(66) Drama Baru

69 16 303
                                    

ANNYEONG I'M BACK!

minta maaf buat chapter sebelumnya ya cingu 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

maaf udah bikin kecewa untuk kesekian kalinyaaaaa. hehe, ntar aku ulangi lagi, tenang aja

WAHAHA BECANDA YA BECANDA!!!

Ahmad udah lama gak muncul ya gak sih? Kangen gak sama dia?👀

Di bab kali ini dia bakal muncul hehe..

Di bab kali ini dia bakal muncul hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Qielaaaa."

Gadis yang dipanggil namanya menoleh ke sumber suara, ia mendapati Bagas yang tengah berjalan kearahnya dengan senyuman manisnya yang merekah lebar. Lelaki itu menghampiri Tasya yang tengah duduk di kursi paling belakang lebih tepatnya kursi yang diduduki Keysa, Bagas terlihat membawa selembar kertas folio di tangan kanannya dan satu pulpen di tangan kirinya.

"Kenapa?" tanya Tasya sedikit mendongakkan kepalanya saat Bagas berdiri menjulang di hadapannya. Lelaki itu masih tak lepas dari senyumnya sehingga membuat Tasya tak bisa menatap wajahnya terlalu lama.

Terlalu ganteng anjir!

"Bantuin bikin cerita inspiratif." Sekarang wajahnya terlihat dibuat sesedih mungkin agar gadis didepannya mau membantunya membuat tugas cerita inspiratif yang belum ia buat dari beberapa bulan lalu.

Tasya tentu saja shik shak shok saat tahu kalau Bagas belum mengerjakan tugas bahasa Indonesia sampai melewati deadline begitu jauh.

"Lo kemana aja belum ngerjain ini?? Kebiasaan deh ya suka gak ngerjain tugas." Gadis itu mengomel membuat Bagas menggaruk tengkuknya dengan canggung.

"Septian, Arga, Haikal, sama Fajar juga belum ngerjain kok. Hehe." ucapnya cengengesan.

"HEH!! GUE UDAH SELESAI YA, ANJENG!" teriak Septian yang ternyata mendengar ucapan Bagas tadi.

"Tch! Jangan ngikutin mereka, mereka sesat. Bentar nih gue Googling dulu, nyalin aja di internet ya? Soalnya kalau harus hasil pemikiran sendiri gak bakal sempet. Besok udah gak bisa ngumpulin tugas yang belum selesai, Seninnya mau ujian kan?" celoteh Tasya sembari mengutak-atik ponselnya dengan tergesa.

Bagas mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya nyalin aja, sorry ngerepotin, gue gak bawa HP soalnya. Gak tenang banget bawa HP tuh, takut kena sita."

Tasya menghela napas samar. "Iya. Gak usah minta maaf, kayak sama siapa aja."

Bagas tersenyum kecil, lalu lelaki itu celingukan mencari kursi kosong untuknya duduk di hadapan Tasya.

Setelah mengambil kursi dan menyimpannya di depan meja Tasya, lelaki itu pun duduk di sana. Sekarang keduanya terlihat duduk berhadap-hadapan.

"Udah nemu?" Mata bulatnya mengintip ke arah ponsel Tasya yang di taruh di atas meja oleh gadis itu, ia memperhatikan layar ponsel yang sedang di utak-atik oleh Tasya itu dengan tatapan serius.

[✔️] OSIS Bobrok : Disappearing Togetherness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang