Extra Chapter 1

53 13 222
                                    

Lagi kangen sama cerita ini.

Selamat membaca extra part-nya yaaa man teman!!


💟💟💟




Satu Minggu setelah kelulusan, tentu saja libur panjang telah dimulai. Namun, bagi siswa-siswi yang baru saja lulus SMP atau SMA libur panjang itu tak cukup panjang bagi mereka karena mengurusi urusan pendaftaran, entah itu untuk ke sekolah lanjutan, ke perguruan tinggi, atau pekerjaan.

Pagi-pagi sekali Tasya sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah dengan dua map berisi berkas-berkas untuk pendaftaran ke sekolah lanjutannya. Seluruh siswa-siswi kelas sembilan diarahkan untuk datang ke sekolah karena akan ada pengarahan dari guru-guru bagaimana cara daftar daring saat tanggal tiga sampai tujuh Juni nanti. Mereka semua disuruh membawa berkas-berkas bertujuan untuk di-scan di sekolah karena ada beberapa siswa yang tak tahu cara men-scan itu bagaimana.

Sekitar lima belas menit Tasya telah sampai di sekolah dengan menaiki motor yang knalpotnya berisik itu. Gadis dengan kaos hitam bertuliskan 'Fakultas Hukum' di belakangnya itu mulai berjalan di koridor untuk memasuki kelasnya, dan ketika ia masuk ke dalam kelas, ia mendapati sudah ada beberapa temannya yang nampak mulai menyapanya satu-persatu.

Tasya tersenyum simpul ke arah mereka, sebagai tanda membalas sapaan. Lalu netranya bergulir untuk menatap lelaki ber-Hoodie abu-abu yang tengah sibuk memainkan ponselnya di bangku yang ia tempati semasa berada di kelas sembilan dulu. Setelah menatapnya selama beberapa detik, Tasya pun berjalan masuk untuk menghampiri teman-temannya yang berkumpul di satu meja, dan ikut mengobrol bersama mereka sembari menunggu wali kelas mereka datang.

"Rencananya kamu mau lanjut ke mana, Tasy?" tanya Cliona.

Tasya pun menatap temannya itu. "SMKN 1, Na. Aku mau coba tahap 1 dulu ke sana, kalau gak diterima, tahap 2 aku coba lagi jalur prestasi Raport."

Cliona ber-oh kecil. "Saingannya itu banyak banget sih, kalau gak salah SMKN 1 itu sekolah yang jumlah muridnya paling banyak diantara sekolah-sekolah lain yang ada di kota ini. Karena saking favoritnya. Good luck deh, Tasy. Aku bantu doa aja."

Tasya terkekeh kecil. "Iya, udah was-was sebelum daftar juga. Semoga aja lah ya ... dari kecil aku mengharapkan banget bisa sekolah di sana setiap kali aku ngeliat bangunan SMKN 1 itu."

"Lo mau ke SMKN 1, Qiel?" Bagas tiba-tiba saja menyahut membuat Tasya langsung menatapnya dengan kening yang berkerut.

Setelahnya mata sipit gadis itu membulat. "Lo juga?"

Bagas mengangguk sembari tersenyum tipis.

Gadis itu terkejut. Bukan terkejut karena ada yang mau masuk ke sekolah yang sama dengannya --- karena bukan hanya satu dua orang di kelasnya bahkan di sekolahnya yang daftar ke sana --- hanya saja, mengetahui Bagas yang mau mendaftar ke sana juga. Itu yang membuatnya terkejut.

"Ikut tahap 1? Atau tahap 2?" tanya gadis yang masih terkejut itu.

"Dua-duanya kayaknya, rumah gue jauh, gak yakin tahap 1 bakal keterima." Bagas mengedikkan bahunya.

Tasya pun berdiri dari duduknya untuk menghampiri lelaki itu dan berganti duduk di sebelahnya. "Gue juga."

Bagas menatapnya bingung. "Bukannya rumah lo deket, ya?"

[✔️] OSIS Bobrok : Disappearing Togetherness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang