Bagian 8

24 14 11
                                    

8. Bioskop dan Klinik

 Bioskop dan Klinik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Jessika mengeringkan rambutnya yang sedikit basah dengan menggunakan hairdryer. Sore tadi, Gery memberi tahunya bahwa malam ini Gery akan mengajaknya pergi ke bioskop. Tentu Jessika tidak akan menolaknya.

Saat ini, walau matahari masih menampakkan sedikit cahaya orange-nya Jessika sudah siap. Jika berhubungan dengan film entah kenapa Jessika sangat begitu semangat.

Jessika mengambil crop top blazer berwarna cream dan juga rok selutut dengan warna senada.

Tak bisa dipungkiri waktu berjalan begitu cepat. Setelah selesai semua persiapan untuk menonton, Jessika keluar dari kamarnya karena beberapa menit lalu Gery sudah menghubunginya.

Oho, tolong catat ini baik-baik. Jessika berdandan bukan untuk Gery, tapi untuk mencari mangsa aa Bandung.

Gery membalikkan badannya begitu mendengar langkah kaki.

Rambut yang sengaja digerai dengan jepit rambut di poninya, sepasang kelopak mata dengan warna peach-pink, pipi merah muda dengan tatanan yang rapi dan bibir dengan polesan berwarna merah muda juga. Dan baju berwarna cream dengan paduan hitam, yang kebetulan senada dengannya. Cream.

Gery terpana. Jessika selalu cantik.

"Ge, berangkat sekarang?"

"Ge?" Jessika menjentikkan jarinya tepat dihadapan Gery.

Gery tersadar dari lamunannya, lalu tersenyum lebar yang memperlihatkan giginya. Gery kembali meneliti Jessika dari atas sampai bawah.

"Oke, gak malu-maluin. Let's go!" ajak Gery berjalan terlebih dahulu. Jessika yang berada di belakangnya mencebik kesal.

Gery tiba-tiba berhenti melangkah tepat di depan garasi lalu membalikkan badannya.

"Je?" lirih Gery.

"Ya?" tanya Jessika tersenyum. Ada apa?

"Ganti rok lo deh jadi celana. Di sini kan cuma ada motor, gapapa kan?" tanya Gery hati-hati.

Jessika melunturkan senyumnya. Menatap nanar garasi yang memperlihatkan aerox milik Gery.

Gila. Dia sudah memilih warna pakaian yang serba senada selama berjam-jam.

•••

"Tulis di sini ya kak alamat yang dituju. Barangnya bisa di timbang dulu di sebelah sana."

Nino mengikuti perintah itu, bersama dengan Salwa.

"Ngirim apa sih emang?"

"Obat, makanan, baju, jamu, surat," ujar Gery, "sama uang."

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang