Bagian 13

24 16 57
                                    

13. Anak Mami

 Anak Mami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⏮️⏸️⏭️

Mobil sedan hitam berhenti pada jalan Pandawa, tepatnya Saluse. Seorang Wanita paruh baya turun diikuti seorang pria berbaju hitam yang langsung membuka bagasi belakang.

Salwa yang baru saja berjalan-jalan di taman bersama Miaw—saat ini berada di gendongannya, menyernyit bingung. Dia seperti pernah melihat pria berbaju hitam itu. Mengatasi rasa penasarannya, ia berjalan mendekat dan berhasil menarik perhatian wanita paruh baya itu.

"Ada yang bisa saya bantu bu?" tanya Salwa dengan senyum ramah.

"Oh halo dek, ini bener kos Saluse?"

"Iya benar, ada apa bu?"

"Pak Rifki ada?"

Salwa menekuk alisnya, menatap wanita itu terang-terangan. Ada keperluan apa wanita ini?

Wanita sosialita itu tertawa kecil menyadari perubahan ekspresi gadis di depannya. "Saya Lina maminya Gery, Gunawan bilang kalo mau berkunjung bilang dulu ke pak Rifki," jelas Lina.

"O-oh...." Tersenyum canggung, Salwa menurunkan Meng yang berada digendongannya. "Saya Salwa tante, kebetulan ayah saya sedang dinas beberapa bulan ke depan sehingga tidak memungkinkan untuk ke sini."

"Oh begitu. Saya mau jenguk Gery bolehkan? Sekalian mau ngasih beberapa barang titipan dia."

"Boleh tante, silahkan masuk saja." Salwa menunjuk pintu depan kos dengan sopan.

"Kamu ikut juga ayok! Tante bawa makanan banyak ini, pasti belum makankan?"

"Gak usah, makasih tan—eh!"

Ucapan Salwa tentunya terhenti saat Lina merangkul bahunya erat, tak bisa menghindar lagi Salwa berjalan pasrah.

"Itu anak kemana sih, tante udah telpon berkali-kali enggak diangkat," gerutu Lina yang terdengar jelas di pendengaran Salwa.

"Tidur mungkin tante, kamar Gery ada di atas sana," sahut Salwa menunjuk tangga yang berada didekat dapur.

"Kamu bisa ke sana? Tante mau ngangetin makanan ini."

"Eh, biar saya aja kalo gitu yang ngangetin, tante ke atas aja," tolak Salwa secara halus.

Lina berpikir sejenak lalu mengangguk, menepuk pelan bahu Salwa. "Mang Ujang tolong bantuin Salwa ya!"

"Siap bu!" Seru mang Ujang—supir pribadi Lina dengan tas jinjing di tangannya.

"Kamarnya Gery ada di ujung, tante."

Setelah bayangan Lina menjauh dari mata, Salwa menghampiri Mang Ujang yang sedang mengeluarkan berbagai jenis makanan. Salwa baru teringat, Mang Ujang ini yang mengantar motor Gery beberapa waktu silam.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang