi mohon maaf sudah mengganggu" ucap naomi sambil menyebarkan pandangannya ke semua agen.

              Terlihat naya  mengusap wajahnya dengan kasar, ia mendengus kesal. "Ingin ku berkata kasar dan mengabsen nama hewan didepan wajahnya" kini selera makannya naya banar-benar hilang.

"Naya jangan emosi lagi ya, udah dilanjutin lagi aja makannya, masih ada waktu sepuluh menit lagi kok" naomi berusaha menenangkan naya yang sedang tersulut emosi. Disebelahnya naomi, terlihat glory yang sedang memasukkan banyak makanan ke dalam mulutnya, sampai-sampai kedua pipinya terihat kembung karena terisi makanan. Kini urat didahinya terlihat jelas, sebenarnya urat didahinya glory jarang terlihat, hanya saat dia marah saja bisa dilihat. 

             Tanpa kita tanya pun jawabannya sudah pasti bahwa glory sedang dengan emosi  yang membara saat itu. Naomi kini seperti sedang dihimpit oleh dua gunung berapi yang siap meletus kapanpun. Naomi hanya memilih diam sambil sesekali melirik naya dan glory secara bergantian daripada gunung berapi disampingnya meletus.

****

         Para agan trainee sampai dikelas bela diri dengan nafas yang baru mereka atur ulang. Disana sudah ada nathan yang sedang mencoba menahan tawaanya yang usli itu. "Loh kok awal banget kalian kesisni?, masih ada waktu satu jam lagi. Tadi saya sudah menyuruh kapten untuk memberitahukan kalian perpanjangan waktu istirahat. Apaaa kapten tidak memberi tau?" tanya zaryn.

"Satu jam lagi?" naya mencoba untuk mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

"Bukannya....." 

"Mereka terlalu bersemangat letnan, jadi waktu latihannya mau dipercepat" celetuk nathan dengan cepat sebelum naya selesai dengan pertanyaannya dan dengan cepat langsung merangkul pundak zaryn. 

"Ouh oky. Tidak apa-apa latihannya kita mulai sekarang" ucap zaryn.

          Nathan melepas rangkulannya dan berjalan mendekati ketiga agen trainee yang pastinya langsung disambut dengan tatapan murka oleh mereka bertiga. Siapa yang tidak marah setelah waktu makan mereka diganggu, ditambah mereka sudah menjadi korban keusilan nathan untuk kedua kalinya.

"Semangat ya latihannya, khususnya untuk agen trainee nayandra allesandra" ucap nathan sambil menepuk pundak naya.

             Naya tidak merespons apapun, begitu juga dengan dua agen trainee lainnya, mereka juga tidak merespons apapun. Mungkin karena kewarasan dan kesabaran mereka sudah habis disedot oleh nathan yang super usil.

             Nathan pun berlalu begitu saja meninggalkan kelas bela diri dengan ekspresi menahan tawa. Perutnya sudah begitu geli karena sudah tidak sanggup menahan tawa setelah melihat ekspresi para korban keusilannya.

"Baiklah kalau begitu kita langsung memulai kelas sekarang" ucap zaryn.

"Sebelum memulai kelas saya ingin bertanya kepada kalian bertiga. Apa tujuan kalian mempelajari ilmu bela diri?" zaryn kembali dengan sebuah pertanyaan.

"Agar bisa membunuh kapten nathan" cicit naya.

"Ha?, apa?" zaryn mendengar sekilas kata membunuh.

"Agar kita bisa melindungi diri dari serangan musuh dan menurut saya bela diri adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap agen" jawab glory dengan cepat sekaligus menyelamtkan naya.

         "Iya, jawaban agen glory sangat tepat" sambung zaryn. "Ni anak mulutnya harus disegel, untung letnan teralihkan dengan jawaban glory, kalau gak habislah riwayatmu" bisik naomi tepat ditelinga naya sambil sesekali mencubuit lengannya.

**** 

WCFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang