Setelah menginjak masa SMA, Chengxin memilih untuk merantau ke kota.
Ia tak ingin kenangan masa lalunya membuatnya terjebak hingga tak bisa mengembangkan diri melihat masa depan. Dan saat itu, ibu Chengxin pernah berpesan kepada Jiaqi.
"Xiao Ma... Tolong kau jaga Ding-er, ya."
Wanita itu tersenyum sambil membelai rambut Jiaqi dengan lembut seperti anaknya sendiri.
"Ding-er begitu mempercayaimu. Kau sudah seperti kakak baginya. Jadi ibu minta tolong agar kau selalu ada di sampingnya dan menjaganya."
Sejak itu, Chengxin selalu menganggap Jiaqi sebagai separuh dari dirinya sendiri.
Bahkan sejak kepergian sang ayah, Jiaqi adalah orang yang seolah menggantikan posisinya. Selalu berada di sampingnya, mengurusnya dengan begitu baik, hingga membuat seorang Chengxin menjadi begitu tergantung padanya, ibarat seorang pecandu yang tak bisa hidup bila tanpanya.
Terkadang, itu menjadi hal yang begitu ditakuti Jiaqi.
Karena ia khawatir jika ia tak bisa memenuhi janjinya, maka yang ada ia hanya akan melukai sosok tersebut dan membangkitkan kembali traumanya.
Di mata Jiaqi, sosok Ding Chengxin sendiri sebenarnya jauh berbeda dengan apa yang terlihat di permukaan. Meski Chengxin tumbuh menjadi sosok yang ceria, suka bercanda, dan populer, sosok itu juga tumbuh berdampingan dengan luka masa lalunya. Jauh di dalam ia menyimpan rasa sakit, dan ekspresi kesakitan yang tak kasat mata itu...- hanya Jiaqi yang paling memahaminya.
Dan hanya pada Jiaqi lah topeng usang dengan ujung bibir terangkat itu bisa terbuka lebar.
--------------------
Chengxin duduk santai di kantin sambil menikmati makan siangnya. Di sekelilingnya berkumpul beberapa siswi yang sudah bukan hal asing lagi dilihat. Disitu ada Chengxin, maka disitulah para fansnya berkumpul.
Arah matanya yang semula menatap ke arah bento, kini terdistorsi oleh kedatangan Jiaqi bersama beberapa rekan OSIS-nya. Ditatapnya sosok itu lama hingga ke depan konter makanan. Tanpa sadar Jiaqi ikut menoleh. Namun dengan sengaja ia tak mempedulikannya.
Begitu pula dengan Chengxin. Ia jelas-jelas menatap lekat eksistensi Jiaqi, tapi jangankan menyapa, melempar senyum saja tidak.
Itu aturan mereka.
Sesuatu yang sudah disepakati.
Tak boleh dekat-dekat, anggap saja tak saling kenal. Karena janji memanglah janji, mereka juga memiliki dunia masing-masing disampingnya.
Tapi...
Mengapa demikian?
Untuk apa janji tersebut dibuat?
"Eh, Ding-er."
"Hm?"
Chengxin tersadar dari lamunannya saat Yuhang menyenggol lengannya.
"Apa?"
"Kemarin gimana? Lo dihukum apa sama si ketua OSIS langganan lo itu?" tanya Yuhang.
Chengxin mengendikkan bahu.
"Biasalah."
"Nulis jurnal lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Roomates 18 | TNT & TF FAMILY
FanfictionTNT时代少年团~ with TF BOYS and TF FAMILY Kumpulan 10 kisah berbeda dari pengalaman para penghuni ROOMATES 18. Cinta, kehidupan, mimpi, persahabatan, dan masalah keluarga..- adakah yang menurutmu menggambarkan pengalaman hidupmu sendiri? Mari kita menjad...