TNT时代少年团~ with TF BOYS and TF FAMILY
Kumpulan 10 kisah berbeda dari pengalaman para penghuni ROOMATES 18. Cinta, kehidupan, mimpi, persahabatan, dan masalah keluarga..- adakah yang menurutmu menggambarkan pengalaman hidupmu sendiri?
Mari kita menjad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
--------------------
Ini adalah kisah tentang siswa SMA populer, pemilik wajah tampan, badan tinggi tegap, kulit putih, dan senyum manis dengan tebaran pesona tak terelakan bernama...-
"Oy, Ding-er!"
Laki-laki yang tengah sibuk memainkan bola basket di tangannya itu terlonjak kaget saat sebuah tangan menyentuh pundaknya.
"Siala..-"
PRANG!
Semua yang ada di lorong menoleh ke arahnya dengan tak kalah kaget.
Chengxin hanya bisa mengerjapkan mata saat sadar jika bola yang tadi ia pegang tanpa sadar sudah meluncur dari tangannya. Dan kini terlempar mengenai kaca sebuah ruangan---- Ruangan yang seharusnya tak ia buat rusuh. Karena seorang siswa yang sebelumnya sedang menulis berkas dengan tenang di dalam sana, kini terusik dengan alis bertaut.
Sosok itu menghela nafas, sebelum akhirnya berteriak.
"DING CHENGXINNN!!"
Suara menggelegar tersebut membuat Chengxin perlahan menoleh ke arah sang teman dengan mata melotot. Ditatap begitu, sang teman hanya tertawa cengengesan.
"Ding Chengxin!! Kau masih di sana?! Butuh aku menyeretmu kesini?!"
"Iya, iya!"
Dan begitulah kisahnya dimulai.
----- Kisah antara seorang siswa populer dengan seorang ketua OSIS yang selalu di sisinya, mengawasinya akibat hobi membuat ulah miliknya yang setiap hari kumat.
--------------------
Chengxin duduk di depan sebuah meja sambil mengetuk-ngetukkan pulpennya di benda persegi panjang tersebut.
Sesekali matanya melirik ke arah laki-laki dengan mata tajam yang kini duduk di kursi tak jauh darinya--- diam dan terus mengawasinya dari sana.
Ialah sang ketua OSIS, dengan name-tag 'Ma Jiaqi' yang tersemat di blazer seragamnya. Dan sebenarnya ini sudah bukan kali pertama Chengxin harus mendekam di ruang intropeksi seperti ini bersamanya.
"Ma Jiaqi~" rengeknya.
"Diam dan selesaikan hukumanmu."
"Bantuin nulis, dong~ Tangan gue cuma dua, mana bisa nulis sepuluh lembar penuh jurnal refleksi sampai waktu pulang?!"
