Haoxiang memasuki halaman apartemen dengan tangan yang masih setia menggandeng tangan Junlin.
Beberapa penghuni ROOMATES 18 yang tengah bersantai di lantai dasar sontak memperhatikan mereka seperti menonton sebuah drama live action-- tapi Haoxiang sama sekali tak mempedulikannya.
KLIK
CKLEK
Ia membuka pintu, lalu mendorong Junlin masuk ke dalam. Junlin hanya diam. Saat ia menoleh, Haoxiang sudah menunggunya di depan pintu. Mereka berdiri berhadapan, saling menatap untuk memastikan kondisi satu sama lain.
Junlin merasa kedua matanya kembali memanas. Dengan bibir yang mulai bergetar menahan tangis, ia memejamkan mata dan mengulurkan tangan untuk merengkuh tubuh Haoxiang. Dan begitu ia menyenderkan kepalanya di ceruk leher Haoxiang, disaat itulah ia akhirnya menangis. Menumpahkan kembali semua rasa sakit dan gundah yang memenuhi hatinya belakangan ini.
"Haoxiang..."
Junlin merasa hatinya terbakar. Ia menangis semakin tersedu-sedu.
"Apa gue salah? A- apa gue emang orang yang seburuk itu?" serunya terbata-bata karena sesak di dadanya.
Haoxiang memejamkan mata. Ia balas memeluk tubuh Junlin dengan lebih erat, mencium pucuk kepala sosok itu sambil mengusap-usap punggungnya.
"Lo gak salah apapun, dan lo bukan orang yang buruk." bisiknya.
"Terus kenapa gue kayak gini? Kenapa gue gak bisa dapetin apa yang gue mau?"
Junlin kembali teringat secuil masa lalunya, dan ia semakin membenamkan wajahnya ke pundak Haoxiang yang mulai basah karena air matanya.
"Itu karena lo memaksa diri lo sendiri dengan berlebihan." balas Haoxiang.
Ia lepas pelukan mereka.
Tangannya perlahan menangkup kedua pipi Junlin yang memerah dan basah, sebelum akhirnya dengan lembut ia seka air mata tersebut.
"Dengar, apapun yang berlebihan itu selalu gak baik."
Junlin terdiam, masih sibuk mengatur nafasnya yang tersendat-sendat karena tangisnya.
"Sekarang sudah tau, kan? Jangan begini lagi, oke?"
Tangan Haoxiang menarik lembut lengan Junlin. Ia bawa sosok itu masuk ke dalam kamar, duduk berhadapan di atas kasur agar keduanya bisa merasa lebih nyaman dari sebelumnya.
Haoxiang tersenyum sedikit, masih menggenggam tangan Junlin.
"Gue udah pernah bilang...- hanya karena lo gak dikenal atau diakui banyak orang, bukan berarti lo gak disukai."
Haoxiang mengusap-usap punggung tangan Junlin, membuat Junlin menunduk untuk menatap tangan mereka yang bertautan.
"Maaf, gue mungkin emang gak paham dengan kehidupan lo sebelumnya. Tapi asal lo tau... kehidupan akan tetap berubah tanpa kita harus merubah diri sedemikian rupa, apalagi sampai memaksakan diri kayak gini." lanjut Haoxiang. "Lo masih punya teman, kan? Lo masih punya beberapa orang yang ada di sebelah lo untuk berbagi tawa, kan? Bukankah lebih baik lo punya sedikit teman tapi terasa berharga dan gak bikin lo kesepian?"
DEG
Junlin sontak mendongak. Bertepatan dengan itu, Haoxiang tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roomates 18 | TNT & TF FAMILY
FanfictionTNT时代少年团~ with TF BOYS and TF FAMILY Kumpulan 10 kisah berbeda dari pengalaman para penghuni ROOMATES 18. Cinta, kehidupan, mimpi, persahabatan, dan masalah keluarga..- adakah yang menurutmu menggambarkan pengalaman hidupmu sendiri? Mari kita menjad...