[✔️] OSIS Bobrok : Disappearing Togetherness

(41) But I don't love you

Hayoloh baca judul doang dah ovt☺️

Jangan berteori dulu okey belom apa apa😭

Tadinya aku tuh mau up sehabis ujian, tapi kelamaan asaan teh, jadi update sekarang aja dehh.

●Happy Reading●

"Hei! Lo Tasya anggota OSIS kan??" Tanya seorang siswi yang tengah berlari kecil menghampiri Tasya yang tengah berjalan seorang diri di koridor.

Tasya berbalik seraya memasang raut bingung, "iya emang kenapa? Lo siapa?" Tanya Tasya.

Siswi itu mengulurkan tangannya seraya tersenyum tipis, "Reana, gue calon ketua OSIS baru pengganti Aisya." Ucapnya.

Tasya melotot kan mata nya, "eh anjir? Lo saha pas muncul dah jadi calon ketua OSIS ae??" Sergah Tasya.

Reana tertawa kecil, "gue anggota OSIS baru, gue di pilih karena angtos lama pada gamau jadi ketos kan? Gausah kaget gitu muka nya, maaf aja kalau ngagetin."

"Ohh jadi gitu? Ya maaf Re, gimana gak kaget, tapi kenapa kagak elite banget ngasih tau nya, terus kenapa pembina atau guru-guru lain kagak ngasi tau bakal ganti ketos?" Tanya Tasya.

Reana mengedik kan bahu nya, "soal itu, gue gak tau, Tasy."

Tasya manggut-manggut mengerti, kemudian dia menatap lamat-lamat gadis itu, di lihat-lihat pantas juga jadi ketua OSIS.

Reana cukup terlihat tegas dan cocok jadi Babu, persis seperti kak Julia ^^

Ah bercanda, dia kelihatan Tegas dan bertanggung jawab, kelihatannya sih, Tasya trauma menilai orang dari penampilannya.

"Tasy? Kenapa ngeliatin nya gitu."

Tasya terhenyak, "ahh, nggak, dilihat-lihat Lo emang cocok deh jadi ketos." Tasya tersenyum canggung seraya menggaruk tengkuknya.

Reana tertawa, "ah bisa aja, yaudah ya Tasy, gue duluan."

"Eh bentar, Lo dari kelas mana, Re?"

"Kelas A, gue sekelas sama Alisa." Jawabnya.

"Lo angtos baru, tapi di LDKS kok Lo gaada? Beneran gue gak liat Lo waktu itu." Ucap Tasya.

"Ohhh, haha gue izin gak ikut waktu itu."

"Oalah gitu? Yaudah deh Re, gue lanjut jalan ya." Pamit Tasya seraya tersenyum.

"Iya, iya, duluan ya Tasy. Maaf ganggu." Reana melalui Tasya lebih dulu, setelah itu Tasya pun meneruskan langkah nya.

Tasya berjalan dengan pikiran berkecamuk, rasanya OSIS sekarang berbeda dengan dulu, dia rindu sekali dengan perkumpulan anak-anak OSIS yang sudah dia sebut sebagai sebuah rumah kedua. Nyaman, tenang, ceria, dan tentu nya membangun sebuah kebahagian kecil baginya.

Tapi, rumah kedua itu perlahan roboh karena semuanya telah berubah, mulai dari pelepasan jabatan OSIS senior dan... Perubahan sikap dari anggota seangkatannya yang membuat semuanya menjadi hancur dan hanya tinggal sebuah kenangan.