Bagian 20

4 1 1
                                    

20. Obrolan Malam

 Obrolan Malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⏮️⏸️⏭️

Seminggu berlalu sejak penutupan masa pengenalan kampus, malam ini kebetulan langit Bandung dihiasi oleh banyak bintang dengan cerah. Tak seperti biasanya, empat orang yang mendadak akrab itu berkumpul dengan ramainya di halaman depan kosan.

Asap mengepul dengan aroma daging sapi yang sedang dibakar. Tiada angin tiada hujan, tadi sore Nino mengajak teman-temannya mengadakan barbeque bersama. Tentunya ajakan itu langsung disetujui oleh Jessika dan memaksa yang lain untuk menyetujui pula.

Dengan tangan yang sibuk mengaduk minuman sachet dalam sebuah teko, mulut Jessika menggerutu menyaksikan Nino yang sedang asik membakar daging dengan Salwa.

"Ge, nih lo cicipin! Gue mau ke sana dulu!"

Tangan kirinya dicekal oleh Gery yang membuat Jessika menjadi sulit berdiri.

"Ngapain? Mending sini aja sih. Bau asep di sana."

"Ih! Liat tuh ayang gue lengket banget sama Salwa!"

Gery melirik sekilas dua orang di depan sana, lalu mengamati kerlipan bintang di langit sana.

"Biarin aja, sih."

Jessika masih menggerutu, namun meski begitu dia tetap menurut.

"Lo jarang hubungin bokap lo?"

"Kata siapa?" Tangannya kembali mengaduk pelan minuman di teko.

"Bokap lo." Gery menoleh. "Jangan begitulah, Je."

Jessika bergumam sebagai respon. "Lo suka di sini, Ge?"

"Belum terlalu."

Gery menoleh pada Jessika yang hanya terdiam di tempat. "Kepala lo itu mikirin apa sih, Je?"

Jessika menoleh, tatapan mereka bertemu. Dalam hati Jessika sedikit merutuk, Gery terlalu tahu semua.

"Gak kok!"

Ingin menyela namun Gery melihat Nino dan Salwa sudah berjalan ke arahnya.

"Udah jadi nih! Ayok kita makan."

Mengulas senyum, Jessika bersorak senang. "Wah! Sini Nino duduk di samping aku yaa."

"Enak nih kayaknya," sahut Gery.

Mereka duduk melingkar, dengan meja bundar di tengahnya.

"Emm enak banget ternyata!" sanjung Jessika.

Nino mengerling. "Resep Salwa tuh."

"Wah, kalo kaya gini bolehlah tiap hari masakin, Wa?"

Salwa melototkan matanya, melempar gumpalan tisu pada Gery. "Enak aja lo!"

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang