Happy reading dan tandai typo kalau ada
=====
"Hahaha," Leya tiba-tiba tertawa sendiri.
"Leya, lo kenapa ketawa sendiri?" Tanya Mara saat melihat teman magangnya yang tiba-tiba tertawa sendiri, padahal tidak ada yang lucu dan mereka sedang mengerjakan laporan keuangan bulan kemarin.
"Leya, lo gak jadi gila 'kan?" Mara merasa ada yang aneh dengan temannya, karena Leya tiba-tiba tertawa dan langsung terdiam sambil melamun.
"Gue hampir gila, Mar," jawab Leya dengan menatap temannya.
"Lo ada masalah besar ya? Lo bisa cerita sama gue, setidaknya gue bisa kasih lo saran. Jangan pernah ngerasa sendiri, masih ada gue yang siap dengerin segala cerita lo!" Mara memegang bahu Leya, ia menatap temannya dengan sendu. Karena Mara merasa masalah Leya sangat besar, dari tatapan gadis itu sudah terlihat jelas.
"Gue gak bisa lihat angka-angka ini, Mar. Mata gue rasanya mau buta, lagian ini angka apa riwayat hidup sih? Gue rasanya mau gila disuruh ngitung ratusan halaman angka-angka ini!"
Mara menganga, ia kira Leya memiliki beban hidup yang sangat berat sampai terbengong seperti itu. Ternyata Leya hanya frustrasi dengan deretan angka yang dibilang sangat tidak manusiawi, Mara sendiri tidak tahu kenapa Jeff memberikan tugas ini kepada Leya, padahal masih ada banyak senior yang lebih berpengalaman dalam masalah ini.
"Kalo itu gue gak bisa bantu lo. Soalnya gue juga gak tau cara nyelesainnya, coba minta keringanan sama tuan Jeff. Semoga aja tugas lo dikasih ke yang lain," saran Mara yang memang memiliki otak yang sedang-sedang saja, ini saja dirinya mendapatkan keajaiban bisa magang diperusahaan besar.
Semua orang diperusahaan memanggil Jeff dengan sebutan tuan, karena sang CEO tidak mau dipanggil Pak. Jeff yang mendeklarasikan hal tersebut, katanya ia tidak setua itu dan bukan seorang Bapak-Bapak. Jadi mulai hari kedua ini, semuanya harus memanggilnya dengan sebutan TUAN atau mereka akan dipecat. Leya merasa makin ke sini, kelakuan Jeff makin kesana. Kesannya kayak semua yang berkerja di naungan cowok itu, disamakan seperti babu. Sebab nama panggilan tersebut.
"Kayaknya gak bakalan bisa deh, dia nyeremin," tolak Leya, karena gadis itu ingat bagaimana sikap menyebalkan Jeff yang selalu mengancamnya. Yang ada nanti Leya kena semprot dan mendengar segala ancaman dari orang gila itu.
"Katanya kakak ganteng yang di ruangan sebelah itu pinter banget, lo bisa minta bantuan ke dia aja. Lumayan sambil cari gebetan," saran Mara yang teringat akan sosok karyawan baru yang katanya sangat hebat dan lulusan terbaik di universitas ternama.
"Siapa namanya?" Tanya Leya yang sudah tidak tahu lagi bagaimana cara untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang sejak tadi hanya ia lihat. Karena Leya tidak tahu sama sekali cara untuk mengerjakannya.
*****
Leya memasuki ruangan sebelah, tempat dimana orang yang dibicarakan Mara tadi. Ternyata ruangannya sangat sepi, hanya satu cowok yang sedang berkutat dengan komputer didepannya. Leya mendekatinya untuk bertanya, gadis itu merasa tak asing dengan wajah orang itu.
"Cari siapa?" Leya terperanjat kaget, ternyata orang itu menyadari kehadirannya. Padahal cowok itu terlihat sedang sibuk dengan pekerjaannya.
"Kakak kenal sama yang namanya Athar Graziano Alexander?" Tanya Leya kepada orang itu.
Ia menatap Leya, membuat gadis itu mengernyit bingung. Wajahnya benar-benar tak asing, seketika ingatannya kembali saat kemarin dirinya bertransmigrasi. Ternyata orang yang ia tanyai adalah orang yang berdiri disampingnya kemarin, cowok ganteng tapi ekspresinya datar.
![](https://img.wattpad.com/cover/338929764-288-k791971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff || The Devil Second Lead (End)
FantasyWarn: mental disorders, obsession, possessive, etc. Calleya Anasha Floryn, seorang gadis yang baru memasuki usia 17 tahun. Leya tidak suka belajar, gadis itu lebih menyukai novel sampai rela begadang di setiap malamnya untuk menamatkan satu atau dua...