10.PANIC ATTACK

14 5 0
                                    

"Tidak semua tentang dirimu

bisa dikendalikan"



        Naomi dan glory sudah sampai di putaran ke 99, sedangkan naya masih tersisa 20 kali  putaran lagi. Dengan keringat yang sudah membasahi kerah baju mereka dan nafas yang terengah-engah. "Kalian enak tinggal satu putaran lagi, lah aku 20 kali putaran lagi" ucap naya.

"Salah sendiri sih siapa suruh ngomong gituan" ucap naomi.

"Sepertinya mereka menyelamatkan kita agar kita mati ditangan mereka" gumam naya.

         Langkah naomi terhenti saat mendengar gumaman naya. "Apa yang kau katakan barusan?" ucap naomi sambil memukul punggung naya dengan sangat keras sampai-sampai  naya meringis kesakitan.

"Apakah otakmu tidak bekerja lagi?, kau tau apa yang akan mereka lakukan  setelah mendengar apa yang kau katakan?, apakah kau mau mati dimakan megalodon?" naomi mulai menakut-nakuti naya.

             Naya menggeleng cepat " jahat banget sih nenek" cicit naya. "Kalau kau tidak mau mati dimakan megalodon maka kau harus mengubah cara bicara" sambung naomi. "Tapii aku gak bisa ngelakuin itu nek" sahut naya sambil mengerucutkan bibirnya. 

           Naomi menghela nafas panjang, ia berusaha menahan amarahnya saat itu. "Naya....." ucap naomi dengan nada  perlahan. "Mulai sekarang panggil aku naomi bukan nenek ataupun tia. Tia sudah mati satu tahun yang lalu. Memang ini agak sulit untuk kau yang dari lahir mulutnya  sudah disetel tanpa kata sandi dimulut. Namun kalau masih tidak siap, maka siap-siaplah jasadmu membusuk diperut megalodon" ucap naomi panjang lebar  dengan mata yang melototi naya. Saat itu wajah naomi sudah sangat dekat dengan naya. Melihat ekspresi wajah naomi yang sangat menyeramkan, naya langsung menciut.

           Wanita itu memang sangat takut dengan ekspresi wajah  mode seriusnya naomi. "Iya, aku akan menjaga perkataanku" cicit naya. Suasana tersebut sangat persis seperti seorang nenek yang sedang menceramahi cucunya.

         Ditengah-tengah  suasana tersebut, tiba-tiba glory terduduk dengan ekspresi wajah pucat pasif. Oh tidak, serangan paniknya kambuh lagi. Naomi dan naya tidak menyadari apa yang terjadi dengan glory, mereka sibuk dengan pembicaraan mereka. Glory muntah sangat banyak, sepertinya ia memuntahkan semua sarapan paginya. 

      Zaryn yang tak sengaja lewat menghampiri glory yang sudah terduduk sambil memukul-mukul dadanya. "Kamu baik baik saja?" tanya zaryn sambil mengelus-elus punggung glory. Naya dan naomi pun segera menoleh kebelakang mereka setelah menyadari keberadaan zaryn. 

       "Aduh bagaimana ini, serangan paniknya kambuh" ucap naomi dengan paniknya. Glory masih memukul-mukul dadanya dengan sangat keras, air matanya terus mengalir, ia menangis lirih. Zaryn menahan tangan glory agar ia tidak memukul-mukul dadanya lagi. Sontak glory langsung mendongak ke arah zaryn dengan tatapan lirih. Matanya perlahan menutup, wanita itu akhirnya pingsan didalam pelukan zaryn. 

        "Letnan cepat bawa glory ke pusat medis" ucap naya. Dengan cepat zaryn langsung menggendong glory ke pusat medis.

****

         Matanya terbuka, dengan pandangan yang samar-samar ia melihat dua wanita yang terduduk disebelah kanannya, mereka menangis sambil menggenggam tangannya. Dan disebelah kirinya ada tiga pria yang berdiri sambil menundukkan kepalanya. "Naya, naomi" panggilnya dengan nada serak. Naya dan naomi langsung menoleh ke arahnya.

 "Glory kamu sudah bangun?" tanya  naomi.

"Glory, bagaimana perasaanmu?, apakah kau baik-baik saja?,  kau masih bisa melihat kan?, ayo katakan sesuatu jangan buat kami panik" tanya naya tana jeda.

        Glory terkekeh, "I am oky" jawab glory dengan nada lemas. "Are you sure?" tanya naomi. "Emm, I am really oky" jawab glory meyakinkan naomi.

"Baguslah kalau keadaanya baik-baik saja, kalian boleh beristirahat selama setengah jam sebelum makan siang, setelah itu baru kalian melanjutkan pelatihan lagi" ucap nathan. 

          Naya mengangguk pelan. "Baiklah mari kita keluar" ajak shaquille sembari keluar dari ruang medis diikuti nathan dibelakangnya. 

"Ini obat yang diberikan jonathan, diminum setelah makan siang nanti" ucap zaryn sambil menaruh obat tersebut diatas meja kecil yang ada disamping ranjang medis. Zaryn langsung  beranjak keluar dari ruangan medis. "Lenan" panggil glory. 

Langkah zaryn terhenti, ia menolehkan setengah tubuhnya ke arah glory. "Terima kasih" kata-kata tersebut keluar dari bibir glory yang kering. Zaryn tidak merespons apapun, dengan dinginnya ia langsung beranjak pergi dari sana. Naya berdecak pelan" ada apa dengan semua manusia di markas ini" cicitnya.

****

WCFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang