Pagi harinya, zean telah berangkat duluan ke kantor karena ada rapat penting hari ini.
"Selimut? Dia nyelimutin gw?" marsha bangun dengan heran melihat selimut yang ada di atas tubuhnya, sesaat dia mengingat kembali kejadian semalam
"Gw bodoh banget heehh" ucapnya menghela nafas
Ia pun pergi mandi dan bergegas ke rumah sakit diantar oleh bodyguard. Saat telah sampai dirumah sakit, marsha berjalan ke arah ruangannya. Ternyata, dia hadapannya juga ada zean yang berjalan kearahnya sambil menelpon dan satu dokumen ditangan kirinya. Mereka berdua hanya lewat tanpa menyapa sekalipun. Tapi...
"Malam nanti saya akan pergi ke itali" keduanya langsung membalikkan badan
"Kenapa mendadak banget?" marsha tampak murung ketika mendengar zean akan pergi
"Ada urusan bisnis selama 5 hari, nanti sore kakek meminta kita untuk menemuinya, kamu datanglah lebih dulu saya akan menyusul"
"Yaudh, aku keruangan dulu"
"Tunggu disini sebentar" zean pun pergi ke arah mobil, ia mengambil tas kecil lalu kembali menghampiri marsha
"Ini" memberikan tas itu kepada marsha
"Ini apa?"
"Pelayan bilang kamu td belum sarapan dan langsung saja berangkat, jd saya membelikan makanan untukmu, makanlah"
Zean baru saja hendak membalikkan badan, tetapi marsha langsung saja memeluknya dan itu dilihat oleh chika yang baru saja keluar dari kamar pasien.
"Kenapa kamu memeluk saya?"
"Makasih udh bawain aku makanan" ucapnya tersenyum
"Saya harus pergi sekarang" zean langsung melepaskan pelukan marsha dan pergi
Marsha tersenyum melihat tas berisi makanan yang telah diberikan oleh zean. Ia pun membalikkan badan, tampak chika yang daritadi memperhatikannya dengan bersandar ditembok sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Lo ngapain disitu?" tanya marsha heran
"Justru gw yg nanya sama lo, kenapa lo meluk dia? Kenapa lo senyum²?"
Marsha memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dari chika dan pergi ke ruangannya.
Di rumah lama jess agam, dheo dan cornel telah sampai. Mereka berdua langsung mengecek uang yang ada di berangkas dan dokumen-dokumen penting di ruangan jess agam.
"Uangnya ga ada!" teriak cornel
"Hah! Beneran?!"
"Iya, pasti mereka yang ngambil semua uangnya"
"Mampus kita dihajas bos jess"
"Dheo, coba cek dokumen dalam laci"
"Ga ada! Kita berdua bakalan mati! Bos jess bakalan bunuh kita berdua!"
Di sore harinya, semua sudah berkumpul di rumah kakek alister.
"Hai kek" sapa marsha yang baru saja datang
"Marsha akhirnya kamu datang, dimana zean? Kenapa tidak bersamanya?"
"Zean td nyuruh aku duluan karna masih sibuk, paling... bentar lagi juga datang"
"Aran, kakek rutin ga minum obat?" tanya marsha
"Kakek susah sekali minum obat" ucap aran tersenyum ke arah kakek
"Ehh, kenapa kamu memberitaunya eeissh" kakek langsung memalingkan wajahnya
"Sini aku periksa kakek, kenapa ga rutin minum obatnya" marsha mengeluarkan stetoskop yang ada di dalam tasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA ROMANCE
Romantizm"Dia masa lalumu tapi biarkan aku hadir untuk mengobati lukamu walaupun kamu membenciku"