7.ARE YOU READY?

13 6 0
                                    

"Jangan biarkan kebingungan 

menguasai dirimu"

    Ara, liza, dan tia terduduk di sofa  sebuah ruangan dengan piama pasien masih terpakai di tubuh mereka. "Aku baru tau ada sebuah markas besar di bawah perairan laut indonesia" bisik liza. "Ini ruangan saya, jadi tujuan saya menyuruh kalian ke ruangan saya adalah untuk menandatangani sebuah perjanjian dengan WCFA" ucap shaquille.

    Shaquille meletakkan tiga lembar kertas yan berisikan sebuah kesepakatan dihadapan tiga wanita itu. "Perjanjian apa ini?" tanya tia sambil membaca selembar kertas tersebut di dalam hati. "Itu adalah sebuah perjanjian, dimana setelah kalian selesai menandatangani di atas kertas tersebut, maka kalian akan menyetujui segala tindakan yang kami lakukan selama kalian menjadi agen trainee" jelas shaquille.

    "Kami siap melakukan apapun untuk membalas dendam kepada orang yang telah membunuh kami" sahut ara dengan kedua tangan yang dikepal erat. "Kalian harus merelakan kehidupan masa lalu kalian. Orang tua, dan segala apapun yang terjadi di masa lalu. Bisa dibilang kalian terlahir kembali di WCFA" sambung shaquille lagi.

    "Walalupun kami sudah selesai membalas dendam, apakah kami tetap tidak bioleh bertemu dengan orang tua kami?" liza akhirnya bertanya. Sepertinya liza sangat panik jika dibilang tidak bisa bertembertemu dengan keluarganya lagi, karena liza adalah anak semata wayang yang pastinya dimanjakan selalu oleh kedua orang tuanya.

     Shaquille menggelengkan kepalanya. "Tidak, karena sebenarnya kalian itu sudah mati dan kalian akan tetap mendedikasikan hidup kalian untuk WCFA" jawab shaquille. Setelah mendengar jawaban dari shaquille, liza, ara, dan tia terdiam tanpa kata.

    Shaquille menghela nafas berat, dan menatap ketiga wanita yang berada dihadapannya dengan lekat-lekat. "Sekarang kami semua adalah keluarga baru kalian. Kalian memang harus merelakan identitas diri kalian, namun kami semua akan melindungi kalian layaknya keluarga. Tidak apa-apa, tak perlu terburu-buru menandatangani perjanjian itu, saya akan memberikan waktu untuk kalian" ucap shauille dengan nada lembut. Bahkan hampir dibilang shaquille bukan seperti sedang berbicara, lebih tepatnya ia  seperti sedang membaca sebuah puisi dengan kata-kata puitis sangking merdu dan lembut suaranya itu. Shaquille memang memiliki nada bicara yang lembut dan tenang, tak jarang setiap agen yang berbicara dengannya mampu terhipnotis dengan perkataannya.

    Liza menatap ke arah shaquille, ia menatap mata shaquille dengan begitu lama. Yang hanya ia lihat pada mata shaquille pada saat itu hanyalah sebuah ketulusan penuh yang terpancarkan dari bola matanya. "Saya tinggal dulu, berfikirlah dengan tenang" ucap shaquille dan langsung meninggalkan ke tiga wanita itu di ruangannya.

****

    "Apakah ayah tidak pulang ke rumah minggu ini?" tanya shaquille yang sedang duduk di sofa sebuah ruangan . Kali ini shaquille sedang berbicara dengan ayah angkatnya yang sudah ia anggap sebagai ayah kandungnya sendiri. Dihadapannya itu terlihat seorang pria paruh baya yang sedang bersantai di kursi pijatnya sambil menggeser-geserkan layar tab nya. 

"Tidak, ayah akan pulang minggu depan, apalagi tiga wanita itu sudah sadar. Ayah harus melihat mereka dulu" jawab charles_ pemimpim WCFA. "Namun bagaimana dengan rapat pemegang saham di new york ?'' tanya shaquille.

   Charles meletakkan tap-nya di atas meja kecil disamping kursi pijatnya, lalu mengambil secangkir teh herbal dan menyeruputinya. "Ayah sudah mengutus perwakilan untuk menghadiri rapat itu" jawabnya. 

 "Oh y, bagaimana dengan tiga wanita itu?" tanya charles . Shaquille menghela nafas panjang. "Mereka masih memikirkannya" jawab shaquille. Charles menganguk pelan "biarkan mereka berfikir, merelakan identitas diri bukanlah hal yang mudah" sahut charles.

****

    "Apakah kamu sudah tau?, tiga wanita dari insiden satu tahun yang lalu sudah sadar, mereka sekarang sudah ada di ruangnya jenderal"ucap seorang agen pria yang memulai gosip. "Biasanya kalau ada agen wanita yang diselamatkan oleh agensi akan dikirim  ke salah satu cabang WCFA " sambung agen pria satunya lagi. "Bukankah markas pusat WCFA menjadi kawasan anti  agen wanita kecuali tim medis, tim dapur, dan tim pembersih. Wahhh sepertinya mereka akan menjadi agen wanita pertama di markas pusat WCFA" sahut lawan bicara pria tersebut.

      "Mungkin mereka akan di angkat menjadi tim perbersih markas pusat" sahut pria satunya lagi. Pembicaraan mereka diakhiri dengan tawaan yang sangat  keras.

"Dhum!!!" suara pukulan meja yang terdengar keras, membuat dua agen pria tersebut menoleh  ke arah asal suara tersebut. "Letnan" kata tersebut keluar dari mulut para agen tersebut secara bersamaan. Mereka kaget bukan main saat mendapati zaryn berada dihadapan mereka dengan ekspresi wajah marah.

    "Apa yang kalian lakukan disini?" tanya zaryn masih dengan nada datarnya.

"Eee, itu letnan kami sedang...." salah satu dari merek berusaha untuk mencari alasan.

"Bukankah kalian berdua agen tim devisi yang ditugaskan untuk penyelidikan besok?, apa yang kalian lakukan disini?, seharusnya kalian sangat sibuk hari ini!. Sesantai itukah kalian sampai masih sempat-sempatnya bergosip disini?" ucap zaryn dengan nada tinggi.

"Ma, maaf letnan" sahut mereka dengan kepala yang ditekuk kebawah.

"Sekarang, kembali ke ruangan kalian!"  sekarang nada zaryn sudah seperti orang sedang berteriak, urat-urat di lehernya terlihat jelas,  dan kulit wajahnya kini sudah mulai memerah. Dua agen tersebut langsung berlari ke ruangan mereka, sedasyat itu memang kemarahan zaryn.

"Sabar, jangan terbawa emosi" nathan tiba dengan tangan yang ia lipat di dadanya. Zaryn mendengus kesal. "Aku harus menegur devisi itu agar ketuanya lebih mendisiplinkan anggotanya" sahut zaryn. Kini urat-urat di lehernya tidak terlalu terlihat lagi. "Don't be too hard, understand?" ucap nathan sambil menepuk-nepuk bahu zaryn.

****

   "Sialan, kenapa hidup penuh dengan pilihan yang memuakkan" keluh liza sambil mengacak-ngacak rambutnya. Ara langsung mengambil pulpen dan menandatangani perjanjian tersebut. "Ara!, apa yang kamu lakukan?" tanya liza. "Tidak ada waktu untuk mememikirkan identitas diri, mulai dari aku terbangun dari koma sampai sekarang aku hanya ingin membunuh mereka" jawab ara.

  Melihat ara menandatangani perjanjian tersebut, tia juga ikutan menandatangani perjanjian tersebut. "Argh, sialan. Kenapa aku dipertemukan dengan teman seperti kalian" frustasi liza sambil terpaksa ikutan menandatangani perjanjian tersebut. Liza terkadang tidak pernah setuju dengan apa yang dilakukan oleh tia dan ara. Namun karena melihat ara dan tia mengambil keputusan yang berbeda dengan jalannya, pada akhirnya ia juga terpaksa mengikuti keputusan dua sahabatnya itu, karena ia tidak mau ditinggal sendiri karena berbeda pendapat.

     Shaquille masuk kembali ke dalam ruangan tersebut. Dengan langkah yang tegap ia mulai berjalan ke arah liza, tia, dan ara. " Bagaimana dengan perjanjiannya?" tanya shaquille  dengan nada lembut. Tia bangkit dari duduknya dan memberikan tiga surat perjanjian tersebut ke shaquille. 

   "Kalian mnegambil keputusan yang tepat" ucap shaquille setelah menerima surat tersebut. Dengan cepat shaquille langsung mengulurkan tangannya dan tia menjabat tangan shaquille. "WELCOME TO WCFA" ucap shaquille sambil tersenyum.

****




WCFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang